Saya sudah berusaha untuk menjelaskan dan lebih mengenalkan orang tua ke kekasih tetapi orang tua saya tetap pada pendiriannya. Setiap kali saya ajak kekasih ke rumah, orang tua buru-buru masuk kamar dan tidak membuka pintu jika saya ketuk.
Lalu keluarga besar pun sama sekali tidak mendukung. Akhirnya saya kesal dan saya jadi menutup diri. Sepulang kerja, saya langsung masuk kamar dan tidak lagi bergabung dengan keluarga. Saya pun hanya berbicara sekadarnya dengan orang tua dan keluarga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jawaban
Hai Ricka,
Berhubung tidak ada pertanyaan yang Anda ajukan, saya anggap Anda saat ini hanya membutuhkan tempat untuk menuangkan perasaan Anda. Kalau begitu, saya juga hanya akan bercerita mengenai pengalaman saya dalam menangani kasus seperti ini ya.
Memang sampai saat ini masih saja ada keluarga yang memiliki kehawatiran ketika anaknya dekat dengan janda atau duda. Seringkali kekhawatiran tersebut membuat Anak merasa orang tua 'menutup jalan'-nya untuk berbahagia, sehingga muncul lah perasaan-perasaan tidak dimengerti, diperlakukan tidak adil, tidak diberi kesempatan. Biasanya ini ditandai dengan seringnya perasaan kecewa, kemarahan, dan tidak berdaya. Perilaku Anda yang akhirnya lebih suka menutup diri bisa saja terjadi karena alasan-alasan tersebut.
Lalu, apakah boleh marah dan kecewa? Pertanyaan ini sering sekali diajukan. Saya termasuk orang yang percaya tidak ada emosi yang boleh dirasakan dan tidak boleh dirasakan. Semua emosi penting dan memiliki manfaat sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang dan bersifat netral. Kemarahan biasanya diperlukan agar seseorang mampu mengubah atau menghindari keadaan yang membuat kita tidak merasa nyaman. Orang yang matang secara emosional akan memahami bahwa kemarahan merupakan hal yang wajar, meskipun bukanlah solusi yang efektif. Itu sebabnya perlu mengenali dulu emosi yang ada, untuk kemudian dikelola. Kemudian tanyakan pada diri sendiri bagaimana energi dari emosi yang ada dapat menjadi solusi yang efektif untuk masalah kita?
Di sisi lain, saya mencoba untuk memahami posisi orang tua. Meskipun saat ini yang Anda berpikir penolakan orangtua terjadi karena mendengar berita negatif tentang pasangan Anda, biasanya ada banyak sekali alasan-alasan lain yang lebih mendasar dan tidak terungkapkan. Pada banyak kasus, seringkali kekhawatiran orang tua adalah perkawinan anaknya berakhir seperti pernikahan Duda tersebut sebelumnya. Misalnya, mengalami usia perkawinan yang singkat dan berakhir dengan perceraian.
Selain itu, keberadaan anak juga biasanya menjadi salah satu sumber kekhawatiran orangtua. Kalau Anda saat ini sudah menjalin hubungan selama 4 (empat) tahun, berarti Anda masih berusia 18 tahun saat memulai hubungan tersebut. Orang tua tentu memahami bagaimana mengasuh anak-anak bukanlah hal yang mudah. Apakah anak saya sudah mampu mengurus anak, mengurus diri sendiri saja belum bisa? Bagaimana jika anak saya nanti tidak bahagia? Bagaimana jika nanti anak-anak tidak menyukai anak saya? , dsb. Tentu saja banyak alternatif alasan lain yang bisa Anda cari tahu juga melalui saudara-saudara Anda.
Tidak adil tentunya meminta Anda untuk memahami perasaan ini. Saat ini mungkin yang terpikir adalah jika orangtua menginginkan Anda berbahagia, kenapa justru perilakunya membuat Anda menjadi tidak bahagia. Suatu hari nanti Anda akan memahaminya sendiri setelah menjalani peran sebagai orang tua bahwa semakin banyak kekhawatiran orang tua, biasanya semakin besar pula kasih sayang mereka kepada anaknya, meskipun caranya belum tentu sesuai dengan cara kita ingin dicintai.
Kekecewaan, kemarahan dalam diri biasanya menutupi untuk merasakan kasih sayang ini. Yang perlu diketahui adalah orang yang bersedia menerima duda dengan anak biasanya karena ia adalah seseorang yang memiliki kasih sayang yang besar dalam dirinya. Dan anak yang memiliki kasih sayang begitu besar, biasanya juga karena ia terbiasa mendapatkan kasih sayang yang juga besar dari sekeliling mereka, entah disadari atau tidak. Jadi, tetap beri orangtua kesempatan untuk berproses juga.
Ketika menikah dengan duda, orangtua memang biasanya membutuhkan keyakinan bahwa duda tersebut memang sungguh-sungguh orang yang baik dan pantas bagi anaknya. Dalam situasi ini, perilaku yang menutup diri malah bisa dianggap sebagai 'pengaruh buruk' dari pasangan, meskipun faktanya bisa saja berbeda. Tetap jalin komunikasi dengan orang tua. Tidak harus membicarakan hubungan kok, bisa juga hanya sekedar membahas keseharian atau apapun yang menarik untuk didiskusikan bersama. Barangkali dari situ anak dan orangtua jadi bisa sama-sama belajar memahami.
Namun, di luar bagaimana meyakinkan orangtua, orang yang ingin menikah tentu saja perlu yakin terhadap diri sendiri. Memiliki pasangan duda bisa menjadi kelebihan ketika bisa mengetahui bagaimana kehidupan mereka ketika menikah, pola mereka dalam berkomunikasi, menyelesaikan permasalahan, bagaimana mereka belajar dari kegagalan. Hanya saja memang hubungannya akan lebih kompleks dan membutuhkan persiapan yang lebih matang, terutama mengenal si duda sebagai calon suami.
Mengevaluasi hubungan secara berkala juga tidak kalah pentingnya, terutama pada hubungan yang ditentang oleh orang sekitar. Tidak jarang hubungan seperti ini terlihat 'kuat', padahal sebenarnya karena merasa memiliki 'musuh bersama' jadi yang terlihat hanya saling menguatkan, bukan hubungannya yang kuat. Evaluasi hubungan dari bagaimana kalian saling mendukung dan menguatkan, apakah hubungan ini bisa saling mendewasakan, bagaimana menghadapi perbedaan, bagaimana menghadapi konflik, bagaimana bisa saling menghormati dan mengapresiasi, dsb
Kenali juga pasangan sebagai calon suami. Tidak hanya kebiasaan, rencana karir, bagaimana keluarganya tetapi juga pengalamannya dalam pernikahan sebelumnya. Misalnya, jika ia duda karena bercerai, cari tahu apa yang membuat ia bercerai, bagaimana ia menanggapi masalah yang membuat ia bercerai, pelajaran apa yang ia dapatkan agar masalah yang sama tidak terulang. Kenali juga bagaimana hubungan dengan mantan istri atau mertua, karena dalam kasus duda cerai, jika masih ada permasalahan antara mantan istri suka tidak suka bisa membawa masalah ke dalam hubungan baru yang sedang dijalani.
Jika ia duda karena istrinya meninggal, cermati juga apakah ia sudah bisa move on dari istrinya. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana ia bercerita tentang masa lalu-nya. Apakah ia masih menampilkan kesedihan, kemarahan atau emosi-emosi yang cukup intense? Atau ia sudah bisa bercerita dengan emosi yang dianggap wajar ketika sedang mengenang seseorang. Kenali juga bagaimana respon diri sendiri ketika pasangan bercerita tentang istrinya yang sudah tiada, bagaimanapun istrinya adalah orang yang pernah sangat berarti dalam hidupnya.
Selain pasangan, kenali juga anak-anaknya. Entah anak ini akan tinggal bersama anda atau neneknya, tetap saja mereka adalah anak-anak dari pasangan Anda yang berarti juga Anda akan terlibat dalam kehidupan mereka. Setiap usia memiliki tantangannya sendiri. Bukan hanya masalah Anda diterima atau tidak diterima oleh anak-anaknya tetapi apakah Anda sudah siap, di usia Anda, menjadi ibu dari 3 orang anak? Apakah sudah siap untuk memperlakukan dan mencintai mereka seperti anak kandung sendiri?
Jika sudah yakin terhadap diri sendiri dan pasangan; sudah mengenal meyakini dan bersedia menjalani konsekuensinya menikah dengan duda, Anda bisa minta bantuan dari orang yang dihormati oleh orangtua yang bisa menjembatani. Kalaupun nanti orangtua tetap menolak, bukan berarti mereka akan terus menolak. Menerima perubahan juga membutuhkan proses dan waktu. Jika sudah mulai putus asa, ingatlah bahwa ketika Anda menikah nanti, Anda tidak hanya menjadi istri, tetapi juga seorang Ibu. Dan untuk menjalani keduanya membutuhkan banyak kelapangan dan kebesaran hati. Jadikan proses ini sebagai proses pembelajaran yang dapat mendewasakan sebagai bekal untuk menjalani pilihan Anda nantinya.
Selamat berjuang.
Wulan Ayu Ramadhani, M. Psi
Psikolog Perkawinan dan Keluarga di Klinik Rumah Hati
Jl. Muhasyim VII no. 41, Cilandak, Jakarta Selatan
Twitter: @wulanayur dan @twitpranikah
http://pranikah.org/ (hrn/up)











































