Abses

Abses

Charina Elliani - detikHealth
Woman showing inflamed gums on white background, closeup view
Ilustrasi abses (Foto: Getty Images/iStockphoto/Liudmila Chernetska)
Jakarta -

Pengertian Abses

Abses adalah kondisi penumpukan nanah yang dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, seperti di kulit, mulut, atau di sekitar organ dalam. Abses pada kulit bisa terlihat seperti benjolan lunak yang umumnya dikelilingi warga merah muda hingga merah gelap.

Gejala Abses

Abses yang tumbuh di bawah kulit akan mudah untuk dikenali. Biasanya terlihat menonjol dan membengkak. Kulit sekitar bagian tengah abses juga biasanya lebih tipis, sehingga bisa terlihat berubah warna menjadi kekuningan atau putih karena adanya nanah di dalamnya. Abses juga biasanya terasa hangat atau lunak ketika di sentuh.

Gejala yang umum dirasakan oleh pengidapnya adalah rasa sakit, demam, dan meriang. Selain itu, gejala yang ditimbulkan ada bergantung pada area tempat abses ini tumbuh.

Misalnya, abses pada area gigi akan menimbulkan sakit gigi, pembengkakan pada gusi, sulit untuk menelan dan membuka mulut, hingga gigi menjadi lebih sensitif.

Pada kasus abses yang dalam atau berada di organ dalam, biasanya gejalanya tak semudah itu untuk dikenali karean terkesan umum. Beberapa contohnya:

  • Rasa lelah
  • Rasa sakit
  • Demam dan meriang
  • Berkeringat yang berlebihan
  • Kehilangan napsu makan
  • Penurunan berat badan

Penyebab Abses

Abses disebabkan oleh infeksi bakteri. Biasanya, bakteri yang menyebabkan kondisi ini adalah Staphylococcus.

Ketika bakteri memasuki tubuh, tubuh akan merespons dengan mengirimkan sel darah putih untuk melawan infeksi. Proses ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan jaringan sel di sekitarnya akan mati. Ketika hal ini terjadi, akan terbentuk sebuah kantong yang berisikan nanah atau abses.

Dalam sejumlah kasus langka, abses juga bisa disebabkan oleh infeksi virus, parasit, dan jamur.

Faktor Risiko Abses

Beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko terkena abses adalah:

  • Orang dengan sistem imun yang lemah
  • Memiliki riwayat penyakit, seperti diabetes, kanker, Adolescent idiopathic scoliosis (AIS), anemia sel sabit, Crohn's disease, penyalahgunaan atau ketergantungan alkohol, kolitis ulseratif
  • Mengalami luka bakar atau cedera yang berat pada bagian tubuh tertentu
  • Obesitas
  • Menjalani terapi steroid ataupun kemoterapi
  • Berada di lingkungan kotor
  • Paparan atau kontak dengan orang yang memiliki infeksi kulit tertentu
  • Orang dengan tingkat kebersihan rendah
  • Sirlukasi buruk

Komplikasi Abses

Beberapa komplikasi yang bisa terjadi, antara lain:

  • Penyebaran infeksi di bagian lain pada area yang sama
  • Penyebaran infeksi ke darah dan seluruh tubuh
  • Jaringan tubuh mati atau gangrene

Diagnosis Abses

Dokter akan melakukan pemeriksaan secara fisik untuk melihat adanya kantong nanah atau abses. Selain itu, dokter akan mengambil sampel nanah untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan mengidentifikasi jenis bakteri yang menyebabkan abses.

Abses yang dalam atau berada di organ dalam lebih sulit untuk didiagnosis karena tak terlihat. Dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengidentifikasinya, seperti dengan:

  • Ultrasound
  • CT scan
  • Ronsen
  • MRI

Pengobatan Abses

Abses berukuran kecil dan dekat dengan permukaan kulit biasanya bisa sembuh dengan sendirinya hanya dengan bantuan kompres air hangat di daerah tersebut. Sangat tidak disarankan untuk mencoba memecahkan atau mengeluarkan nanah sendiri di rumah tanpa awasan atau anjuran dari dokter.

Mencoba mengeluarkan nanah sendiri bisa berisiko menyebarkan bakteri yang terdapat pada abses tersebut ke area kulit lainnya.

Dokter juga umumnya akan meresepkan antibiotik untuk membantu membunuh bakteri dalam tubuh yang menyebabkan abses. Selain itu, pada kasus abses yang lebih besar, berada dalam organ dalam, atau terletak di lapisan kulit yang dalam, bisa dibutuhkan prosedur operasi untuk mengeluarkan nanah dari lapisan kulit atau organ.

Kapan Harus ke Dokter?

Bila mengalami gejala abses dan tidak kunjung membaik, segera konsultasikan pada dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Beberapa tanda-tanda yang bisa diamati:

  • Demam
  • Kemerahan
  • Pembengkakan
  • Rasa sakit yang terus meningkat


Simak Video "Video: Ini Zona Heart Rate yang Pas untuk Lari Maraton "
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)