Apa Itu Autisme?
Dikutip dari Cleveland Clinic, autism spectrum disorder atau autis adalah gangguan perkembangan saraf dan kelainan pada fungsi otak sehingga mempengaruhi perilaku dan cara berpikir dari pengidapnya.
Biasanya, seorang anak yang mengidap autisme mempunyai perbedaan dengan anak lainnya seperti perilaku, belajar, dan berinteraksi secara verbal maupun non verbal. Autisme akan terdeteksi saat masih kanak-kanak dan berlangsung selama seumur hidupnya.
Ketika anak memiliki gangguan saraf atau kelainan otak, biasanya mereka akan kesulitan dalam melakukan beberapa hal, seperti:
- Kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain
- Kesulitan untuk memahami komunikasi non verbal, seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata
- Perkembangan bahasa yang tertunda
- Kesulitan dalam membentuk dan memahami hubungan
- Memberikan perilaku motorik yang berulang, seperti mengayunkan tubuh, berbicara berulang, dan mengepakkan lengan
- Mempunyai minat yang tinggi
- Tidak menyukai suara yang keras
Sebenarnya, anak yang memiliki kondisi ini tetap memiliki kualitas hidup selayaknya anak normal lainnya. Kondisi ini tetap memungkinkan mereka untuk memiliki pekerjaan, seorang teman, dan bersosialisasi di lingkungannya meskipun mereka membutuhkan bantuan yang ekstra dari keluarga.
Terdapat beberapa jenis autisme:
1. Sindrom asperger
Sindrom ini tergolong dalam gangguan perkembangan mental dan saraf. Seseorang yang mengidap sindrom ini biasanya sangat cerdas dan mampu dalam menangani kehidupannya. Selain itu, pengidap juga sangat fokus terhadap topik yang menarik minatnya. Namun, seseorang membutuhkan waktu yang cukup sulit dalam bersosialisasi.
2. Gangguan autistik
Gangguan ini memiliki masalah kompleks pada sarafnya, memiliki gejala yang sama pada jenis autis lainnya namun pada tingkat yang lebih intens.
3. Gangguan perkembangan pervasif (PDD-NOS)
Gangguan dengan kondisi keterampilan dan perilaku tidak sesuai atau hilang pada masa anak-anak. Sebagian besar anak yang mengalami PDD-NOS lebih parah daripada sindrom asperger, tetapi tidak separah gangguan autis.
4. Sindrom heller
Sindrom ini merupakan yang paling langka dan paling parah terjadi pada anak-anak. Biasanya, anak berkembang secara normal tetapi kehilangan banyak keterampilan bahasa, mental, dan sosial dalam waktu yang cukup cepat. Seringkali, anak mengalami gangguan kejang.
Gejala Autisme
Tiap anak memiliki gejala autisme yang berbeda. Gejala ini biasanya ringan dan sangat parah, sehingga setiap orang tua perlu mengetahui gejala autisme untuk mengetahui indikator apakah anak mereka menunjukkan gejala tersebut. Berikut beberapa gejala umum:
- Anak kesulitan untuk merespons percakapan
- Bayi tidak menunjukkan ekspresi hangat dan gembira pada usia 6 bulan
- Bayi tidak mengeluarkan tidak tersenyum dan suara pada usia 9 bulan
- Bayi tidak memberikan suara mengoceh pada usia 12 bulan
- Bayi tidak memberikan gerakan melambai atau menggapai pada usia 12 bulan
- Balita tidak mengucapkan kalimat apapun pada usia 16 bulan
- Balita tidak menirukan atau mengulang suara orang tuanya pada usia 24 bulan
- Kehilangan kemampuan berbicara dan bersosialisasi
- Anak selalu menyusun mainan dengan cara yang sama setiap saat
- Anak merasa kesal dan cemas ketika menghadapi situasi yang asing
- Anak merasa tidak nyaman bahkan stres karena beberapa hal
- Anak merasa sulit memahami pemikiran dan perasaan orang lain
Penyebab Autisme
Sampai saat ini tidak ada penyebab yang pasti terkait kondisi ini. Namun, penelitian mendukung bahwa terdapat faktor genetik dan lingkungan yang menjadi penyebab autisme. Selain itu, kelainan gen dapat mempengaruhi seseorang terhadap autisme dan bisa menurun dalam keluarga.
Faktor Risiko Autisme
Terdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan lahirnya anak dengan gangguan saraf, seperti:
- Orang tua hamil saat usia 35 tahun atau lebih
- Orang tua saat hamil menggunakan asam valproat atau thalidomide
- Kelahiran anak yang prematur
- Adanya komplikasi saat melahirkan
- Berat badan anak yang rendah
- Mempunyai saudara autis
- Memiliki genetik tertentu
Komplikasi Autisme
Terdapat berbagai macam kondisi fisik dan mental yang menyertai autisme. Biasanya, kondisi ini yang dapat terjadi:
- Permasalahan pada makan
- Kualitas tidur yang buruk
- Adanya masalah pada gastrointestinal
- Epilepsi
- Kecemasan dan depresi
- Kondisi mental, seperti gangguan obsesif-kompulsif (OCD), skizofrenia, dan gangguan bipolar
Diagnosis Autisme
Dalam mendiagnosis kondisi ini sulit karena tidak ada tes autisme seperti tes laboratorium. Namun, tenaga kesehatan dapat melakukan pemeriksaan dan evaluasi dalam permasalahan ini. Terdapat langkah-langkah dalam prosesnya, seperti:
1. Pengawasan perkembangan
Biasanya dalam menjalankan proses ini, penyedia layanan kesehatan akan melihat riwayat perilaku dan perkembangan anak. Kemudian, orang tua akan mengamati anaknya untuk dilaporkan kepada penyedia layanan saat janji temu. Dalam proses ini, dilakukan secara aktif dan berkelanjutan sehingga dapat mendiskusikan kemampuan dan keterampilan anak.
2. Skrining perkembangan
Proses ini merupakan langkah yang lebih formal dalam melihat perkembangan anak. Biasanya, penyedia layanan kesehatan akan menggunakan kuesioner dan daftar periksa untuk membandingkan anak dengan anak lainnya. Tes ini tidak memberikan diagnosis, tetapi dapat menunjukkan perkembangan yang khas atau memerlukan evaluasi.
3. Evaluasi formal
Dalam tahap ini, tenaga medis akan melihat perkembangan anak secara mendalam dengan psikolog anak. Selanjutnya, psikolog akan memberikan tes spektrum autisme terstruktur dan hasil evaluasi formal akan menunjukkan tantangan anak sehingga dapat menentukan diagnosis formal.
Pengobatan Autisme
Tidak ada pengobatan yang standar untuk anak yang mengidap autis. Namun, terdapat banyak cara yang dapat meminimalkan gejala dengan terapi dan intervensi yang tepat. Sebenarnya, terapi sangat efektif tetapi bagi setiap orang hal ini tentu berbeda. Terdapat beberapa terapi yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam membantu anaknya, seperti:
- Terapi perilaku kognitif
- Terapi manajemen perilaku
- Terapi nutrisi
- Terapi fisik
- Terapi wicara-bahasa
- Pendidikan dan terapi seperti sekolah
- Intervensi awal
Kapan Harus ke Dokter?
Jika anak mengalami gejala autism spectrum disorder, ada baiknya untuk segera pergi ke dokter agar mendapatkan penangan lebih awal sehingga gejala-gejala yang ditunjukkan tidak semakin parah.
Simak Video "Video: Dear Parents! Kenali Ciri-ciri Anak yang Mengidap Autisme "
(suc/suc)