Pengertian Binge Eating Disorder
Binge eating disorder (BED) adalah jenis gangguan makan. Pengidap BED makan banyak makanan dalam waktu singkat, bahkan jika tidak lapar. Stres emosional sering berperan dan memicu periode makan berlebihan. Seseorang mungkin merasakan kelegaan atau rasa 'lepas' selama pesta makan tersebut, tetapi merasa malu atau kehilangan kendali sesudahnya.
BED memengaruhi hampir 2 persen orang di seluruh dunia dan dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya, seperti kadar kolesterol tinggi dan diabetes.
Gangguan makan ini berhubungan juga dengan gangguan kejiwaan. Orang biasanya mengalami BED sebagai cara untuk menghadapi masalah yang lebih dalam atau kondisi psikologis lainnya, misalnya kecemasan atau depresi.
Gejala Binge Eating Disorder
Tanda-tanda perilaku dan emosional serta gejala gangguan BED meliputi:
- Makan makanan dalam jumlah yang tidak biasa dalam waktu tertentu, seperti selama 2 jam
- Merasa bahwa perilaku makan di luar kendali
- Makan bahkan saat merasa kenyang atau tidak lapar
- Makan dengan cepat selama periode pesta makan
- Makan sampai merasa kekenyangan
- Sering makan sendiri atau sembunyi-sembunyi
- Merasa tertekan, jijik, malu, bersalah, atau kesal karena makan
- Sering diet, mungkin tanpa penurunan berat badan
Penyebab Binge Eating Disorder
Banyak faktor yang memengaruhi perilaku makan, termasuk psikologi, biologi, dan kebiasaan yang dipelajari. Apa yang memicu seseorang makan berlebihan mungkin berbeda dengan apa yang memicu orang lain.
Makan dapat melepaskan hormon kesenangan di otak (serotonin dan dopamin) yang mendorong kecanduan. Makan juga bisa menjadi cara untuk melarikan diri, menghilangkan perasaan tidak nyaman, atau mengimbangi kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Faktor Risiko Binge Eating Disorder
Gangguan BED lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Meskipun orang-orang dari segala usia dapat mengalaminya, gangguan ini sering dimulai pada akhir usia belasan atau awal 20-an.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang Binge Eating Disorder meliputi:
1. Riwayat kesehatan keluarga
Seseorang lebih mungkin mengalami BED jika orang tua atau saudara kandung memiliki (atau pernah) mengalami gangguan makan. Ini menunjukkan bahwa gen yang diwariskan meningkatkan risiko mengembangkan gangguan makan.
2. Diet
Banyak pengidap BED memiliki riwayat diet. Diet atau membatasi kalori di siang hari dapat memicu keinginan untuk makan berlebihan, terutama jika memiliki gejala depresi.
3. Masalah psikologis
Banyak orang yang memiliki gangguan makan merasa negatif tentang diri sendiri, keterampilan, dan prestasi. Pemicunya bisa karena stres, citra diri tubuh yang buruk, dan ketersediaan makanan yang disukai.
Komplikasi Binge Eating Disorder
Meskipun tidak semua pengidap BED mengalami obesitas, kombinasinya dengan gangguan mental bisa berbahaya. Siklus pesta makan dan penambahan berat badan dapat memperparah tekanan mental dan fisik.
Komplikasi penyakit mental yang tidak diobati dapat meliputi:
- Perilaku antisosial yang semakin meningkat, seperti kerahasiaan, penghindaran dan kebohongan
- Perilaku yang semakin tidak menentu, seperti mencuri dan menimbun makanan
- Meningkatkan depresi, kecemasan, dan dysmorphia tubuh
- Meningkatnya tekanan, kebencian pada diri sendiri, dan risiko melukai diri sendiri
Komplikasi akibat obesitas meliputi:
- Diabetes tipe 2
- Penyakit kardiovaskular
- Batu empedu
- Penyakit hati berlemak
- Penyakit ginjal
Osteoartritis
Diagnosis Binge Eating Disorder
Tenaga medis mendiagnosis gangguan makan dengan mengajukan pertanyaan mendetail tentang perilaku, pikiran, dan perasaan. Pasien mungkin enggan untuk terbuka tentang perincian ini, tetapi kejujuran penting untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Pengobatan Binge Eating Disorder
Psikoterapi adalah bagian terpenting dari perawatan. Pasien dapat memilih dari beberapa metodologi atau pendekatan yang berbeda. Obat-obatan atau diet dapat memainkan peran pendukung dalam perawatan. Obat-obatan dan diet tidak mengatasi gangguan pesta makan secara langsung, tetapi membantu mengelola beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan.
1. Terapi
Ada banyak jenis psikoterapi. Metode yang paling banyak dipelajari dan terbukti adalah:
- Terapi perilaku kognitif (CBT) untuk memeriksa perilaku, pikiran, dan perasaan
- Terapi interpersonal (IPT). Ini adalah jenis terapi individu jangka pendek dan terfokus yang membahas konflik saat ini dan faktor stres yang memengaruhi hidup.
Terapi lain termasuk:
- Terapi perilaku dialektis
- Terapi psikodinamik
- Psikoterapi individu
- Kelompok terapi
2. Obat-obatan
Lisdexamfetamine, obat ADHD menjadi obat pertama yang disetujui Food and Drug Administration (FDA) AS untuk mengobati BED. Penelitian menunjukkan obat itu membantu menekan BED dan mencegah pasien kambuh lebih lama.
Pasien mungkin juga memerlukan obat untuk mengobati kondisi lain yang terkait dengan gangguan makan, seperti antidepresan atau obat kecemasan. Mengobati kondisi kesehatan mental yang mendasarinya dapat membantu mengurangi gangguan makan
3. Diet dan nutrisi
Meskipun makan dalam jumlah besar, pengidap BED juga dapat mengalami malnutrisi. Mereka mungkin kekurangan mikronutrien (vitamin dan mineral) bahkan jika kelebihan makronutrien (gula dan lemak). Kekurangan nutrisi dapat memotivasi pesta makan dengan menghasilkan rasa mengidam.
Beberapa orang menemukan bahwa rencana makan yang terstruktur dan bernutrisi seimbang dapat mengurangi stres pengambilan keputusan terkait dengan makan. Itu dapat memuaskan kebutuhan fisik sambil menyisakan lebih sedikit ruang untuk bertindak impulsif atau emosional.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda atau kerabat mengalami gangguan makan, sebaiknya temui dokter. Orang yang memiliki gangguan makan sering tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang salah sehingga orang lain dapat memainkan peran penting untuk memperhatikan masalah tersebut.
Simak Video "Video: Buah Manis Perjuangan Ortu Atasi Gangguan Makan Anak"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)