Cystitis

Cystitis

Jieffa Nurhaliza - detikHealth
Closeup sick woman with hands holding pressing her crotch isolated on background
ilustrasi Cystitis (Foto: Getty Images/iStockphoto/champja )
Jakarta -

Pengertian Cystitis

Cystitis adalah peradangan pada kandung kemih yang membuat pengidapnya merasakan nyeri ketika buang air kecil. Kondisi ini lebih sering menyerang wanita karena sistem genital wanita bersifat terbuka dan memiliki uretra yang lebih pendek sehingga membuatnya lebih mudah terkontaminasi bakteri.

Terdapat beberapa jenis cystitis berdasarkan penyebabnya, yakni:

  • Cystitis bakteri yang terjadi ketika bakteri masuk ke kandung kemih melalui uretra dan mengiritasi dinding kandung kemih
  • Cystitis yang diinduksi obat terjadi ketika kandungan obat mengiritasi kandung kemih, salah satunya adalah obat kemoterapi
  • Cystitis radiasi terjadi ketika mengecilkan tumor dan membunuh sel kanker. Biasanya cystitis radiasi terjadi setelah terapi radiasi yang mempengaruhi daerah panggul
  • Cystitis benda asing terjadi ketika seseorang menerima perawatan menggunakan kateter dan stent. Bakteri memasuki uretra melalui pencabutan kateter atau stent

Gejala Cystitis

Setiap orang dewasa memiliki gejala cystitis yang berbeda-beda. Berikut gejala umum yang ditimbulkan dari penyakit cystitis, yakni:

  • Frekuensi buang air kecil meningkat
  • Urine berwarna keruh
  • Urine mengeluarkan bau yang tajam
  • Urine berdarah
  • Nyeri saat berhubungan seksual
  • Rasa sakit saat buang air kecil
  • Nyeri otot
  • Kram di perut bagian bawah
  • Mual

Selain itu, terdapat gejala cystitis pada anak, antara lain:

  • Demam tinggi
  • Tubuh terasa lemas
  • Selera makan berkurang
  • Muntah
  • Sering buang air kecil
  • Sakit perut
  • Lebih rewel
  • Lemas

Penyebab Cystitis

Penyakit cystitis atau infeksi kandung kemih disebabkan oleh bakteri E coli. Sebenarnya, bakteri ini aman dan tidak berbahaya jika berada di usus. Namun, jika berada di kandung kemih bisa menyebabkan peradangan.

Selain itu, terdapat penyebab cystitis selain infeksi yaitu adanya iritasi di kandung kemih. Hal ini dipicu oleh penggunaan kateter urine dalam jangka panjang, efek samping radioterapi, dan aktivitas seksual.

Faktor Risiko Cystitis

Radang kandung kemih paling sering dialami oleh wanita. Namun, terdapat kemungkinan pula pria terkena risiko cystitis.

Berikut faktor yang bisa meningkatkan terjadinya cystitis pada wanita, yakni:

  • Aktif secara seksual
  • Sedang hamil
  • Menggunakan alat kontrasepsi diafragma atau spermisida
  • Menopause
  • Membersihkan vagina menggunakan sabun berparfum

Berikut beberapa faktor lainnya yang bisa meningkatkan risiko terjadinya cystitis, antara lain:

  • Memiliki daya tahan tubuh yang lemah akibat infeksi HIV
  • Menggunakan kateter urine dalam jangka panjang
  • Mengalami inkontinensia urine akibat cedera saraf tulang belakang
  • Memiliki kebiasaan membersihkan area intim dari anus ke arah kelamin
  • Mengidap penyakit diabetes
  • Menggunakan sabun yang dapat mengiritasi organ kelamin
  • Sedang menjalani radioterapi atau kemoterapi
  • Mengidap penyakit yang menghambat aliran urine seperti batu ginjal, infeksi saluran kemih, pembesaran prostat, dan batu kandung kemih

Komplikasi Cystitis

Jika cystitis segera diobati tidak menimbulkan komplikasi. Namun, jika tidak diobati dengan cepat dan tepat bisa menimbulkan komplikasi yang lebih serius. Berikut beberapa komplikasi yang terjadi, yakni:

1. Infeksi ginjal

Infeksi kandung kemih yang tidak diobati dapat menyebabkan infeksi ginjal. Kondisi ini disebut dengan pielonefritis. Infeksi ginjal dapat merusak ginjal secara permanen.

2. Hematuria

Hematuria merupakan kondisi ketika adanya darah dalam urine. Penyakit ini akan hilang setelah melakukan perawatan. Namun, jika darah masih terlihat di urine setelah melakukan pengobatan, maka segera temui dokter spesialis untuk mengetahui penyebabnya.

3. Gagal ginjal akut

Gagal ginjal akut atau acute kidney injury merupakan kondisi ketika ginjal berhenti fungsi secara tiba-tiba. Kondisi ini terjadi akibat gangguan aliran darah ke ginjal, gangguan di ginjal, atau penyumbatan di saluran urine.

4. Abses ginjal

Abses ginjal merupakan salah satu jenis penyakit ginjal berupa sekumpulan nanah yang mengkristal seperti batu kerikil di sekitar ginjal.

Diagnosis Cystitis

Dalam mendiagnosis penyakit tersebut, dokter melakukan tanya jawab mengenai gejala dan riwayat penyakit. Selain itu, dokter juga melakukan pemeriksaan fisik termasuk area pinggang, perut, dan punggung,

Dokter melakukan pemeriksaan lanjutan dengan beberapa tes, yakni:

1. Analisa urine

Tes ini berupa mengumpulkan sejumlah kecil urine ke dalam sebuah wadah. Dokter akan memeriksa urine untuk melihat adanya bakteri, darah, atau nanah. Jika ditemukan adanya bakteri, pasien menjalani tes lanjutan.

2. Kultur tes

Tes ini dilakukan untuk memeriksa jenis bakteri yang menyebabkan infeksi.

3. USG

Tes dilakukan untuk melihat bagaimana struktur kandung kemih dan melihat penyebab lainnya seperti adanya tumor di kandung kemih.

4. Sistoskopi

Tes ini dilakukan untuk melihat kondisi kandung kemih dan mendeteksi radang kandung kemih.

Pengobatan Cystitis

Pengobatan dilakukan sesuai dengan tingkat keparahan dan penyebab terjadinya cystitis tersebut. Biasanya, pada kondisi cystitis ringan dapat pulih dengan sendirinya sehingga hanya membutuhkan pengobatan mandiri.

Berikut pengobatan yang bisa dilakukan, yakni:

Terdapat beberapa pengobatan mandiri yang bisa dilakukan oleh pasien untuk meredakan gejala, yakni:

  • Jangan berhubungan seksual hingga benar-benar sembuh
  • Perbanyak minum air putih
  • Jangan menahan buang air kecil
  • Jangan menggunakan sabun yang bisa mengiritasi organ kelamin
  • Kompres perut dengan air hangat untuk meredakan rasa sakit di perut
  • Obat-obatan

Apabila kondisi tidak membaik setelah melakukan pengobatan mandiri, biasanya dokter memberikan obat-obatan untuk mengatasi infeksi tersebut dengan antibiotik seperti cefprozil, ciprofloxacin, dan fosfomycin. Dokter juga menyesuaikan jenis dan dosis berdasarkan tingkat keparahan yang dialami oleh pasien.

Namun penting untuk diingat bahwa penggunaan obat perlu dilakukan berdasarkan resep dokter, dan ikuti aturan yang telah ditetapkan oleh dokter.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera berkonsultasi dengan dokter ketika orang dewasa bahkan anak-anak jika mengalami gejala. Apalagi, jika gejala tidak kunjung membaik dan hilang selama 3 hari. Gejala ini termasuk:

  • Mual dan muntah
  • Urine berdarah
  • Nyeri pinggang
  • Demam dan menggigil

Lakukan pemeriksaan ulang ke dokter jika mengalami cystitis yang berulang. Jika sudah didiagnosis mengalami penyakit tersebut, harus melakukan pengobatan dan kontrol yang telah ditetapkan oleh dokter.



Simak Video "Video: Dokter Anjurkan Anak Laki-laki Belajar BAK dengan Cara Duduk"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)