Dehidrasi

Dehidrasi

Charina Elliani - detikHealth
Dehidrasi
Ilustrasi dehidrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Pheelings Media)
Jakarta -

Tubuh manusia memiliki kandungan air sebanyak 55-80 persen dari total berat badan. Air dalam tubuh berperan untuk membantu kerja sistem pencernaan, mengeluarkan kotoran dan racun dari dalam tubuh, menjaga suhu tubuh, serta melumasi sendi.

Saat tubuh kekurangan air, umumnya akan memicu dehidrasi. Kondisi ini sering kali dianggap sebagai haus biasa, padahal dehidrasi yang tidak ditangani dengan baik bisa berkembang menjadi kondisi serius , bahkan bisa menyebabkan kematian.

Apa Itu Penyakit Dehidrasi?

Dehidrasi adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh mengeluarkan atau kehilangan cairan lebih dari yang diterima atau dikonsumsi. Akibatnya, tubuh tidak memiliki air atau cairan yang cukup untuk bisa berfungsi dengan normal. Bila kekurangan cairan ini tak dipenuhi, tubuh akan mengalami kondisi dehidrasi.

Dehidrasi bisa terjadi pada siapa saja dari segala golongan usia. Namun, kondisi ini tergolong cukup berbahaya bila terjadi pada anak-anak atau golongan lanjut usia.

Gejala Dehidrasi

Gejala dehidrasi dapat beragam pada masing-masing orang, tergantung pada kelompok usianya.

Berikut adalah gejala yang paling umum dirasakan pada bayi dan anak-anak.

  • Mulut dan lidah yang kering
  • Tidak mengeluarkan air mata ketika menangis
  • Tidak adanya cairan pada popok selama tiga jam atau lebih
  • Mata atau pipi cekung
  • Cekungan lunak di bagian atas kepala
  • Kulit perut yang keriput apabila dicubit
  • Lesu


Sedangkan pada orang dewasa, gejala-gejala yang paling sering dirasakan adalah sebagai berikut.

  • Rasa haus yang luar biasa
  • Frekuensi buang air kecil yang menurun
  • Urine yang lebih pekat dan berwarna
  • Rasa lelah
  • Pusing
  • Mulut yang kering, bisa disertai batuk kering
  • Detak jantung yang tinggi, namun tekanan darah rendah
  • Kehilangan nafsu makan, namun ingin mengonsumsi makanan manis
  • Konstipasi

Selain gejala-gejala pada fisik, dehidrasi juga bisa menimbulkan gejala secara mental atau emosional, seperti:

  • Rasa kebingungan
  • Ingatan yang terganggu
  • Rasa cemas
  • Rasa mudah marah
  • Apabila dehidrasi berat dapat terjadi penurunan dari kesadaran

Gejala secara mental atau emosional ini akan semakin dirasakan terutama pada kelompok lansia yang memiliki riwayat penyakit demensia.

Penyebab Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika seseorang tidak mengonsumsi cukup air atau kehilangan cairan dari tubuh dalam waktu yang cepat akibat kondisi tertentu, seperti berkeringat, muntah, atau diare. Kondisi ini juga banyak menyerang mereka yang tidak mengonsumsi cukup air pada cuaca yang panas atau saat menjalankan aktivitas fisik yang berat, seperti berolahraga.

Dikutip dari Mayo Clinic, penyebab dehidrasi pada bayi dan anak-anak yang paling umum adalah diare dan muntah-muntah. Secara umum, bayi dan anak-anak yang sedang dalam kondisi sakit berisiko lebih tinggi mengalami dehidrasi karena mereka belum mampu memahami kondisi tubuhnya yang membutuhkan air dan belum mampu mengomunikasikan bahwa mereka haus.

Sedangkan orang dewasa, umumnya memang secara alami memiliki volume cairan yang lebih rendah pada tubuhnya. Artinya, kondisi kesehatan tertentu atau obat-obatan tertentu yang bersifat diuretik atau menyerap banyak air bisa meningkatkan risiko mengalami dehidrasi lantaran banyaknya cairan yang keluar dari tubuh

Faktor Risiko Dehidrasi

Selain karena tidak mengonsumsi cukup air, terdapat sejumlah kelompok yang lebih rentan mengalami dehidrasi, seperti:

  • Bayi dan anak-anak: Rentan terhadap diare dan muntah-muntah, serta tubuhnya banyak kehilangan cairan ketika mengalami demam tinggi.
  • Lanjut usia: Orang dewasa terutama lanjut usia seringkali tidak menyadari rasa haus yang dirasakan . Hal ini karena menurunnya reseptor untuk rasa haus. Terlebih jika memiliki kondisi kesehatan tertentu yang menghalangi mereka untuk mengonsumsi cukup air.
  • Orang yang sedang sakit tenggorokan: Mereka yang sedang dalam kondisi sakit tenggorokan umumnya tidak banyak minum air putih karena menghindari rasa sakit saat menelan.
  • Pengidap diabetes: Salah satu gejala yang dialami pengidap diabetes tipe 1 ataupun tipe 2 adalah frekuensi buang air kecil yang lebih sering dibandingkan kondisi normal. Selain itu, terdapat sejumlah obat-obatan yang bisa membuat mereka lebih sering buang air kecil.
  • Orang yang banyak beraktivitas di luar ruangan, terutama pada cuaca yang panas dan lembap.

Komplikasi Dehidrasi

Pada otak

Dehidrasi yang parah bisa menyebabkan pembuluh darah di otak mengalami penciutan. Hal ini bisa mempengaruhi ingatan dan koordinasi.

Pada jantung

Dehidrasi bisa menyebabkan tekanan darah yang tinggi karena organ jantung harus bekerja lebih keras ketika tidak terdapat cukup cairan pada darah.

Pada ginjal

Dehidrasi bisa turut memicu pembentukan batu ginjal dan infeksi saluran kemih yang dapat merusak ginjal bila dibiarkan tak terobati dalam jangka waktu yang panjang. Batu ginjal menjadi lebih mudah terbentuk ketika ginjal tak memiliki asupan cairan yang cukup untuk mencegah pembentukan kristal-kristal pada ginjal.

Diagnosis Dehidrasi

Ketika tubuh terasa lebih cepat haus, ini bisa menjadi tanda awal mengenali kondisi dehidrasi dalam tubuh. Selain itu, diagnosis penyakit ini juga bisa dilakukan melalui pemeriksaan lab, meliputi:

  • Tes urine untuk melihat tingkat dehidrasi yang dialami dan memeriksa apakah adanya infeksi pada ginjal
  • Tes serum osmolalitas darah, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap partikel dalam plasma darah
  • Pemeriksaan kreatinin untuk memeriksa fungsi ginjal
  • Pemeriksaan kadar ureum atau nitrogen urea darah untuk mengukur kadar ureum dalam darah yang berkaitan juga dengan fungsi ginjal

Pengobatan Dehidrasi

Pada kondisi dehidrasi yang ringan, kondisi ini bisa diatasi dengan mengonsumsi lebih banyak cairan, seperti air putih atau minuman yang mengandung elektrolit. Minuman mengandung elektrolit dibutuhkan terutama bagi yang mengalami gejala muntah, diare, atau mengeluarkan keringat berlebih. Umumnya, kondisi akan membaik dalam 5 sampai 10 menit setelah mengonsumsi cairan dan beristirahat.

Kapan Harus ke Dokter?

Namun, dalam kondisi yang lebih parah, diperlukan penanganan medis untuk mengatasi kondisi dehidrasi ini. Beberapa gejala yang menandakan diperlukannya penanganan lebih lanjut adalah:

  • Sudah mengalami diare selama 24 jam atau lebih
  • Merasa kebingungan, lebih sensitif atau mudah marah, kurang aktif dibandingkan biasanya, dan merasa lebih cepat mengantuk
  • Mengeluarkan feses berwarna hitam atau disertai darah

Ditinjau oleh:

dr Fathurrahman Andiyoga, SpPD

Dari Primaya Hospital Depok

dr. Fathurrahman Andiyoga, Sp.PD, Primaya Hospital DepokFoto: dr. Fathurrahman Andiyoga, Sp.PD, Primaya Hospital Depok


Simak Video "Video: Meski di Ruang Ber-AC, Tubuh Tetap Mengeluarkan Cairan Lho"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)
Berita Terkait