Demam Berdarah Dengue (DBD)

Charina Elliani - detikHealth
Rabu, 31 Mei 2023 22:45 WIB
Penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan gejalanya. (Foto ilustrasi: iStockphoto)
Jakarta -

Musim pancaroba membuat tubuh rentan terhadap berbagai penyakit, salah satunya demam berdarah. Terlebih, cuaca panas yang menyerang akhir-akhir ini juga membuat nyamuk semakin ganas dan aktif menggigit.

Dari tahun ke tahun, jumlah kasus DBD di Indonesia terus berada dalam angka yang tergolong tinggi. Berikut tentang DBD yang perlu diketahui.

Apa Itu Penyakit Demam Berdarah Dengue?

Demam berdarah dengue atau DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini umumnya terjadi di daerah-daerah tropis dan subtropis.

Gejala Demam Berdarah Dengue

Gejala dari penyakit ini beragam setiap orang yang terpapar. Tak sedikit juga yang tidak mengalami gejala atau tanda-tanda tertentu saat terkena penyakit ini. Selain itu, gejala dari penyakit ini juga tergolong umum layaknya flu sehingga seringkali tak terdeteksi. Umumnya, gejala mulai timbul 4 hingga 10 hari setelah pertama kali tergigit oleh nyamuk.

Seperti namanya, pada dasarnya penyakit ini menyebabkan demam tinggi, hingga 40 derajat celsius. Selain demam, berikut adalah gejala-gejala yang paling umum dirasakan.

  • Sakit kepala
  • Nyeri atau rasa sakit pada otot, tulang, dan sendi
  • Mual
  • Muntah
  • Rasa sakit di area mata
  • Kelenjar yang membengkak
  • Bercak kemerahan pada tubuh

Dalam kasus yang lebih parah, gejala yang ditimbulkan meliputi:

  • Sakit perut yang luar biasa
  • Muntah terus-menerus
  • Pendarahan dari hidung atau gusi
  • Darah di urine, muntah, atau feses
  • Pendarahan di bawah kulit, umumnya terlihat seperti memar
  • Kesulitan untuk bernapas atau napas yang cepat
  • Rasa lelah
  • Rasa cemas

Penyebab Demam Berdarah Dengue

Penyebab penyakit ini adalah akibat virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Faktor Risiko Demam Berdarah Dengue

Penyakit ini paling umum terjadi di wilayah-wilayah tropis dan subtropis, seperti Asia Tenggara, Kawasan Pasifik Barat, Amerika Latin, dan Afrika.

Selain itu, orang yang memiliki riwayat penyakit demam berdarah sebelumnya umumnya lebih rentan untuk kembali terinfeksi. Bayi dan ibu hamil juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami demam tinggi.

Komplikasi Demam Berdarah Dengue

Dalam kasus demam berdarah yang parah dapat menyebabkan pembuluh darah rusak dan bahkan bocor yang dapat menyebabkan syok, pendarahan organ dalam, kegagalan organ, hingga kematian.

Diagnosis Demam Berdarah Dengue

Diagnosis penyakit ini umumnya dilakukan dengan melakukan tes atau pemeriksaan laboratrium, meliputi:

  • Pemeriksaan antigen NS1 pada hari ke 0 sampai 7, terhitung setelah gejala mulai muncul
  • Pemeriksaan serologi IgM pada hari ke 4 ke atas, terhitung setelah gejala mulai muncul. Tes ini juga dianjurkan pada kasus pasien yang melakukan pemeriksaan lebih dari 1 minggu setelah mulai merasakan gejala
  • Melakukan pemeriksaan kadar sel darah putih, trombosit, dan hematokrit sebagai pemantauan

Pengobatan Demam Berdarah Dengue

Tidak ada obat-obatan khusus untuk demam berdarah dengue. obat-obatan yang dikonsumsi berfokus untuk mengurangi dan menangani gejala yang dialami. Kunjungi dokter untuk penanganan lebih lanjut.

  • Beristirahat yang cukup
  • Minum banyak cairan, terutama air putih dan cairan yang mengandung elektrolit

Dalam kondisi yang lebih parah, transfusi darah bisa dibutuhkan untuk mengatasi kekurangan darah yang disebabkan oleh pendarahan. Infus juga bisa dilakukan untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang.

Kapan Harus ke Dokter?

Demam berdarah dengue bisa menjadi penyakit yang mematikan bila dibiarkan tanpa penanganan yang tepat. Segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat bila mengalami gejala-gejala di atas, terutama gejala berikut ini:

  • Sakit perut yang luar biasa
  • Muntah (setidaknya tiga kali dalam 24 jam)
  • Sesak napas
  • Darah di area hidung, gusi, muntah, atau saat buang air besar


Simak Video "Video: Kemenkes Catat 131 Ribu Kasus DBD Sepanjang 2025"

(suc/suc)
Berita Terkait

Foto