Pengertian Demensia
Demensia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok simtom yang memengaruhi daya ingat, kemampuan berpikir, serta sosial. Demensia bukan sebuah penyakit spesifik, namun kondisi ini dapat dipicu beberapa penyakit.
Demensia biasanya ditandai dengan hilang ingatan, namun tidak semua gejala hilang ingatan bisa dikategorikan sebagai demensia.
Alzheimer menjadi penyakit yang paling sering memicu demensia.
Penyebab Demensia
Demensia disebabkan oleh kerusakan pada sel saraf otak di bagian tertentu. Gejala demensia dapat bervariasi tergantung area pada otak yang mengalami kerusakan.
Demensia terbagi menjadi beberapa jenis. Ada yang dapat berkembang secara progresif, ada juga kondisi lain menyerupai demensia yang dapat terjadi akibat reaksi tertentu dan dapat ditekan.
Demensia progresif merupakan kondisi yang dapat memburuk seiring berjalannya waktu. Jenis demensia ini di antaranya:
1. Alzheimer
Penyebab demensia yang paling umum. Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan plak pada sel otak oleh protein amyloid dan tau.
2. Demensia Vaskular
Demensia ini disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah yang mengalirkan darah menuju ke otak. Akibatnya, suplai darah ke otak menjadi terganggu dan dapat memicu kerusakan pada sel otak hingga stroke.
3. Demensia Lewy Body
Demensia ini sering terdeteksi bersamaan dengan penyakit alzheimer. Demensia lewy body disebabkan oleh deposit protein abnormal yang disebut alpha-synuclein pada sel saraf otak, sehingga mengganggu fungsi kimiawi dan neuron.
4. Demensia Frontotemporal
Demensia jenis ini ditandai dengan kerusakan pada sel-sel saraf dan hubungannya di lobus frontal serta temporal otak. Demensia ini yang bertanggung jawab atas gejala seperti perubahan kepribadian, perilaku, dan bahasa.
5. Demensia Campuran
Kondisi ketika seseorang mengalami lebih dari satu demensia, misalnya alzheimer dan demensia vaskular. Gejala yang dialami pasien demensia campuran sangat bervariasi tergantung tipe demensia yang dialami.
Sementara, penyakit menyerupai demensia di antaranya:
- Penyakit Huntington
- Cidera Otak Traumatik/Traumatic Brain Injury (TBI)
- Penyakit Creutzfeldt-Jakob
- Parkinson
Gejala Demensia
Demensia memiliki gejala yang berbeda-beda, tergantung faktor yang memicu kondisinya. Beberapa gejala umum yang dimiliki pengidap demensia antara lain:
1. Gejala Kognitif
- Hilang ingatan
- Kesulitan berkomunikasi
- Mengalami masalah kemampuan visual dan spasial, seperti tersesat saat mengemudi
- Kesulitan dalam menyelesaikan masalah
- Kesulitan melakukan aktivitas yang kompleks
- Koordinasi dan kontrol gerakan tubuh yang buruk
- Kebingungan dan disorientasi
2. Gejala Psikologi
- Perubahan pada kepribadian
- Depresi
- Ansietas
- Gampang emosi
- Berperilaku tidak sopan/pantas
- Paranoia, delusi, dan tidak percaya dengan orang lain
- Halusinasi
Faktor Risiko Demensia
Risiko demensia dapat meningkat jika pasien memiliki faktor berikut:
- Usia
- Riwayat demensia pada keluarga
- Sindrom down
- Pola diet yang tidak sehat
- Jarang berolahraga
- Kebiasaan minum minuman beralkohol
- Penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi, obesitas, kolesterol, dan lain-lain
- Depresi
- Trauma di kepala
- Polusi udara
- Kekurangan asupan vitamin dan nutrisi, seperti vitamin D, B-6, B-12, dan folat
- Sleep apnea atau gangguan tidur
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat memengaruhi fungsi memori, seperti Benadryl yang mengandung diphenhydramine, atau oxybutynin
Diagnosis Demensia
Dokter akan menanyakan tentang riwayat kesehatan secara keseluruhan, gejala yang dialami, obat-obatan yang dikonsumsi, serta riwayat penyakit pada keluarga. Selain itu, pemeriksaan penunjang juga dapat dilakukan untuk mendiagnosis demensia yang dialami, seperti:
- Tes laboratorium
- MRI dan CT scan
- FDG-PET scan
- Tes neurokognitif, seperti kemampuan menyelesaikan masalah, daya ingat, kemampuan untuk mempelajari hal baru, bahasa, dan lain sebagainya
Komplikasi Demensia
Beberapa komplikasi yang dapat dipicu oleh demensia antara lain:
- Kekurangan nutrisi, karena pasien demensia bisa mengalami kesulitan saat mengunyah dan menelan makanan sehingga memengaruhi asupan nutrisi
- Pneumonia
- Tidak mampu mengurus diri sendiri, seperti mandi, berpakaian, menggosok gigi, buang air, dan minum obat
- Kematian, disebabkan oleh infeksi yang umumnya terjadi pada demensia tahap akhir
Apa Demensia Bisa Dicegah?
Tidak ada cara yang secara pasti dapat mencegah demensia. Namun, risikonya dapat dikurangi dengan:
- Menjaga pikiran untuk tetap aktif dan terstimulasi
- Aktif baik secara fisik maupun sosial
- Tidak merokok
- Memenuhi kebutuhan vitamin tubuh, khususnya vitamin C, D, dan B kompleks
- Mengatasi penyakit kardiovaskular yang dialami, seperti obesitas, hipertensi, diabetes, dan lain-lain
- Mengadopsi pola diet yang sehat dan seimbang
- Menjaga pola dan kualitas tidur yang baik
Simak Video "Video: Kesepian Ternyata Tingkatkan Risiko Pikun"
[Gambas:Video 20detik]
(ath/kna)