Apa Itu Disfungsi Seksual?
Disfungsi seksual terjadi ketika seseorang memiliki masalah yang menghalanginya untuk menginginkan atau menikmati aktivitas seksual. Masalah ini dapat terjadi selama fase apa pun dari siklus respons seksual. Siklus ini mencakup excitement (timbulnya hasrat), plateau (keinginan), orgasme (puncak), dan resolusi (klimaks).
Ada empat jenis atau kategori utama disfungsi seksual:
1. Gangguan keinginan
Gangguan ini mempengaruhi hasrat dan minat seksual, juga dikenal sebagai gangguan libido atau libido rendah. Kadar estrogen dan testosteron yang rendah dapat menyebabkan penurunan libido, seperti perubahan hormon, kondisi medis, masalah hubungan, hambatan seksual, ketakutan, kelelahan, depresi, kecemasan.
2. Gangguan gairah
Gangguan ini membantu sulit untuk terangsang secara fisik selama aktivitas seksual. Hal ini dapat terjadi pada wanita maupun pria. Jenis yang paling umum pada pria adalah disfungsi ereksi.
Ketika seseorang mengalami gangguan gairah, mereka mungkin tidak tertarik pada aktivitas seksual, tetapi bisa mendapat kepuasan fisik apapun darinya.
3. Gangguan orgasme
Ini melibatkan tidak adanya orgasme atau tertundanya orgasme dan merupakan masalah umum pada wanita, tetapi bisa juga terjadi pada pria. Rasa sakit selama aktivitas seksual, stres, kelelahan, perubahan hormon, dan penurunan libido semuanya dapat menyebabkan orgasme tertunda atau tidak ada.
4. Gangguan nyeri
Ini melibatkan rasa sakit selama hubungan seksual dan dapat mempengaruhi pria dan wanita. Pada wanita, nyeri dapat disebabkan oleh kekeringan pada vagina, vaginismus, infeksi saluran kemih (ISK), perubahan hormon saat menopause, dan kondisi lainnya.
Pada pria, nyeri dapat disebabkan oleh penyakit Peyronie, infeksi seperti ISK, herpes genital, dan kondisi kulit.
Disfungsi seksual dapat mempengaruhi siapapun. Meski begitu, penyakit ini lebih sering terjadi pada mereka yang berusia di atas 40 tahun karena sering dikaitkan dengan penurunan kesehatan yang terkait dengan penuaan.
Gejala Disfungsi Seksual
Gejala pada pria meliputi:
- Ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi untuk hubungan seksual (disfungsi ereksi)
- Ejakulasi tidak ada atau tertunda meskipun rangsangan seksual cukup
- Ketidakmampuan untuk mengontrol waktu ejakulasi
Gejala pada wanita meliputi:
- Ketidakmampuan mencapai orgasme
- Pelumasan vagina yang tidak memadai sebelum dan selama hubungan seksual
- Ketidakmampuan untuk mengendurkan otot-otot vagina cukup untuk memungkinkan hubungan seksual
Gejala disfungsi seksual pada umumnya:
- Kurangnya minat atau keinginan untuk seks
- Ketidakmampuan untuk terangsang
- Sakit saat berhubungan badan
Penyebab Disfungsi Seksual
Ada sejumlah penyebab disfungsi seksual. Mereka dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yakni penyebab fisik dan penyebab psikologis.
1. Penyebab fisik
Ada banyak penyebab fisik disfungsi seksual. Misalnya, penyakit dan kondisi berikut dapat menyebabkan masalah pada fungsi seksual:
- Infeksi saluran kemih atau kanker
- Diabetes
- Penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah)
- Tekanan darah tinggi
- Kolesterol Tinggi
- Ketidakseimbangan hormon
- Alkoholisme
- Penyalahgunaan narkoba
- Kelainan saraf
- Penyakit kronis, seperti gagal ginjal
- Kerusakan saraf
Banyak obat dapat menyebabkan masalah dengan fungsi seksual normal, termasuk obat tekanan darah dan antidepresan, seperti alkohol dan penggunaan narkoba. Beberapa perawatan medis juga dapat mempengaruhi fungsi seksual. Misalnya, beberapa prosedur pembedahan dapat menyebabkan kerusakan saraf yang dapat mempengaruhi fungsi seksual.
2. Penyebab psikologis
Banyak orang mengalami disfungsi seksual yang disebabkan kondisi psikologis, seperti:
- Kekhawatiran tentang kinerja seksual
- Perasaan bersalah tentang hasrat dan aktivitas seksual
- Masalah hubungan
- Depresi
- Stres
- Kecemasan
- Harga diri atau masalah citra tubuh
- Efek trauma seksual di masa lalu, seperti pemerkosaan, penganiayaan, atau pengalaman seksual negatif
Faktor Risiko Disfungsi Seksual
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko disfungsi seksual:
- Depresi atau kecemasan
- Penyakit jantung dan pembuluh darah
- Kondisi neurologis, seperti cedera tulang belakang atau multiple sclerosis
- Kondisi ginekologi, seperti atrofi vulvovaginal, infeksi atau lichen sclerosus
- Obat-obatan tertentu, seperti antidepresan atau obat tekanan darah tinggi
- Stres emosional atau psikologis, terutama yang berkaitan dengan hubungan dengan pasangan
- Riwayat pelecehan seksual
Komplikasi Disfungsi Seksual
Komplikasi akibat disfungsi seksual dapat meliputi:
- Kehidupan seks yang tidak memuaskan
- Stres atau kecemasan
- Malu atau rendah diri
- Masalah hubungan
- Ketidakmampuan untuk hamil atau membuat pasangan hamil
Diagnosis Disfungsi Seksual
Dalam kebanyakan kasus, seseorang menyadari ada sesuatu yang mengganggu kesenangan dari hubungan seksual. Penyedia layanan kesehatan biasanya memulai diagnosis dengan riwayat lengkap gejala dan fisik.
Mereka mungkin akan melakukan tes diagnostik untuk mengesampingkan masalah medis yang mungkin berkontribusi terhadap disfungsi tersebut. Biasanya pengujian laboratorium memainkan peran yang sangat terbatas dalam diagnosis disfungsi seksual.
Mengevaluasi sikap terhadap seks, serta kemungkinan faktor penyebab lainnya dapat membantu dokter memahami penyebab masalah yang mendasarinya dan merekomendasikan pengobatan yang tepat.
Pengobatan Disfungsi Seksual
Disfungsi seksual biasanya diobati dengan memperbaiki atau mengatasi masalah mendasar yang menyebabkan disfungsi. Jika penyebabnya fisik, perawatan mungkin akan berupa pengobatan atau alat bantu mekanis. Jika bersifat psikologis, konseling, terapi, modifikasi perilaku, dan edukasi dapat membantu.
Beberapa orang dengan disfungsi seksual mungkin memiliki penyebab fisik dan psikologis, dan dalam kasus tertentu, keduanya perlu diobati.
Kapan Harus ke Dokter?
Ketika masalah seksual terus terjadi, kedua pasangan bisa mengalami kecemasan. Jika situasinya tidak membaik atau seseorang mencurigai alasan fisik, ada baiknya menemui dokter. Bersiaplah untuk memberikan riwayat medis lengkap, termasuk daftar resep dan obat bebas. Beri tahu dokter secara spesifik masalah yang dialami.
Dokter akan memulai dengan pemeriksaan fisik. Tergantung pada hasilnya, ini dapat diikuti dengan tes diagnostik. Jika dokter tidak menemukan penyebab fisik, pertimbangkan untuk menemui terapis.
Simak Video "Video: Saran Dokter Setelah Berhubungan Suami Istri di Bulan Ramadan"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)











































