Pengertian Edema
Edema adalah pembengkakan yang disebabkan oleh terlalu banyak cairan terperangkap dalam jaringan tubuh. Pembengkakan bisa muncul di bagian tubuh mana pun.
Namun, kasusnya lebih sering ditemukan pada tungkai dan kaki. Edema bisa menjadi ciri-ciri seseorang mengalami gagal jantung, penyakit ginjal, tiroid, dan liver.
Dikutip dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) terdapat penggolongan pada edema. Edema dikatakan ringan apabila pembengkakan tidak terlalu tampak, sementara edema sedang dikategorikan saat ada pembengkakan, tetapi tidak disertai kemerahan.
Kemudian, bisa dikatakan edema berat apabila edema tampak menonjol dan disertai kemerahan.
Edema ringan biasanya tidak berbahaya. Namun, pada kondisi tertentu, edema dapat menjadi tanda akan penyakit serius, seperti gagal jantung, gangguan pada hati, penyakit ginjal sampai gangguan pada otak.
Gejala Edema
Apa tanda dan gejala lain yang mungkin terjadi saat edema?
- Ketidaknyamanan atau nyeri saat ditekan di area yang bengkak
- Kulit kencang dan berkilau di atas area yang bengkak
- Kulit yang memiliki lesung pipi, disebut juga pitting, setelah ditekan selama beberapa detik
- Perasaan kaki berat
Penyebab Edema
Edema terjadi ketika pembuluh darah kecil di tubuh, juga dikenal sebagai kapiler, mengeluarkan cairan. Cairan akan menumpuk di jaringan terdekat. Kebocoran menyebabkan pembengkakan.
Edema pada kasus ringan terjadi akibat beberapa hal seperti:
- Duduk atau diam dalam satu posisi terlalu lama
- Terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan kadar garam tinggi
- Perubahan hormon pada saat pramenstruasi
- Kehamilan
- Efek samping obat, seperti obat tekanan darah tinggi, obat antiinflamasi nonsteroid, obat steroid, estrogen, obat diabetes thiazolidinediones, dan obat nyeri saraf
Edema pada kondisi serius terjadi akibat beberapa hal seperti:
1. Gagal jantung
Gagal jantung kongestif. Gagal jantung kongestif menyebabkan salah satu atau kedua bilik bawah jantung berhenti memompa darah dengan baik. Akibatnya, darah dapat menumpuk di tungkai, pergelangan kaki, dan telapak kaki sehingga menyebabkan edema.
Gagal jantung kongestif juga bisa menyebabkan pembengkakan di area perut. Kondisi ini juga dapat menyebabkan cairan menumpuk di paru-paru. Dikenal sebagai edema paru, ini dapat menyebabkan sesak napas.
2. Kerusakan hati
Kerusakan hati akibat sirosis dapat menyebabkan penumpukan cairan di area perut dan kaki. Penumpukan cairan di area perut ini dikenal sebagai asites.
3. Penyakit ginjal
Penyakit ginjal dapat menyebabkan cairan dan garam dalam darah menumpuk. Edema yang terkait dengan penyakit ginjal biasanya terjadi di kaki dan di sekitar mata.
4. Kerusakan ginjal
Kerusakan pada pembuluh darah kecil yang menyaring di ginjal dapat menyebabkan sindrom nefrotik. Pada sindrom nefrotik, penurunan kadar protein dalam darah dapat menyebabkan edema.
5. Kelemahan atau kerusakan pembuluh darah di kaki
Kondisi ini dikenal sebagai insufisiensi vena kronis, merusak katup satu arah di kaki. Katup satu arah menjaga aliran darah dalam satu arah. Kerusakan pada katup memungkinkan darah menggenang di pembuluh darah kaki dan menyebabkan pembengkakan.
6. Trombosis vena dalam (DVT)
Pembengkakan yang tiba-tiba pada salah satu kaki disertai rasa nyeri pada otot betis dapat disebabkan adanya gumpalan darah pada salah satu urat kaki.
7. Masalah sistem dalam tubuh
Masalah dengan sistem di dalam tubuh yang membersihkan cairan ekstra dari jaringan. Jika sistem limfatik tubuh rusak, seperti akibat operasi kanker, sistem limfatik mungkin tidak mengalir dengan baik.
8. Kekurangan protein
Kekurangan protein yang ekstrim dalam makanan dari waktu ke waktu dapat menyebabkan edema.
Faktor Risiko Edema
Berikut merupakan faktor yang meningkatkan risiko edema:
- Sedang hamil
- Mengambil obat-obatan tertentu
- Memiliki penyakit jangka panjang, seperti gagal jantung kongestif atau penyakit hati atau ginjal
- Menjalani operasi yang melibatkan kelenjar getah bening
Komplikasi Edema
Jika penanganan terhadap edema masih kurang dan tidak diobati, edema dapat menyebabkan:
- Bengkak yang semakin lama dan menyakitkan
- Masalah berjalan
- Kekakuan
- Kulit meregang dan timbul gatal
- Peningkatan risiko infeksi di area yang bengkak
- Aliran darah lebih sedikit
- Kurangnya kemampuan arteri, vena, sendi, dan otot untuk meregang
- Peningkatan risiko ulkus kulit
Diagnosis Edema
Dokter mungkin akan menentukan diagnosis berdasarkan gajala pada pasien. Dokter akan memeriksa kulit, menekan area yang bengkak untuk melihat tanda dari edema. Memeriksa pada dokter diperlukan untuk menemukan penyebab edema pada seseorang.
Pengobatan Edema
Pengobatan dan perawatan untuk edema tergantung pada penyebabnya. Seseorang mungkin diberikan obat untuk membantu membuang cairan tubuh ekstra. Penyedia layanan kesehatan mungkin menyarankan agar melakukan salah satu dari berikut ini untuk membantu mengelola edema:
1. Angkat lengan atau kaki yang terdapat edema
Angkat edema di atas level hati sesering mungkin. Ini akan membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri. Letakkan di atas bantal atau selimut agar tetap terangkat dengan nyaman.
2. Batasi asupan garam
Garam akan berpotensi menyebabkan tubuh menahan air.
3. Tetap aktif
Jangan berdiri atau duduk dalam waktu lama.
Kapan Harus Ke Dokter?
Segera ke dokter apabila menemui gejala seperti kulit bengkak, meregang atau mengkilap, atau kulit nyeri saat ditekan. Gejala lain yang mengharuskan untuk segera memeriksa ke dokter seperti:
- Sesak napas
- Detak jantung tidak teratur
- Nyeri dada
- Beberapa kondisi tersebut bisa menjadi tanda penumpukan cairan di paru-paru, juga dikenal sebagai edema paru. Ini bisa mengancam jiwa dan membutuhkan perawatan cepat.
Lalu, jika mengalami nyeri kaki dan bengkak yang tidak kunjung hilang. Terutama jika rasa sakit dan bengkak di satu sisi, ini bisa menjadi gejala pembekuan darah jauh di dalam vena, juga dikenal sebagai trombosis vena dalam, atau DVT.
Simak Video "Penyebab Pasien Cacar Monyet Alami Pembengkakan Kelenjar Getah Bening"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)