Apa Itu Penyakit Narsistik?
Narsistik merupakan kondisi kesehatan mental yang membuat pengidapnya terlalu percaya diri. Kondisi ini dapat terjadi ketika seseorang membutuhkan terlalu banyak perhatian dan kagum dari orang lain. Seseorang yang mengidap kondisi ini mungkin tidak memiliki kemampuan dalam memahami dan peduli dengan perasaan orang lain. Sebenarnya, pengidap narsistik ini tidak yakin dengan dirinya sendiri dan mudah marah saat dirinya dikritik oleh orang lain.
Orang dengan narsistik biasanya mudah kecewa dan tak bahagia lantaran tak ada yang mengaguminya, atau bahkan memberikan perhatian lebih sesuai dengan ekspektasinya. Kondisi ini tentunya bisa berdampak pada masalah di kehidupan seperti pekerjaan, sekolah, hubungan, atau keuangan.
Narsistik lebih banyak dialami oleh pria daripada wanita dan sering dimulai pada masa remaja atau masa dewasa. Beberapa anak mungkin menunjukkan ciri-ciri narsisme, tetapi seringkali sesuai dengan usianya dan bukan berarti mereka memiliki gangguan kesehatan mental ini.
Berikut jenis-jenis narsisme, yakni:
1. Narsisme yang muluk-muluk
Seseorang yang memiliki perilaku ini kemungkinan besar sewaktu kecil diperlakukan oleh keluarga atau lingkungan sekitar bahwa mereka lebih tinggi atau di atas orang lain. Perilaku tersebut membuat seseorang cenderung sering berbohong, agresif, membesar-besarkan masalah, dan dominan.
2. Rentan narsisme
Seseorang yang memiliki perilaku ini kemungkinan besar sewaktu kecil memiliki pelecehan atau pengabaian dari keluarga dan lingkungan sehingga membuat perasaan mereka jauh lebih sensitif. Meskipun kondisi ini membuat mereka lebih rendah atau lebih tinggi dari orang lain, mereka lebih mudah tersinggung dan cemas ketika orang lain tidak memperlakukan dirinya dengan istimewa.
Gejala Narsistik
Setiap orang memiliki gejala gangguan kepribadian narsistik yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat keparahannya. Berikut gejala dari narsistik:
- Mementingkan diri sendiri
- Membutuhkan kekaguman dari orang lain
- Merasa bahwa harus mendapatkan keistimewaan dan perlakuan khusus
- Merasa lebih baik daripada orang lain meskipun tanpa adanya presentasi apapun
- Membanggakan pencapaian dengan berlebihan
- Sering menghayal mengenai kesuksesan, kecantikan, pasangan yang sempurna, dan kekuatan
- Meremehkan orang lain
- Memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan
- Mempunyai rasa iri terhadap orang lain
- Memiliki perilaku arogan
- Mengharapkan bantuan orang lain tanpa ditanya
- Tidak peduli dengan perasaan orang lain
- Bersikeras untuk memiliki yang terbaik dari orang lain seperti mobil, rumah, handphone, atau pekerjaan
Selain itu, seseorang yang mengidap gangguan kepribadian narsistik sulit menerima kritik apapun dari orang lain. Akibatnya, pengidap memiliki gejala lain seperti:
- Menjadi tidak sabar dan marah ketika ada sesuatu yang diinginkan tidak sesuai ekspektasi
- Memiliki masalah terhadap dirinya sehingga sering merasa tersinggung atas perbuatan atau pengucapan orang lain
- Kesulitan dalam mengelola emosi dan perilaku
- Meremehkan orang lain untuk membuat dirinya lebih baik
- Memiliki masalah yang berhubungan dengan stres
- Menghindari situasi yang membuat dirinya tertekan atau gagal
- Perasaannya dipenuhi dengan rasa malu, tidak aman, dan takut
Penyebab Narsistik
Sebenarnya, penyebab seseorang mengalami gangguan kepribadian narsistik belum diketahui. Tetapi, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami kondisi tersebut, yaitu:
1. Lingkungan
Biasanya, sewaktu kecil orang tua terlalu banyak memuji atau mengkritik yang tidak sesuai dengan pencapaian anak. Pola asuh orang tua yang terlalu memanjakan, memaksa, menuntut, mengabaikan, dan pengalaman lainnya seperti trauma dan pelecehan.
2. Genetik
Adanya riwayat narsistik yang diturunkan dari orang tua
3. Neurobiologi
Adanya hubungan antara otak dengan pola pikir dan perilaku
Faktor Risiko Narsistik
Kondisi tersebut dapat dialami oleh siapapun. Namun, umumnya gangguan kepribadian narsistik sering ditemui pada usia awal remaja dan dewasa. Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan kepribadian narsistik, yaitu:
- Kurangnya pujian dan rasa kasih sayang selama masa kanak-kanak
- Pola asuh orang tua yang memaksa dan menuntun
- Sikap orang tua yang meremehkan, mengejek rasa takut anak dan kebutuhannya
- Memberikan pujian dan memanjakan secara berlebihan
- Pria lebih berisiko mengalami kondisi ini daripada wanita
- Kesehatan mental yang buruk
- Stres
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu
- Mengonsumsi alkohol secara berlebihan
Komplikasi Narsistik
Jika komplikasi tidak segera ditangani, maka gangguan perilaku narsistik dapat menimbulkan komplikasi yakni:
- Masalah dalam pekerjaan atau sekolah
- Kecanduan alkohol
- Perilaku ingin bunuh diri
- Kesulitan dalam menjalani hubungan sosial
Diagnosis Narsistik
Pemeriksaan gangguan kepribadian narsistik dilakukan ketika timbul kondisi lainnya seperti kecanduan alkohol, gejala depresi, dan gangguan mental lainnya. Maka dari itu, cukup sulit untuk melakukan diagnosis terhadap kondisi tersebut.
Psikolog atau psikiater dapat menentukan gejala utama dengan memberikan kuesioner terkait kondisi yang memicu timbulnya gangguan kepribadian narsistik. Setelahnya, dokter akan berbicara dengan pasien.
Selanjutnya, pasien akan membahas mengenai tekanan yang ada pada dirinya dan berfokus pada pola pikir, berperilaku, berinteraksi dengan orang lain dalam jangka panjang, dan merasakan perasaan diri sendiri.
Dokter melakukan diagnosis lebih lanjut berdasarkan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association, yakni:
- Memiliki kepentingan diri
- Merasa lebih baik daripada orang lain
- Memiliki khayalan tentang kesuksesan
- Memiliki rasa percaya bahwa mereka unik dan dapat dipahami oleh orang lain
- Membutuhkan validasi terhadap dirinya dari orang lain
- Mengambil keuntungan dari orang lain
- Tidak peduli dengan perasaan dan kebutuhan orang lain
- Menunjukkan sikap egois dan angkuh
Pengobatan Narsistik
Pengobatan terhadap narsistik bisa dilakukan dengan psikoterapi. Terapi ini bertujuan untuk seseorang dapat membangun harga diri dan harapan. Selain itu, jika pengidap narsistik juga mengalami depresi, mengonsumsi obat-obatan juga diperlukan.
1. Psikoterapi
Pengobatan melalui psikoterapi dapat membantu pasien antara lain:
- Belajar memiliki hubungan baik dengan orang lain
- Memahami penyebab emosi, tidak mempercayai dan tidak menyukai orang lain
- Membantu pasien lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri
- Menerima semua kritikan atau saran dari orang lain
- Mengenali kemampuan, keterampilan, dan potensi yang dimiliki
- Mengelola perasaan
- Mempelajari cara menangani masalah
- Mengelola stres
2. Obat
Sebenarnya tidak ada obat yang dikonsumsi secara khusus untuk mengatasi gangguan kepribadian narsistik. Tetapi jika pasien memiliki gejala kecemasan dan depresi maka obat-obatan seperti antidepresan dapat membantu.
Kapan Harus ke Dokter?
Tak sedikit orang yang mengidap gangguan kepribadian narsistik tidak menyadari bahwa mereka mengalami kondisi tersebut sehingga tidak mencari pengobatan. Namun, jika seseorang mengalami gejala narsistik seperti kesedihan yang parah segera hubungi penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar.
Penanganan yang sesuai dapat menghindari risiko terjadinya masalah atau komplikasi yang lebih serius seperti depresi dan gangguan kecemasan lainnya.
Simak Video "Video: Saran Pakar soal Pemberian Susu Formula untuk Bayi Korban Bencana"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)











































