Pengertian Pneumonia Mycoplasma
Pneumonia mycoplasma adalah penyakit pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri mycoplasma pneumoniae. Penyakit ini juga dikenal dengan istilah 'walking pneumonia' karena menunjukkan gejala yang relatif ringan sehingga tidak mengharuskan pengidapnya dirawat di rumah sakit.
Kendati demikian, gejala pneumonia mycoplasma dapat bertahan dalam waktu yang lama sehingga cukup mengganggu. Tak hanya itu, pneumonia mycoplasma pada anak-anak harus mendapat penanganan segera karena memiliki risiko tinggi untuk menyebabkan gejala yang lebih berat.
Penyebab Pneumonia Mycoplasma
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pneumonia mycoplasma disebabkan oleh infeksi bakteri mycoplasma pneumoniae. Bakteri ini bukanlah sebuah bakteri baru, melainkan patogen yang sudah ada dan salah satu pemicu infeksi pada saluran pernapasan.
Penyebaran bakteri mycoplasma pneumoniae dapat terjadi lewat droplet di udara. Bakteri Mycoplasma pneumoniae juga rentan menginfeksi orang-orang yang memiliki faktor risiko berikut:
- Berusia 5 hingga 40 tahun
- Mengidap PPOK, asma, kanker, atau penyakit kronis pada saluran pernapasan lainnya
- Merokok
- Mengonsumsi imunosupresan dalam jangka panjang
- Tinggal di area yang ramai dan sempit, seperti asrama atau penjara
Gejala Pneumonia Mycoplasma
Gejala infeksi bakteri mycoplasma pneumoniae relatif lebih ringan dibandingkan pneumonia biasa. Meski begitu, gejalanya bisa bertahan dalam hitungan minggu atau bahkan bulan. Berikut sejumlah gejala pneumonia mycoplasma:
- Sakit tenggorokan
- Demam
- Kelelahan
- Batuk kering atau berdahak
- Nyeri dada, terutama saat batuk
- Sakit kepala
Pada anak berusia 5 tahun ke bawah, pneumonia mycoplasma juga bisa menimbulkan gejala:
- Pilek
- Hidung tersumbat
- Bersin-bersin
- Muntah
- Mengi
- Diare
Diagnosis Pneumonia Mycoplasma
Dokter akan menanyakan terkait gejala yang dialami. Kemudian, dokter akan menggunakan stetoskop untuk mengetahui kondisi paru-paru, seperti ada atau tidaknya mengi atau stridor (suara ngorok).
Untuk memastikan infeksi mycoplasma pneumoniae, dokter bisa melakukan tes penunjang seperti:
- Tes darah, untuk melihat tanda infeksi
- Tes swab, untuk mengambil sampel dan mendeteksi bakteri penyebab infeksi
- CT scan, untuk melihat kondisi paru-paru secara detail
- Foto rontgen, untuk memastikan ada atau tidaknya bercak pada paru-paru
Pengobatan Pneumonia Mycoplasma
Pneumonia mycoplasma yang bergejala ringan dapat ditangani dengan pengobatan mandiri di rumah, di antaranya:
- Memperbanyak konsumsi air putih
- Mengonsumsi obat pereda demam dan nyeri
- Mengonsumsi obat pengencer dahak jika mengalami batuk berdahak
- Menghindari paparan asap dan polusi
- Istirahat dan tidur yang cukup
Apabila pneumonia mycoplasma memicu gejala yang cukup berat, maka dokter bisa meresepkan antibiotik, seperti:
- Makrolid, diberikan untuk anak-anak dan dewasa
- Tetracycline, untuk anak-anak berusia di atas 8 tahun dan dewasa
- Fluoroquinolone, diberikan khusus untuk dewasa
Komplikasi Pneumonia Mycoplasma
Pada beberapa kasus, pneumonia mycoplasma yang sudah parah dapat memicu sejumlah komplikasi yang lebih serius, di antaranya:
- Efusi atau penumpukan cairan pada paru-paru
- Atelektasis, yakni kondisi ketika alveolus paru-paru kempis dan tidak terisi udara
- Ensefalitis atau peradangan otak
- Asma
- Anemia hemolitik
- Gangguan pada ginjal
- Eritema multiformis, yakni reaksi hipersensitivitas pada kulit akibat infeksi
- Sindrom Stevens-Johnson, yaitu reaksi alergi yang disebabkan oleh respons terhadap infeksi
Pencegahan Pneumonia Mycoplasma
Penularan mycoplasma pneumoniae dapat dicegah dengan menerapkan sejumlah gaya hidup bersih, antara lain:
- Selalu mencuci tangan dengan air dan sabun
- Menggunakan hand sanitizer
- Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit
- Mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang untuk menjaga imunitas tubuh
- Membersihkan peralatan atau mainan yang sering dipakai anak
- Menutup mulut dan hidung menggunakan tisu atau siku saat batuk atau bersin
- Mengenakan masker saat keluar rumah dalam keadaan sakit
- Menghindari kontak dengan orang lain saat sedang sakit
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala yang berat dan tak tertahankan. Lakukan konsultasi dengan dokter tentang gejala yang dialami, serta perlu atau tidaknya mengonsumsi antibiotik untuk mengatasi gejala.
Simak Video "Video: Paus Fransiskus Sudah Bisa Tidur Nyenyak dan Beristirahat"
[Gambas:Video 20detik]
(ath/suc)