Polio

Polio

Atta Kharisma - detikHealth
Polio vaccine vial
Ilustrasi polio. (Foto: Getty Images/iStockphoto/anilakkus)
Jakarta -

Pengertian Polio

Polio adalah kondisi yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang saraf. Polio dapat menyebabkan kelumpuhan permanen hingga kematian, namun penyakit ini dapat dicegah dengan melakukan imunisasi polio.

Polio umumnya menyerang anak-anak di bawah umur 5 tahun, khususnya yang belum melakukan imunisasi polio. Kendati demikian, polio juga bisa menyerang kelompok usia lain, termasuk orang dewasa.

Penyebab Polio

Polio disebabkan oleh infeksi virus polio. Virus ini dapat masuk ke tubuh lewat rongga mulut atau hidung, dan kemudian menyebar di dalam tubuh melalui aliran darah.

Ada beberapa cara virus polio dapat menular ke manusia. Penyebaran virus bisa terjadi melalui percikan air liur ketika pengidap polio batuk atau bersin.

Polio juga bisa menyebar ketika mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi virus tersebut. Selain itu, polio juga bisa menyebar melalui kontak dengan feses orang yang sudah terinfeksi.

Selain orang yang belum melakukan imunisasi, polio juga rentan menyerang orang-orang dengan kriteria berikut:

  • Tinggal di daerah dengan sanitasi buruk atau sulit akses air bersih
  • Hamil
  • Memiliki sistem imun rendah, misalnya pengidap AIDS
  • Merawat anggota yang mengidap polio
  • Tenaga kesehatan yang menangani pasien polio
  • Bepergian ke daerah yang pernah mengalami wabah polio

Gejala Polio

Polio di awal tidak terlalu menunjukkan gejala yang signifikan. Akibatnya, banyak pasien yang tidak menyadari mengidap polio sampai kondisinya benar-benar parah. Kendati demikian, pengidap polio yang baru tahap awal tetap dapat menularkan virus tersebut ke orang lain.

Berdasarkan gejala, polio dapat dibagi menjadi dua, yakni polio nonparalisis dan polio paralisis.

Polio nonparalisis

Polio jenis ini tidak menyebabkan kelumpuhan permanen, berlangsung selama beberapa hari, dan dapat menghilang dengan sendirinya. Adapun gejalanya adalah sebagai berikut:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Radang tenggorokan
  • Muntah
  • Otot terasa lemah
  • Kaku di bagian leher dan punggung
  • Nyeri dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai

Polio paralisis

Polio jenis ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen pada saraf tulang belakang dan otak. Gejala awal polio paralisis mirip dengan polio nonparalisis, namun seiring waktu akan muncul gejala baru berupa:

  • Tubuh kehilangan refleksnya
  • Nyeri dan tegang otot
  • Lemah di tungkai dan lengan

Diagnosis Polio

Diagnosis polio dilakukan lewat pemeriksaan fisik di bagian leher atau punggung untuk mengetahui apakah ada kekakuan atau tidak. Selain itu, pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk memeriksa apakah pasien mengalami gejala lain seperti kesulitan menelan dan bernapas, atau memiliki gangguan pada refleks tubuh.

Untuk memastikan diagnosis, dokter bisa melakukan pemeriksaan terhadap sampel dahak, tinja, atau cairan otak untuk mendeteksi keberadaan virus.

Pengobatan Polio

Sampai saat ini belum ada pengobatan yang bisa benar-benar menyembuhkan polio. Karenanya, metode pengobatan lebih berfokus pada meredakan gejala dan mencegah terjadinya komplikasi.

Adapun jenis obat-obatan yang bisa diresepkan untuk pasien polio di antaranya:

  • Obat pereda nyeri,seperti ibuprofen.
  • Obat antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri yang dapat menyertai polio, misalnya infeksi saluran kemih. Contoh antibiotik yang bisa diberikan misalnya ceftriaxone.
  • Obat pelemas otot (antispasmodik) untuk meredakan ketegangan pada otot.

Sementara bagi pasien polio yang mengalami gangguan pernapasan, dokter akan memasangkan alat bantu napas. Untuk pasien yang mengalami kelainan pada lengan atau tungkai, maka operasi bisa dilakukan sebagai upaya penanganan.

Komplikasi Polio

Polio, khususnya jenis paralisis, dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, seperti:

  • Kelainan bentuk tungkai dan pinggul
  • Kelumpuhan, baik sementara maupun permanen
  • Kesulitan bernapas akibat kelumpuhan otot di saluran pernapasan
  • Kematian

Selain itu, orang yang pernah terkena polio bisa mengalami gejala berulang atau yang disebut juga dengan sindrom pascapolio.

Gejala sindrom pascapolio meliputi:

  • Kesulitan bernapas dan menelan
  • Gangguan ingatan
  • Susah tidur
  • Depresi
  • Otot dan sendi semakin melemah

Pencegahan Polio

Salah satu upaya mencegah polio adalah dengan melakukan imunisasi polio.

Ada dua bentuk vaksin polio, yaitu suntik (IPV) dan obat tetes mulut (OPV). Vaksin polio dalam bentuk OPV diberikan kepada bayi setelah lahir. Selanjutnya, vaksin akan diberikan sebanyak empat dosis, baik dalam bentuk suntik maupun obat tetes mulut, dengan jadwal sebagai berikut:

  • Dosis pertama diberikan saat usia 2 bulan
  • Dosis kedua diberikan saat usia 3 bulan
  • Dosis ketiga diberikan saat usia 4 bulan
  • Dosis terakhir diberikan pada usia 18 bulan sebagai booster

Vaksin polio juga diberikan untuk orang dewasa yang belum pernah menjalani imunisasi polio. Pada orang dewasa, vaksin diberikan dalam bentuk IPV yang dibagi menjadi tiga dosis. Berikut jadwalnya:

  • Dosis pertama dapat diberikan kapan saja
  • Dosis kedua diberikan dengan jeda waktu 1-2 bulan
  • Dosis ketiga diberikan dengan jeda waktu 6-12 bulan setelah dosis kedua

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan anak ke dokter jika muncul gejala-gejala di atas. Polio paralisis merupakan kondisi yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kelumpuhan dalam waktu yang sangat singkat setelah terinfeksi. Karena itu, diperlukan tindakan medis sesegera mungkin untuk mencegah terjadinya kondisi yang lebih buruk.



Simak Video "Video: Kasus Penyakit Kusta Indonesia Masuk 3 Besar Dunia"
[Gambas:Video 20detik]
(ath/kna)