Seseorang yang mengalami cedera otak atau cedera tulang belakang berisiko terkena quadriplegia. Quadriplegia terjadi ketika orang tidak bisa menggerakkan otot dari leher ke anggota tubuh bagian bawah (kelumpuhan).
Apa Itu Quadriplegia?
Quadriplegia atau dikenal juga sebagai tetraplegia adalah pola kelumpuhan, yaitu saat seseorang tidak dapat dengan mengontrol atau menggerakkan otot dari leher ke anggota tubuh bagian bawah.
Quadriplegia biasanya merupakan gejala dari masalah lain, tetapi ada beberapa kasus yang mana itu merupakan kondisi yang terjadi sendiri. Secara keseluruhan, quadriplegia adalah gejala paling umum dari cedera tulang belakang traumatis.
Ada 2 jenis quadriplegia:
1. Quadriplegia tidak lengkap
Quadriplegia menghalangi beberapa, tetapi tidak semua sinyal untuk masuk. Seseorang mungkin masih memiliki kemampuan untuk bergerak, merasakan sensasi, atau mengontrol proses otomatis tubuh (seperti fungsi usus dan kandung kemih). Ini terjadi pada sekitar sepertiga dari cedera tulang belakang traumatis.
2. Quadriplegia lengkap
Quadriplegia menghalangi semua sinyal untuk masuk. Itu berarti seseorang kehilangan kendali otot, kemampuan untuk merasakan sensasi, dan otak mereka tidak dapat mengelola proses otomatis apa pun yang mengandalkan pensinyalan otak untuk bekerja.
Ada juga 2 cara otot yang lumpuh bekerja pada quadriplegia:
- Flaccid quadriplegia. Otot tidak bekerja sama sekali dan tetap lembek atau lemas.
- Spastic quadriplegia. Otot yang tidak bekerja sendiri dan berkontraksi tak terkendali.
Gejala Quadriplegia
Gejala utama quadriplegia adalah kelumpuhan pada keempat tungkai. Namun, gangguan dalam komunikasi antara otak dan bagian lain dari tubuh, termasuk organ, dapat menyebabkan gejala lain:
- Inkontinensia
- Ketidakmampuan untuk merasakan panas atau dingin atau sentuhan
- Disfungsi seksual
- Rasa sakit yang disebabkan oleh cedera pada saraf di sumsum tulang belakang
- Batuk dan sesak napas
- Kejang otot
Penyebab Quadriplegia
Kerusakan pada otak, sumsum tulang belakang, atau keduanya dapat menyebabkan quadriplegia. Otak dan sumsum tulang belakang biasanya mengirimkan sinyal ke otot-otot di seluruh tubuh untuk menghasilkan gerakan. Kerusakan otak atau sumsum tulang belakang mengganggu pensinyalan ini.
Kerusakan pada berbagai bagian tulang belakang dan otak menyebabkan berbagai jenis dan tingkat keparahan kelumpuhan. Kerusakan pada area serviks tulang belakang cenderung menyebabkan quadriplegia.
Kemungkinan penyebab kerusakan tersebut meliputi:
- Jatuh atau cedera dari kecelakaan kendaraan atau olahraga
- Kondisi autoimun, seperti multiple sclerosis atau sindrom Guillain-Barre
- Kondisi neurologis, seperti stroke
- Tumor dan lesi di otak atau sumsum tulang belakang
- Kondisi neurologis, seperti kelumpuhan otak
- Infeksi sumsum tulang belakang, seperti karena polio
Faktor Risiko Quadriplegia
Beberapa faktor risiko yang berkontribusi pada terjadinya cedera tulang belakang (SCI) dan cedera otak traumatis (TBI) yang mengarah pada quadriplegia meliputi:
- Jenis kelamin
Pria lebih mungkin mengidap SCI daripada wanita. Oleh sebab itu, laki-laki lebih rentang mengalami quadriplegia.
- Usia
Usia rata-rata cedera meningkat menjadi sekitar 43 tahun. Selain itu, seiring bertambahnya usia, orang menjadi lebih rentan terhadap SCI dan TBI parah, terutama jika mengidap osteoporosis atau kondisi lain yang memengaruhi kesehatan tulang.
- Perilaku beresiko
Melakukan hal-hal seperti menyelam, mengemudi dengan tanpa mengenakan sabuk pengaman, atau berolahraga dengan intensitas tinggi dapat berkontribusi pada cedera yang menyebabkan quadriplegia
- Karier
Karier tertentu, seperti petugas polisi, pekerja konstruksi, dan atlet profesional dengan intensitas olahraga tinggi, menghadapi peningkatan risiko cedera akibat kekerasan atau kecelakaan di tempat kerja.
- Riwayat kesehatan keluarga
Jika di keluarga ada yang mengidap penyakit Lou Gehrig, ada risiko seseorang dan kehilangan kendali atas lengan dan kaki.
Komplikasi Quadriplegia
Komplikasi lebih lanjut juga dapat berkembang dari waktu ke waktu, dalam banyak kasus karena kurangnya gerakan atau olahraga. Beberapa komplikasi jangka panjang ini meliputi:
- Luka dan lesi kulit lainnya yang disebabkan oleh terlalu banyak menghabiskan waktu duduk atau berbaring dalam posisi yang sama
- Atrofi otot karena kurangnya aktivitas
- Kesulitan bernapas yang pada akhirnya mungkin membutuhkan ventilator
- Kesulitan mempertahankan detak jantung dan tekanan darah yang sehat
Diagnosis Quadriplegia
Dokter dapat menggunakan beberapa metode untuk mendiagnosis berbagai penyebab quadriplegia:
- Pemindaian MRI untuk memeriksa kelainan seperti tumor otak, kista, dan cakram hernia di sumsum tulang belakang yang mungkin menghalangi sinyal dari otak.
- Spinal taps (lumbar puncture). Dokter mungkin mengambil cairan serebrospinal dari tulang belakang untuk menganalisisnya dan memeriksa kesehatan tulang belakang.
- Tes darah untuk memeriksa kekurangan atau penanda genetik yang menunjukkan bahwa kondisi bawaan yang menyebabkan kelumpuhan diwariskan.
- Tes Elektromiografi (EMG). Dokter menguji fungsi saraf untuk membantu membedakan antara gangguan otot dan saraf.
Pengobatan Quadriplegia
Kelumpuhan saat ini tidak dapat disembuhkan. Namun, pengobatan dapat membantu beberapa orang mendapatkan kembali kendali sebagian atau seluruh anggota tubuh yang terkena. Perawatan dapat membantu meringankan beberapa gejala dan potensi komplikasi.
Penanganannya bisa berbeda-beda tergantung penyebabnya. Jika kelumpuhan disebabkan oleh kondisi autoimun, dokter mungkin akan meresepkan obat imunosupresan.
Dokter juga dapat meresepkan obat untuk membantu mengatasi rasa sakit atau mengendurkan otot. Terapi fisik dan okupasi mungkin diperlukan untuk mengurangi atrofi otot.
Pengidap quadriplegia terkadang kehilangan kemampuan berbicara seperti biasa. Dalam kasus ini, dokter mungkin meresepkan terapi wicara untuk membantu.
Psikoterapi dapat membantu kesulitan emosional yang dialami beberapa pengidap quadriplegia. Terkadang, ini juga melibatkan anggota keluarga atau orang yang dicintai.
Kursi roda dan alat bantu lainnya dapat meningkatkan mobilitas seseorang.
Kapan Harus ke Dokter?
Siapapun yang memiliki trauma signifikan pada kepala atau leher memerlukan evaluasi medis segera untuk cedera tulang belakang. Kondisi paling aman adalah berasumsi bahwa korban trauma mengalami cedera tulang belakang sampai terbukti sebaliknya karena:
- Cedera tulang belakang yang serius tidak selalu langsung terlihat. Jika tidak diketahui, cedera yang lebih parah dapat terjadi.
- Mati rasa atau kelumpuhan bisa langsung atau datang secara bertahap.
- Waktu antara cedera dan perawatan penting dalam menentukan tingkat dan keparahan komplikasi dan kemungkinan tingkat pemulihan yang diharapkan.
Simak Video " Nyaris Lumpuh Seumur Hidup, Ini Kisah Pejuang Spinal Cord Injury"
(suc/suc)