Apa Itu Penyakit Rabies?
Rabies merupakan infeksi virus pada otak dan sistem saraf yang menyebar ke manusia dari air liur hewan yang terinfeksi. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian pada pengidapnya jika tidak segera ditangani dengan tepat dan cepat.
Penyakit rabies dapat menular kepada sesama hewan, hewan ke manusia, atau dari manusia ke manusia. Setiap penularan memiliki cara yang berbeda-beda, antara lain:
- Hewan ke hewan, melalui gigitan
- Hewan ke manusia, melalui gigitan atau cakaran hewan yang air liurnya mengandung virus rabies
- Manusia ke manusia, melalui transplantasi kornea atau kontak air liur pengidap ke mukosa mata
Gejala Rabies
Gejala rabies umumnya akan muncul setelah 30 sampai 90 hari pengidap tergigit oleh hewan yang terinfeksi. Namun, gejala juga bisa datang lebih cepat jika seseorang tergigit atau tercakar oleh hewan di sekitar kepala, dada, dan leher. Gejala yang muncul juga bervariasi pada setiap pengidap.
Terdapat beberapa gejala awal yang muncul, antara lain:
- Sakit kepala
- Tubuh menjadi lemas
- Hilangnya nafsu makan
- Kesemutan
- Luka gigitan terasa gatal, nyeri, atau mati rasa
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Nyeri otot
- Mual dan muntah
- Diare
Terdapat beberapa gejala yang menandakan bahwa pasien memiliki kondisi parah, antara lain:
- Merasa gelisah
- Kejang
- Halusinasi
- Demam tinggi
- Jantung berdebar dengan kencang
- Napas menjadi lebih cepat
- Kelumpuhan pada wajah
- Takut pada air atau minum
- Takut pada udara
- Leher menjadi kaku
- Mulut memproduksi banyak air liur
- Ketidakmampuan untuk bergerak
- Kesulitan untuk menelan
Penyebab Rabies
Penyakit rabies disebabkan oleh virus rabies yang ditularkan melalui air liur. Virus tersebut menetap pada air liur hewan dan disebarkan melalui gigitan atau cakaran hewan tersebut. Kemudian, virus masuk ke tubuh manusia melalui luka gigitan yang dihasilkan.
Terdapat beberapa hewan yang bisa menyebarkan virus rabies melalui gigitannya, antara lain:
- Kelelawar
- Berang-berang
- Rubah
- Anjing
- Monyet
- Tikus
- Sapi
- Kambing
- Kucing
- Kuda
Faktor Risiko Rabies
Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan seseorang terkena rabies, antara lain:
- Memiliki luka terbuka pada kulit
- Bersentuhan dengan hewan liar yang mengidap rabies
- Menerima transplantasi organ dari orang yang terinfeksi rabies
- Bekerja sebagai dokter hewan
- Bekerja di laboratorium dengan virus rabies
- Tinggal di lingkungan yang banyak hewan liar
- Tinggal di lingkungan yang jauh dari tempat vaksinasi
- Bepergian ke tempat yang terdapat hewan liarnya
Komplikasi Rabies
Terdapat beberapa komplikasi rabies yang bisa dialami oleh pengidap sebab penyakit ini sangat berbahaya, antara lain:
- Adanya perubahan kekuatan motorik pada lengan dan tungkai
- Adanya gangguan motorik halus
- Adanya kontraksi otot yang tidak disengaja atau disebut dengan distonia
- Adanya gerakan tubuh yang tidak disengaja atau disebut dengan balismus
- Adanya gerakan yang tidak bisa dikendalikan atau disebut dengan koreoatetosis
- Susah untuk berjalan
- Susah untuk melakukan komunikasi secara verbal maupun non verbal
- Gagal napas
- Henti jantung
- Koma
- Kematian
Diagnosis Rabies
Belum ada pemeriksaan yang dapat mendiagnosis virus rabies. Penyakit ini baru bisa terdeteksi setelah pengidap mengalami gejala. Setelah gejala tersebut muncul, dokter melakukan tanya jawab terkait gejala yang dialami oleh pasien, jenis hewan yang menggigit atau mencakar hingga vaksinasi rabies yang telah diterima oleh pasien.
Dokter melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui seberapa besar risiko infeksi rabies pada pengidap dengan melihat luka gigitan atau cakaran. Terdapat kategori luka dari tingkat keparahan pasien yang mengalami rabies, antara lain:
Kategori rendah: Pasien bisa dikatakan memiliki risiko rendah jika melakukan kontak dengan hewan liar yang hanya melalui jilatan atau sentuhan di kulit dan tidak memiliki luka terbuka.
Kategori sedang: Pasien bisa dikatakan memiliki risiko rendah jika melakukan kontak dengan hewan liar berupa gigitan kecil atau cakaran yang tidak menyebabkan perdarahan.
Kategori tinggi: Pasien dapat dikatakan memiliki risiko tinggi jika melakukan kontak dengan hewan liar berupa gigitan, cakaran, dan jilatan pada area luka terbuka, mulut, atau mata yang menyebabkan perdarahan.
Dokter juga melakukan pemeriksaan pada pasien yang telah menunjukkan gejala, antara lain:
- Biopsi, tes ini bertujuan untuk mendeteksi protein virus melalui sampel jaringan luka.
- Tes PCR, tes ini bertujuan untuk mendeteksi adanya air liur hewan pada luka dengan menggunakan sampel air liur dan cairan serebrospinal.
- Tes antibodi, tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat metabolisme tubuh untuk melawan virus dengan mengambil sampel darah atau air liur pasien.
- Tes CT scan atau MRI, tes ini bertujuan untuk mendeteksi peradangan pada otak akibat virus.
Diagnosis juga dilakukan pada hewan selama 10 hari untuk melihat tanda-tanda rabies oleh dokter hewan.
Pengobatan Rabies
Virus rabies menyebabkan risiko kematian jika telah menginfeksi otak. Maka dari itu, pasien perlu melakukan penanganan yang tepat dan cepat untuk meminimalisir komplikasi yang ada.
Melakukan pengobatan tentu berbeda-beda sesuai dengan kategori luka yang dialami oleh pasien, antara lain:
- Kategori rendah melakukan pembersihan luka dengan cairan desinfektan
- Kategori sedang melakukan pencucian luka dan vaksinasi rabies
- Kategori tinggi melakukan pencucian luka, vaksinasi rabies, dan serum antirabies
Penanganan pada gigitan atau cakaran hewan melalui pemberian vaksin rabies bisa dilakukan dengan suntikan sedini mungkin dan pemberian vaksin rabies secara berkala yakni 4 kali dalam 2 minggu. Pemberian vaksin berkala bisa dilakukan setelah hewan sudah dipastikan membawa virus rabies.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera memeriksakan diri ke dokter setelah digigit, dijilat, atau dicakar oleh hewan. Pengobatan yang dilakukan dengan tepat dan cepat dapat meminimalisir adanya risiko komplikasi. Penting diingat bahwa rabies dapat mengancam jiwa. Maka dari itu, segera mendapatkan vaksin rabies sejak digigit oleh hewan.
Simak Video "Tindak Lanjut Seusai Desa Selanbawak Masuk Zona Merah Rabies"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)











































