Apa Itu Penyakit Rematik?
Rheumatoid arthritis atau biasa dikenal dengan rematik merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang persendian, tulang, otot, dan organ tubuh lainnya. Penyakit rematik dapat merusak organ vital, termasuk paru-paru, sistem saraf, kulit, mata, dan jantung. Rematik mempengaruhi lapisan sendi dan menyebabkan pembengkakan yang menyakitkan, erosi tulang, dan kelainan bentuk sendi.
Kondisi tersebut merupakan bentuk radang sendi dan peradangan tulang belakang yang menimbulkan efek kronis, progresif, dan menyakitkan. Penyakit ini bisa semakin memburuk dari waktu ke waktu. Penyakit ini harus segera diobati, jika tidak dapat mengakibatkan pengidapnya tidak dapat mandi atau berpakaian sendiri. Selain itu, ketika berjalan terasa sakit dan sulit bahkan tidak bisa dilakukan.
Berikut jenis-jenis rematik:
1. Gout
Jenis arthritis dimana kristal asam urat yang menyerupai jarum mengendap ke bagian persendian. Biasanya sering terjadi pada jempol kaki
2. Rheumatoid arthritis
Bentuk kelainan autoimun adalah sistem kekebalan tubuh yang keliru menyerang sinovium yang merupakan jaringan lunak pelapis sendi sehingga mengakibatkan peradangan.
3. Arthritis psoriatic
Jenis arthritis yang mempengaruhi jari tangan dan kaki serta berhubungan dengan penyakit kulit seperti psoriasis.
4. Artritis idiopatik
Rematik yang umumnya terjadi pada anak-anak dan menimbulkan demam serta ruam.
5. Fibromialgia
Salah satu kondisi kronis ditandai dengan titik nyeri dan nyeri lokal pada seluruh sistem muskuloskeletal.
6. Osteoartritis
Biasanya jenis ini paling sering terjadi dan umumnya menyerang serta menghancurkan tulang rawan. Tak hanya itu, jenis ini juga menyerang jaringan lunak yang melindungi ujung tulang pada persendian. Kondisi ini terjadi pada orang yang dewasa atau lebih tua.
7. Lupus eritematosus sistemik
Suatu kelainan autoimun yang membuat peradangan pada bagian tubuh seperti persendian, kulit, darah, ginjal, paru-paru, otak, dan jantung.
8. Polimiositis
Gangguan pada otot dan bisa mempengaruhi seluruh tubuh.
Gejala Rematik
Setiap orang yang mengalami rematik menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Berikut adalah gejala yang paling umum ditemui pada penyakit rematik yaitu:
- Nyeri sendi
- Pembengkakan pada sendi
- Sendi menjadi kaku
- Kelelahan
- Demam
- Hangat dan kemerahan di area sendu
- Kehilangan nafsu makan
- Penurunan berat badan
Selain gejala diatas, terdapat beberapa gejala yang menyebar ke pergelangan tangan, kaki, lutut, pinggul, siku, dan bahu. Sekitar 40 persen orang yang mengalami rematik mempunyai gejala yang tidak melibatkan persendian, yaitu:
- Kulit
- Mata
- Paru-paru
- Jantung
- Ginjal
- Kelenjar ludah
- Jaringan saraf
- Sumsum tulang
- Pembuluh darah
Penyebab Rematik
Rasa nyeri yang ditimbulkan dari rematik mirip dengan nyeri asam urat. Meski gejala rematik hampir sama dengan gejala lainnya, penyakit rematik dapat dikenali dari munculnya peradangan di persendian. Hal ini disebabkan oleh sistem imunitas tubuh yang menyerang jaringan persendian.
Saat mengalami rematik, sistem imun gagal membedakan jaringan, sehingga menyerang jaringan tubuh khususnya jaringan sinovium yaitu selaput tipis yang melapisi sendiri. Hasilnya dapat menyebabkan sendi bengkak, rusak, nyeri, meradang, kehilangan fungsi dan bahkan kecacatan.
Faktor Risiko Rematik
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya rematik, yaitu:
1. Jenis kelamin
Perempuan lebih berisiko mengalami rematik dan lupus. Sedangkan ankylosing spondylitis lebih sering menyerang pria.
2. Usia
Rematik dapat terjadi pada usia berapapun. Namun, paling sering menyerang pada usia paruh baya.
3. Faktor lingkungan
Paparan asap rokok dan polusi udara juga meningkatkan risiko seseorang terkena risiko rematik.
4. Genetik
Jika anggota keluarga mengalami rematik kemungkinan besar anaknya memiliki peningkatan risiko penyakit tersebut.
5. Infeksi
Paparan infeksi juga dapat memicu perkembangan penyakit rematik seperti lupus.
6. Kondisi tertentu
Seseorang yang mengalami penyakit ginjal, hipertensi, diabetes, obesitas, cedera dan menopause dini lebih berisiko mengalami rematik.
Komplikasi Rematik
Jika seseorang yang mengalami rematik tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan beberapa komplikasi yaitu:
- Diabetes
- Depresi
- Penyakit jantung
- Penyakit paru-paru
- Peradangan pembuluh darah
- Tekanan darah tinggi
- Kolesterol Tinggi
- Penyakit ginjal
- Masalah memori
- Osteopenia
- Osteoporosis
Diagnosis Rematik
Pada tahap awal biasanya sulit didiagnosis karena tanda dan gejala awal mirip dengan penyakit lainnya.
Dokter akan terlebih dulu melakukan tanya jawab terkait keluhan yang dialami. Selama pemeriksaan, dokter juga memeriksa persendian untuk mengetahui adanya kemerahan, kehangatan, dan pembengkakan.
Selanjutnya, dokter juga memastikan diagnosis melalui pemeriksaan lanjutan yaitu:
- Tes darah
Tes darah dilakukan untuk mendeteksi adanya peradangan, gangguan fungsi organ, dan keberadaan antibodi. Pada pasien yang diduga terserang lupus, maka dokter akan melakukan hitung darah lengkap, tes antibodi antinuklear, dan tes laju endap darah.
- Pemindaian
Dokter merekomendasikan sinar-X untuk melacak perkembangan rematik di persendian dari waktu ke waktu. Pemindaian juga dilakukan untuk mengetahui perubahan pada tulang dan sending menggunakan foto rontgen, CT scan, MRI dan USG.
Pengobatan Rematik
Seseorang dapat mengobati penyakit rematik dengan berfokus pada menurunkan dan menghilangkan peradangan. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan secara total tetapi terdapat obat-obatan yang bisa dikonsumsi, yaitu:
- Vitamin dan suplemen
- Obat anti radang golongan non steroid
- Obat anti radang golongan steroid
Selain itu, terdapat perawatan lain yang bisa dilakukan untuk meredakan penyakit rematik yaitu:
- Terapi fisik
- Terapi panas dan dingin
- Operasi
- Latihan khusus
- Perbanyak istirahat
Kapan Harus ke Dokter?
Segera berkonsultasi ke dokter bila mengalami gejala-gejala tersebut terutama jika mengganggu aktivitas. Penanganan yang dilakukan dengan cepat dan tepat dapat mengurangi risiko terjadinya komplikasi. Setelah melakukan pemeriksaan dan didiagnosis mengalami rematik, pasien perlu melakukan pemeriksaan ke dokter secara berkala. Melalui pemeriksaan tersebut, dokter akan mengetahui perkembangannya.
Simak Video "Video: Tingginya Angka Kematian Penyakit Jantung Rematik, Kalahkan Malaria"
(suc/suc)