Stevens-Johnson Syndrome (SJS)

Stevens-Johnson Syndrome (SJS)

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Health problem, skin diseases. Young woman showing her itchy back with allergy rash urticaria symptoms
Steven Johnson Syndrome Foto: Getty Images/iStockphoto/Anetlanda
Jakarta - Stevens-Johnson syndrome (SJS) merupakan kondisi langka pada kulit dan membran mukosa. Biasanya merupakan reaksi terhadap pengobatan yang diawali dengan gejala mirip flu, dikutip ruam menyakitkan dan menyebar dan melepuh. Lapisan atas kulit yang terdampak akan mati, mengelupas, lalu sembuh setelah beberapa hari.

Dikutip dari Mayo Clinic, Stevens-Johnson syndrome merupakan kedaruratan medis yang biasanya membutuhkan perawatan di rumah sakit. Perawatan bertujuan untuk menghilangkan penyebab, menangani luka, mengatasi nyeri dan mengurangi komplikasi saat kulit tumbuh lagi. Butuh beberapa bulan untuk benar-benar pulih.

Bentuk yang lebih serius adalah Toxic Epidermal Necrolysis (TEN). Kondisi ini berdampak pada lebih dari 30 persen permukaan kulit dan menyebabkan kerusakan ekstensif pada membran mukosa.

Jika disebabkan oleh obat-obatan, maka obat tersebut harus dihindari secara permanen.

Gejala Stevens-Johnson Syndrome

Satu hingga tiga hari sebelum ruam muncul, akan ada gejala awal Stevens-Johnson syndrome (SJS) yang mencakup:

  • Demam
  • Sariawan di mulut dan kerongkongan
  • Fatigue atau kelelahan
  • Mata perih

Saat kondisi berlanjut, gejala lain yang bisa muncul adalah sebagai berikut:

  • Nyeri kulit yang meluas dan tidak bisa dijelaskan penyebabnya
  • Ruam ungu atau merah yang menyebar
  • Blister di kulit dan membran mukosa mulut, hidung, mata, dan genital
  • Kulit mengelupas beberapa hari setelah blister muncul

Penyebab Stevens-Johnson Syndrome

Stevens-Johnson syndrome merupakan penyakit langka yang tidak dapat diperkirakan. Penyebab pasti mungkin tidak diketahui, tetapi bisa dipicu oleh pengobatan, infeksi, atau keduanya. Beberapa obat yang bisa memicu Stevens-Johnson syndrome adalah sebagai berikut:

  • Anti-gout atau anti asam urat, seperti allopurinol
  • Obat untuk menangani kejang dan penyakit mental, seperti antikejang dan antipsikosis
  • Antibakteri sulfonamida, termasuk sulfalazine
  • Nevirapine
  • Pereda nyeri seperti asetaminofen, ibuprofen, dan natrium naproxen

Sementara itu, infeksi yang bisa memicu Stevens-Johnson syndrome antara lain:

  • Pneumonia
  • HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Faktor Risiko Stevens-Johnson Syndrome

Beberapa faktor risiko yang teridentifikasi adalah:

  • Infeksi HIV. Pengidap HIV 100 persen lebih tinggi dibanding populasi umum
  • Sistem imun yang melemah akibat pengobatan maupun kondisi autoimun
  • Kanker, terutama kanker darah
  • Riwayat keluarga. Jika ada keluarga yang pernah mengalami, maka risiko meningkat
  • Faktor genetik. Variasi genetik tertentu bisa meningkatkan risiko untuk mengalami

Komplikasi Stevens-Johnson Syndrome

Komplikasi Stevens-Johnson syndrome mencakup

  • Dehidrasi
  • Sepsis atau infeksi sistemik
  • Gangguan penglihatan
  • Gangguan paru-paru
  • Kerusakan kulit permanen

Kapan harus ke dokter?

Stevens-Johnson syndrome membutuhkan penanganan medis saat itu juga. Segera cari layanan gawat darurat jika mengalami gejala dan tanda terkait. Reaksi yang dipicu obat bisa muncul setelah penggunaan atau hingga dua pekan setelah berhenti meminumnya.

Simak Video "Video KuTips: 2 Langkah Awal Penanganan Alergi di Kulit, Harus Apa? "
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)