Fobia ini contohnya ketika ada orang yang tidak merasa nyaman jika sendirian di rumah atau takut untuk menaiki pesawat terbang hingga mereka berteriak atau merasa sangat ngeri.
Semua orang memiliki ketakutan atau situasi yang ingin dihindari, karena itu adalah bagian dari kehidupan. Beberapa orang bisa mengontrol ketakutannya dan menjalani hidup dengan normal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fobia bukan saja ketakutan yang berlebihan, namun kadang ketakutan yang irasional. Ketakutan akan objek atau situasi yang tidak menyenangkan tersebut menyebabkan serangan panik dan timbul kecemasan yang akut. Fobia ini biasanya dimulai sejak kanak-kanak atau saat remaja.
Peneliti mempelajari bagian tertentu dari otak yang terlibat pada ketakutan fobia ini. Dan ternyata fobia disebabkan oleh kombinasi antara faktor biologi dan kejadian dalam kehidupan, yang dipengaruhi oleh gen seseorang dan gaya hidup.
Cari tahu apakah Anda masuk dalam kategori fobia seperti dikutip dari Health24, Minggu (26/7/2009):
- Specific Phobia (biasa disebut phobia simple atau tunggal), yaitu ketakutan akan objek atau situasi tertentu. Jenis ini diklasifikasikan dalam subtipe seperti animal type, natural environment type (takut air atau ketinggian), blood injection injury type, situational type (takut tempat sempit atau gelap).
- Agoraphobia, yaitu ketakutan yang dibarengi dengan panic disorder yaitu ketakutan yang terjadi pada situasi apapun yang menyebabkan serangan panik.
- Social phobia, yaitu ketakutan yang terjadi pada situasi sosial seseorang dengan kata lain memalukan diri sendiri dihadapan orang lain. Jika menderita fobia ini seseorang akan berpikir orang lain akan lebih kompeten dibanding dirinya, kesalahan kecil yang dibuatnya akan dibuat lebih serius dibanding yang orang lain pikirkan. Fobia ini beda denga rasa malu. Orang yang malu bisa sangat gelisah dihadapan orang, tapi tidak merasakan cemas yang ekstrim, sebaliknya orang yang mengalami fobia ini akan merasa benar-benar malu dan intensitas kecemasan yang tinggi.
Jika objek yang ditakuti mudah untuk dihindari, maka seseorang merasa tidak perlu mencari perawatan khusus. Namun, ketika fobia tersebut sudah mengganggu kualitas hidup seseorang, maka sudah membutuhkan perawatan. Kesuksesan perawatan ini biasanya melibatkan teknik Cognitive Behavioural seperti terapi paparan dimana pasien tersebut secara perlahan akan diterapi hingga ketakutannya berangsur-angsur kurang.
Sebanyak 75 persen pasien mendapatkan manfaat yang signifikan dari terapi ini. Namun, relaksasi dan teknik bernafas juga membantu mengurangi gejala kecemasan. Kadang obat-obatan tertentu bisa membantu mengurangi gejala ketakutan sebelum seseorang menjadi phobia.
Jadi, apakah Anda menderita salah satu dari fobia tersebut? Jika merasa terganggu maka mulailah mencari perawatan untuk menghilangkannya dan dapat hidup dengan normal kembali.












































