Sanitasi adalah urusan wajib pemerintah, sehingga diperlukan percepatan peningkatan akses maupun kualitas sanitasi di seluruh pelosok tanah air.
Tiga unsur sanitasi adalah air limbah (waste water), persampahan (solid waste), dan drainase lingkungan (drainage system). Bila setiap orang tiap harinya membuang tinja 125-250 gram di perkotaan Indonesia, yang penduduknya diasumsikan 100 juta saja, maka akan dihasilkan 25.000 ton tinja per hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, pada tanggal 20-21 Mei 2010, tak kurang dari 63 kabupaten/kota penggiat pembangunan sanitasi berkumpul di City Sanitation Summit (CSS) untuk menguatkan kemitraan mendukung program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).
"Ini merupakan salah satu even regular Aliansi Kota Peduli Sanitasi (AKOPSI) dalam mendukung pencapaian Indonesia yang Bebas Buang Air Besar Sembarangan pada tahun 2014," ujar Ketua AKOPSI, H. Bambang Priyanto yang juga menjabat sebagai Walikota Jambi, dalam acara City Sanitation Summit VII, di Auditorium Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, Komplek Kantor Walikota Bukittinggi, Jumat (21/5/2010).
AKOPSI adalah wadah untuk peningkatan sinergi, pertukaran informasi, transfer pengetahuan, pertukaran pengalaman, pendampingan teknik dan manajemen, pemagangan serta pendanaan bersama dan berbagai kerjasama.
Anggota AKOPSI sampai saat ini adalah Kota Jambi, Payakumbuh, Blitar, Surakarta, Denpasar, Banjarmasin, Kediri, Batu, Pekalongan, Tegal dan Padang. Bukittinggi sebagai tuan rumah pelaksana CSS yang ketujuh (CSS VII) bersama tim pengarah dari AKOPSI di dukung Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS), sepakat untuk mengagendakan kemitraan sebagai topik pertemuan.
Hal ini dilandasi pemikiran bahwa pembangunan sanitasi tak akan terlepas dari pentingnya kemitraan dengan berbagai pihak untuk mampu memberikan layanan sanitasi kepada seluruh masyarakat.
"Saat ini Bukittinggi sedang membangun kemitraan sajajar dengan kota-kota tetangga. Misalnya untuk pembangunan Tempat Pembuangan Akhir sampah kota dengan kota Payakumbuh, kabupaten Agam dan lainnya," ujar H Ismet Amzis, SH, Walikota Bukittinggi.
Ismet juga menuturkan bahwa sebagai anggota AKOPSI, dapat saling memetik pembelajaran dan pengalaman dari kabupaten/kota lainnya sebagai upaya menemukan inovasi yang dibutuhkan. Dalam acara yang juga dihadiri Gubernur Sumatera Barat, Prof. Dr. Ir. H. Marlis Rahman, M.Sc, turut hadir para Bupati/Walikota, anggota DPRD dan para pimpinan kedinasan/SKPD terkait dari 74 kabupaten/kota, serta utusan dari 15 provinsi dan pejabat berwenang dari delapan Kementerian terkait.
Akses sanitasi sangat menentukan keberhasilan dari paradigma pembangunan kesehatan lima tahun ke depan yang lebih menekankan pada aspek pencegahan daripada aspek pengobatan. Percepatan akan sulit terwujud bila tidak disertai dengan memperkokoh koordinasi dan kemitraan lintas sektoral dan setiap tingkat pemerintahan, maupun kemitraan antar daerah serta kerja sama sesama stakeholders. (mer/ir)











































