Untuk pertama kalinya studi menemukan stres menjadi penyebab utama ketidakhadiran pekerja dalam jangka waktu panjang. Penelitian yang dilakukan hampir di 600 organisasi ini juga menunjukkan hubungan antara keamanan kerja dan masalah kesehatan mental.
Dalam studi ini diketahui seseorang yang bekerja sebagai staf di sektor publik merupakan orang yang paling rentan mengalami stres yang bisa memicu penyakit jangka panjang. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh adanya tekanan dan tuntutan besar terhadap hasil kerja yang tinggi serta bertemu dengan banyak orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dr Miller menuturkan dalam hal ini perusahaan harus mampu melihat tanda-tanda awal dari orang yang berada di bawah tekanan berlebihan serta menyediakan dukungan yang tepat untuk para karyawan.
Stres yang terlalu lama juga bisa memicu seseorang untuk melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya seperti mengonsumsi alkohol berlebih, pola tidur yang terganggu, merokok dan mengonsumsi makanan berlemak yang bisa memicu munculnya penyakit.
Saat stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol serta memerangi hormon epinefrin dan norefinefrin yang nantinya dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh (mudah terkena infeksi) serta mengganggu kerja jantung dan proses metabolisme.
Selain berdampak terhadap kesehatan, stres juga seringkali memiliki dampak negatif bagi pekerjaan yang bisa mengakibatkan hilangnya produktivitas dari karyawan yang nantinya mempengaruhi kemajuan perusahaan.
Berikut ini 10 pekerjaan yang berisiko memiliki tingkat stres tinggi yaitu:
1. Pekerja panti jompo atau panti asuhan
2. Pelayan rumah makan
3. Pekerja sosial
4. Pekerja sektor kesehatan
5. Seniman, entertainer, penulis
6. Guru
7. Staf pembantua dministrasi
8. Petugas pemeliharaan dan pekerja lapangan
9. Penasihat keuangan dan akuntan
10. Tenaga penjualan.
(ver/ir)











































