Limfedema, Pembengkakan Akibat Tersumbatnya Aliran Getah Bening

Limfedema, Pembengkakan Akibat Tersumbatnya Aliran Getah Bening

- detikHealth
Senin, 28 Nov 2011 07:15 WIB
Limfedema, Pembengkakan Akibat Tersumbatnya Aliran Getah Bening
Jakarta - Deskripsi

Limfedema mengacu pada pembengkakan yang terjadi di salah satu lengan atau kaki. Meskipun limfedema cenderung mempengaruhi hanya satu lengan atau kaki, kedua lengan atau kedua kaki bisa juga bengkak.

Limfedema tidak dapat diobati, tapi dapat dikontrol. Pengontrolan dilakukan dengan cara rajin merawat anggota badan yang terserang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gejala

Gejala limfedema meliputi:
1. Pembengkakan pada bagian lengan atau kaki atau seluruh lengan atau kaki, termasuk jari tangan atau kaki
2. Perasaan berat atau sesak di lengan atau kaki
3. Terbatasnya jangkauan gerak lengan atau kaki
4. Sakit atau ketidaknyamanan pada lengan atau kaki
5. Berulangnya infeksi pada anggota badan yang terkena
6. Pengerasan dan penebalan kulit pada lengan atau kaki

Pembengkakan yang disebabkan oleh limfedema berkisar dari perubahan ukuran lengan atau kaki yang ringan dan hampir tidak terlihat hingga pembengkakan ekstrem sampai tidak dapat menggunakan anggota badan yang terkena.

Jika limfedema disebabkan oleh pengobatan kanker, pembengkakan mungkin baru terlihat beberapa bulan atau tahun setelah pengobatan.

Penyebab

Sistem limfatik sangat penting untuk menjaga tubuh tetap sehat dengan cara menalirkan cairan getah bening kaya protein di seluruh tubuh, mengumpulkan bakteri, virus dan produk-produk limbah.

Sistem limfatik membawa cairan dan zat-zat berbahaya ini melalui pembuluh getah bening. Limbah tersebut kemudian disaring oleh limfosit, sel yang melawan infeksi yang hidup di kelenjar getah bening dan akhirnya memerahnya dari tubuh.

Limfedema terjadi ketika pembuluh getah bening tidak dapat menguras cairan getah bening dari lengan atau kaki. Limfedema primer terjadi pada sistem getah bening sendiri, sedangkan limfedema sekunder disebabkan oleh penyakit lain.

Limfedema sekunder jauh lebih sering dijumpai daripada limfedema primer.

Penyebab limfedema sekunder

Setiap kondisi atau prosedur yang merusak kelenjar atau pembuluh getah bening dapat menyebabkan limfedema, seperti :
1. Bedah.
Limfedema dapat berkembang jika kelenjar getah bening dan pembuluh getah bening dihapus atau dipotong. Sebagai contoh, operasi kanker payudara dapat mencakup penghapusan satu atau lebih kelenjar getah bening di ketiak untuk mencari bukti bahwa kanker telah menyebar.

Jika kelenjar dan pembuluh getah bening yang tersisa dapat mengganti fungsi bagian yang telah dihapus, limfedema dapat menyeran lengan.

2. Radiasi pengobatan kanker.
Radiasi dapat menyebabkan jaringan parut dan radang kelenjar atau pembuluh getah bening sehingga membatasi aliran cairan getah bening.

3. Kanker.
Jika sel kanker memblokir pembuluh limfatik, limfedema dapat terjadi. Misalnya, tumor yang tumbuh di dekat kelenjar atau pembuluh getah bening bisa menjadi cukup besar untuk memblokir aliran cairan getah bening.

4. Infeksi.
Infeksi kelenjar getah bening dapat membatasi aliran cairan getah bening dan menyebabkan limfedema. Parasit juga dapat memblokir pembuluh getah bening. Infeksi limfedema adalah paling umum terjadi di daerah tropis dan subtropis dan lebih mungkin terjadi di negara berkembang.


Penyebab limfedema primer

Limfedema primer jarang terjadi dan biasanya disebabkan karena gangguan perkembangan pembuluh getah bening dalam tubuh. limfedema primer terjadi paling sering pada wanita.

Penyebab spesifik dari limfedema primer meliputi:
1. Penyakit Milroy (limfedema kongenital).
Kelainan bawaan yang dimulai pada masa bayi dan menyebabkan kelenjar getah bening tidak terbentuk normal sehingga menyebabkan limfedema.

2. Penyakit Meige (limfedema praecox).
Sering menyebabkan gangguan limfedema di masa kecil atau sekitar pubertas, namun dapat terjadi juga pada usia 20-an atau awal 30-an. Hal ini menyebabkan pembuluh getah bening terbentuk tanpa katup yang menjaga cairan getah bening mengalir ke belakang, sehingga sulit bagi tubuh untuk menguras cairan getah bening dari tungkai dengan benar.

3. Limfedema onset akhir (limfedema tarda). Jarang terjadi dan biasanya dimulai setelah usia 35 tahun.

Perawatan dan obat-obatan

Tidak ada obat untuk limfedema. Perawatan berfokus pada mengurangi pembengkakan dan mengendalikan rasa sakit yang meliputi:

1. Latihan.
Latihan ringan menggerakkan lengan atau kaki yang terkena dampak dapat mendorong pergerakan cairan getah bening keluar dari tungkai.

Latihan-latihan ini tidak boleh terlalu berat atau membuat lelah. Latihan harus berfokus pada kontraksi otot-otot lembut di lengan atau kaki. Dokter atau ahli terapi fisik dapat mengajarkan latihan yang dapat membantu.

2. Membungkus lengan atau kaki.
Perban yang melilit seluruh tungkai akan mendorong cairan getah bening mengalir keluar dari anggota badan yang terkena. Ketika memasang perban, mulailah dengan membuat perban yang ketat di sekitar jari dan kaki.

Bungkus perban lebih longgar saat menggerakkan lengan atau kaki. Seorang terapis limfedema dapat menunjukkan cara untuk membungkus tungkai.

3. Pijat.
Teknik pijat khusus yang disebut drainase getah bening manual dapat mendorong aliran cairan getah bening keluar dari lengan atau kaki. Pijatan ini akan mengguncangkan tangan yang terserang untuk secara lembut memindahkan cairan getah bening ke kelenjar getah bening yang sehat agar dapat diasring.

Hindari pemijatan jika memiliki infeksi kulit, kanker aktif, gumpalan darah atau gagal jantung kongestif. Hindari memijat bagian tubuh yang telah menerima terapi radiasi.

4. Pneumatic compression.
Pada prosedur pneumatik compression, pasien akan memakai pembalut di atas lengan atau kaki yang terkena. Pembalut terhubung ke pompa yang mengembangkan lengan sebentar dan menekan tungkai.

Pengembangan ini menyebabkan cairan getah bening bergerak cukup jauh dari jari atau jari kaki sehingga mengurangi pembengkakan di lengan atau kaki.

5. Palaian penekan.
Menekan lengan atau kaki akan mendorong cairan getah bening keluar dari anggota badan yang terkena. Setelah mengurangi pembengkakan di lengan atau kaki melalui langkah-langkah lainnya, dokter mungkin menyarankan mengenakan pakaian kompresi untuk mencegah pembengkakan ekstrem nantinya.

Kombinasi bebgerapa terapi ini disebut sebagai terapi decongestive lengkap atau complete decongestive therapy (CDT). CDT tidak dianjurkan bagi orang yang memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, lumpuh, gagal jantung, pembekuan darah atau infeksi akut.

Dalam kasus limfedema parah, dokter mungkin mempertimbangkan operasi menghilangkan kelebihan jaringan di lengan atau kaki untuk mengurangi pembengkakan parah, namun tidak bisa menyembuhkan limfedema.

Sumber: MayoClinic

(mer/ir)

Berita Terkait