Kembar Siam Dempet Kepala Syakira-Zahira Dioperasi di RSCM

Kembar Siam Dempet Kepala Syakira-Zahira Dioperasi di RSCM

- detikHealth
Rabu, 11 Jan 2012 09:28 WIB
Kembar Siam Dempet Kepala Syakira-Zahira Dioperasi di RSCM
Syakira dan Zahira (dok. detikHealth)
Jakarta - RS Cipto Mangunkusumo kembali menangani kasus kembar siam, kali ini dempet di kepala. Operasi kembar siam berjenis kelamin perempuan yang masing-masing bernama Syakira dan Zahira ini diperkirakan tidak mudah karena tidak ada sekat yang memisahkan otak keduanya.

Bayi kembar siam Syakira Ainani Hutami dan Zahira Ainani Hutami lahir dari pasangan Edy Utomo (30 tahun) dan Siti Maryam (31 tahun), warga Sindangpulo, Koja Jakarta Utara. Keduanya lahir dalam kondisi sehat, pada usia kehamilan 37 pekan dengan berat badan 4,5 kg melalui operasi caesar pada 16 November 2011 di RS Cipto Mangunkusumo.

Syakira dan Zahira mengalami kondisi dempet kepala atau dalam bahasa ilmiah disebut kraniopagus. Posisinya dempet di bagian atas kepala, dengan wajah salah satu bayi menghadap ke samping sehingga menyulitkan keduanya untuk berbaring telentang dalam waktu bersamaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, secara umum kondisinya cukup baik dan stabil. Sempat ada gangguan seperti demam yang naik turun selama dirawat di RS Cipto Mangunkusumo namun pada hari ini ketika operasi tahap pertama akan dilakukan, kondisi keduanya sangat stabil.

"Kondisi saat ini cukup baik dan stabil. Namun tetap ada risiko perdarahan selama operasi maupun infeksi dalam perawatan sesudahnya," kata Prof Dr dr Bambang Supriyatno, SpA(K), ketua dokter yang menangani pemisahan kembar siam Syakira dan Sahira dalam jumpa pers di RS Cipto Mangunkusumo, Rabu (11/1/2012).

Karena bagian yang dempet adalah kepala, maka tantangan terbesar yang dihadapi para dokter adalah kondisi sebagian pembuluh darah di kepala yang menyatu. Karena itu dokter bedah saraf harus ekstra hati-hati untuk memisahkannya untuk menghindari kerusakan pembuluh darah maupun sistem saraf yang terhubung ke sana.

Risiko terbesar dalam operasi ini adalah perdarahan, yang jika tidak diantisipasi bisa memicu kematian. Sedangkan risiko jangka panjang sesudah operasi antara lain infeksi, gangguan tumbuh kembang dan yang paling buruk adalah kematian.

Kondisi kembar siam di kepala terbilang cukup langka, hanya terjadi pada 1 dari 2,5 juta kelahiran hidup.

Siti Maryam, ibu bayi kembar ini mengaku baru mengetahui kondisi janin yang dikandungnya sejak bulan ke-8. Kondisi ini tidak terdeteksi saat periksa di Puskesmas, lalu baru ketahuan ketika dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo untuk pemeriksaan Ultra Sonografi (USG).

"Tidak ada persiapan khusus sebelum lahiran, cuma rajin-rajin periksa saja," kata Siti yang hadir didampingi suaminya, Edy Utomo.

Soal biaya operasi, pasangan Edy dan Siti berharap penuh pada fasilitas Surat Keterangan Tidak Mampu. Sebagai buruh bangunan, penghasilan Edy yang hanya Rp 30 ribu perhari jelas tidak bisa diandalkan untuk menutup biaya operasi yang diperkirakan mencapai Rp 500 juta.





(up/ir)

Berita Terkait