Dokter bedah saraf yang menangani bayi kembar siam Syakira dan Zahira, Dr Syamsul Ashari, SpBS(K) mengakui kembar siam yang dipisahkannya kali ini adalah tipe paling berat. Sebagian otak kanan Syakira menyatu dengan sebagian otak kiri Zahira, termasuk juga pembuluh darahnya sehingga harus segera dipisahkan.
"Jika tidak segera dipisahkan maka otak keduanya akan benar-benar menyatu. Tantangan terbesarnya memang menyusuri pembuluh darah dan memilah mana yang milik bayi 1 dan mana milik bayi 2 lalu mengembalikannya ke posisi yang seharusnya," kata Dr Syamsul dalam jumpa pers di RS Cipto Mangunkusumo, Jumat (13/1/2012).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembar siam dempet kepala atau kraniofagus dengan otak dan pembuluh darah menyatu merupakan tipe paling berat yang dikenal dalam dunia kedokteran. Berdasarkan kondisi penyatuan kepalanya, kembar siam dempet kepala dibagi menjadi 4 tipe sebagai berikut:
Tipe A:
Kepalanya hanya menempel
Tipe B:
Dura atau selaput otaknya menyatu
Tipe C:
Otak hanya menempel
Tipe D:
Otak dan pembuluh menyatu.
Diakui oleh Dr Syamsul, tingkat kesulitan yang dihadapi dalam pemisahan kembar siam Syakira dan Zahira sangat tinggi mengingat kondisinya termasuk tipe D. Tipe ini sangat jarang ditemukan sehingga literaturnya terbatas, sedangkan tingkat keberhasilannya hanya sekitar 48-70 persen.
Dalam operasi selama 23 jam 45 menit yang dimulai sejak Rabu (11/1/2012) pukul 11.45 ini, langkah pertama yang dilakukan Dr Syamsul adalah melepas Dura atau selaput yang menjadi pembatas otak kedua bayi. Langkah berikutnya yang paling rumit adalah menyusuri bagian otak dan pembuluh darah yang menyatu lalu mengembvalikannya ke posisi yang seharusnya.
Tantangan lain yang dihadapi tim dokter adalah risiko perdarahan, yang terjadi saat pembuluh darah dipisahkan. Meski risiko ini sudah diantisipasi sejak awal, dokter sempat menyesuaikan perhitungan soal kebutuhan darah yang memang sulit dicari karena bergolongan A+.
"Semula sudah disiapkan untuk masing-masing bayi 500 mL. Namun dalam pelaksanaannya kebutuhan darah kami perkirakan harus ditambah jadi 1.000 mL. Agak sulit memang karena golongan darahnya A+. Untung banyak yang bersedia menjadi donor, jadi tidak sampai kehabisan," kata ketua tim dokter, Prof Dr dr Bambang Supriyatno, SpA(K).
Kembar siam yang merupakan anak pertama dari pasangan Edy Utomo dan Siti Maryam ini akhirnya meninggal dunia setelah dioperasi. Syakira lebih dulu meninggal pada Kamis (12/1/2012) pukul 14.00 sedangkan saudara kembarnya menyusul pada pukul 17.20 setelah sempat dirawat di ICU selama 4 jam.
(up/ir)











































