Operasi Kembar Dempet Kepala yang Gagal Masuk Tipe Paling Berat

Operasi Kembar Dempet Kepala yang Gagal Masuk Tipe Paling Berat

- detikHealth
Jumat, 13 Jan 2012 11:40 WIB
Operasi Kembar Dempet Kepala yang Gagal Masuk Tipe Paling Berat
(dok. detikHealth)
Jakarta - Risiko kematian pada operasi pemisahan bayi kembar siam dempet kepala Syakira dan Zahira sudah disadari sebelumnya oleh tim dokter. Namun tidak ada pilihan lain, sebab jika tidak dipisah maka otak keduanya akan benar-benar menyatu sehingga fungsinya akan sangat terganggu.

Dokter bedah saraf yang menangani bayi kembar siam Syakira dan Zahira, Dr Syamsul Ashari, SpBS(K) mengakui kembar siam yang dipisahkannya kali ini adalah tipe paling berat. Sebagian otak kanan Syakira menyatu dengan sebagian otak kiri Zahira, termasuk juga pembuluh darahnya sehingga harus segera dipisahkan.

"Jika tidak segera dipisahkan maka otak keduanya akan benar-benar menyatu. Tantangan terbesarnya memang menyusuri pembuluh darah dan memilah mana yang milik bayi 1 dan mana milik bayi 2 lalu mengembalikannya ke posisi yang seharusnya," kata Dr Syamsul dalam jumpa pers di RS Cipto Mangunkusumo, Jumat (13/1/2012).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan pembuluh darah dan sebagian otak yang menyatu, bayi Syakira dan Zahira menjadi saling tergantung satu sama lain. Operasi pemisahan bertujuan agar otak dan pembuluh darahnya terpisah dengan sempurna, sehingga kedua bayi punya sistem sirkulasi darah sendiri di otaknya masing-masing.

Kembar siam dempet kepala atau kraniofagus dengan otak dan pembuluh darah menyatu merupakan tipe paling berat yang dikenal dalam dunia kedokteran. Berdasarkan kondisi penyatuan kepalanya, kembar siam dempet kepala dibagi menjadi 4 tipe sebagai berikut:

Tipe A:
Kepalanya hanya menempel
Tipe B:
Dura atau selaput otaknya menyatu
Tipe C:
Otak hanya menempel
Tipe D:
Otak dan pembuluh menyatu.

Diakui oleh Dr Syamsul, tingkat kesulitan yang dihadapi dalam pemisahan kembar siam Syakira dan Zahira sangat tinggi mengingat kondisinya termasuk tipe D. Tipe ini sangat jarang ditemukan sehingga literaturnya terbatas, sedangkan tingkat keberhasilannya hanya sekitar 48-70 persen.

Dalam operasi selama 23 jam 45 menit yang dimulai sejak Rabu (11/1/2012) pukul 11.45 ini, langkah pertama yang dilakukan Dr Syamsul adalah melepas Dura atau selaput yang menjadi pembatas otak kedua bayi. Langkah berikutnya yang paling rumit adalah menyusuri bagian otak dan pembuluh darah yang menyatu lalu mengembvalikannya ke posisi yang seharusnya.

Tantangan lain yang dihadapi tim dokter adalah risiko perdarahan, yang terjadi saat pembuluh darah dipisahkan. Meski risiko ini sudah diantisipasi sejak awal, dokter sempat menyesuaikan perhitungan soal kebutuhan darah yang memang sulit dicari karena bergolongan A+.

"Semula sudah disiapkan untuk masing-masing bayi 500 mL. Namun dalam pelaksanaannya kebutuhan darah kami perkirakan harus ditambah jadi 1.000 mL. Agak sulit memang karena golongan darahnya A+. Untung banyak yang bersedia menjadi donor, jadi tidak sampai kehabisan," kata ketua tim dokter, Prof Dr dr Bambang Supriyatno, SpA(K).

Kembar siam yang merupakan anak pertama dari pasangan Edy Utomo dan Siti Maryam ini akhirnya meninggal dunia setelah dioperasi. Syakira lebih dulu meninggal pada Kamis (12/1/2012) pukul 14.00 sedangkan saudara kembarnya menyusul pada pukul 17.20 setelah sempat dirawat di ICU selama 4 jam.





(up/ir)

Berita Terkait