Beberapa negara maju seperti di Prancis, Inggris dan Amerika Serikat telah mulai menerapkan program untuk memerangi obesitas sejak dini dengan melakukan pelarangan iklan junk food untuk anak-anak.
Menurut penelitian yang dilakukan WHO, angka obesitas mulai mengalami kenaikan drastis sejak tahun 1980 - 1985. Kenaikan ini ditengarai akibat makin gencarnya promosi produk-produk makanan junk food seperti burger dan pizza. Promosi makanan-makanan tak sehat seperti junk food, pizza dan soda memang erat dengan gaya hidup ala barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Inggris bahkan sudah mulai menerapkan traffic lighting labelling, yaitu standar produk makanan yang dijual di supermarket. Tujuannya adalah menyediakan informasi bagi konsumen, manakah makanan yang mengandung banyak lemak dan manakah makanan yang sehat untuk dikonsumsi.
Perbedaannya, Indonesia sedang berada dalam masa transisi dari negara agraris menjadi negara industri. Maka, jumlah anak-anak yang mengalami obesitas memang tak sebanyak di negara-negara maju. Di Indonesia,anak-anak yang mengalami kelebihan berat badan adalah anak-anak dari keluarga mampu yang menganggap makanan junk food adalah makanan yang mahal dan berkelas. Padahal, di negara-negara maju sendiri telah mulai meninggalkan produk ini dan beralih ke makanan tradisional dan sayur-sayuran.
"Contoh paling baik dalam memerangi obesitas lewat mengubah pola makan adalah Chile. Di sana, makanan yang diproduksi kebanyakan berasal dari pertanian lokal yang lebih sehat. Karena diproduksi oleh petani lokal, maka perekonomian petani juga ikut meningkat," kata Prof James.
Pof James menuturkan bahwa pihaknya sedang berupaya untuk membujuk pemerintah Indonesia agar memperketat aturan mengenai iklan makanan untuk anak-anak, terutama makanan yang kurang sehat. Karena angka obesitas di Indonesia belum terlalu tinggi, Prof James berharap angka obesitas di Indonesia tidak sampai menyaingi negara-negara maju.











































