"GBS penyebab kelumpuhan utama setelah periode polio (lumpuh layu)," jelas Dr. Manfalutfy Hakim, Sp.S (K), Kepada Divisi Neurofisiologi Klinik dan Penyakit Neuromuskular, Departemen Neurologi FKUI-RSCM, dalam acara Konferensi Press 'Mewaspadai Penyakit Guillain-Barre Syndrome (GBS) dan Myasthenia Gravis (MG), di Hotel Mulia Jakarta, Jumat (13/4/2012).
Guillain-Barre Syndrome (GBS) merupakan gangguan imunologi yang menyebabkan kelainan saraf perifer sehingga terjadi kelumpuhan ekstremitas secara asenden dan simetris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Risiko terberat GBS dapat mengancam jiwa karena menyebabkan kelumpuhan otot pernapasan sehingga penderita harus menggunakan ventilator, terkena infeksi paru dan sepsis akibat imobilisasi lama.
"Gejalanya mirip dengan polio, yaitu kesemutan di ujung-ujung jari kaki atau tangan. Tapi kalau polio terjadi di satu sisi tubuh, kanan atau kiri saja. Tapi kalau GBS terjadi simetris, di kedua sisi tubuh, kanan dan kiri," jelas Dr Manfalutfy.
Setelah kesemutan di kedua ujung tangan atau kaki, lanjut Dr. Manfalutfy, serangan akan naik ke atas hingga akhirnya dalam selang 1 atau 2 minggu dapat menyebabkan sulit berjalan dan kelumpuhan.
"Semakin cepat jarak antara kesemutan dan kelumpuhan, maka akan semakin berat kecacatan yang ditimbulkan. Artinya saraf yang rusak lebih berat dan antibodinya lebih kuat," ujar Dr. Manfalutfy.
Biasanya sebelum kesemutan di kedua sisi tubuh terjadi, pasien akan mengalami infeksi seperti diare atau radang tenggorokan.
"Jadi perlu diwaspadai kalau Anda mengalami kesemutan di kedua kaki atau tangan, dan diingat-ingat beberapa minggu sebelumnya pernah diare, segera konsultasikan dengan dokter jangan ditunda-tunda. Karena semakin cepat ditangani, peluang kecacatan yang ditimbulkan GBS akan semakin kecil," tutup Dr. Manfalutfy.











































