Penduduknya Suka Makan Cokelat, Swiss Paling Banyak Raih Nobel

Penduduknya Suka Makan Cokelat, Swiss Paling Banyak Raih Nobel

- detikHealth
Kamis, 11 Okt 2012 16:30 WIB
Penduduknya Suka Makan Cokelat, Swiss Paling Banyak Raih Nobel
(Foto: Thinkstock)
Jakarta - Cokelat, cemilan favorit anak-anak dan orang dewasa ini telah lama dikenal tak hanya enak tapi juga memiliki sejumlah manfaat kesehatan jika dikonsumsi dalam porsi sewajarnya.

Tapi belakangan sebuah studi menemukan bahwa konsumsi cokelat itu ada kaitannya dengan jumlah pemenang penghargaan Nobel dari suatu negara. Dengan kata lain studi ini mengungkapkan bahwa cemilan manis ini dapat menambah kekuatan otak bagi orang yang mengonsumsinya.

Peneliti Dr. Franz Messerli dari St Luke's-Roosevelt Hospital dan Columbia University, New York mengemukakan bahwa di balik manfaat itu adalah antioksidan bernama flavonol yang ada di dalam teh hijau, anggur merah dan cokelat dapat membantu memperlambat atau melawan penurunan kondisi mental yang berkaitan dengan usia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Messerli mengamati apakah ada kaitan antara konsumsi cokelat perkapita suatu negara dengan banyaknya penghargaan Nobel yang dimenangkan negara tersebut. Penghargaan Nobel disini dianggap sebagai salah satu indikator tinggi-rendahnya fungsi kognitif pada suatu bangsa.

Dengan menggunakan data dari sejumlah perusahaan produsen cokelat di 23 negara, Messerli menemukan korelasi yang luar biasa.

Sesuai dengan julukannya sebagai penghasil cokelat nomor satu dunia, Swiss menduduki posisi tertinggi dalam hal konsumsi cokelat dan perolehan Nobel, terutama bila dilihat dari jumlah populasinya. Disusul oleh AS, Belanda, Irlandia, Perancis, Belgia dan Jerman. Di urutan bawah ada China, Jepang dan Brazil.

Uniknya, sejauh ini Swedia berhasil menggondol 32 Nobel padahal jika dilihat dari kegemaran penduduknya terhadap cokelat, seharusnya Swedia hanya bisa meraih 14 penghargaan.

Messerli pun menduga bahwa panitia Nobel yang berbasis di Swedia bisa jadi memiliki 'bias patriotik' terhadap rekan-rekan senegaranya sehingga cenderung memilih peneliti-peneliti dari Swedia sebagai penerima Nobel.

"Namun mungkin juga penduduk Swedia sebenarnya sangat sensitif terhadap cokelat sehingga meski jumlah cokelat yang dikonsumsi sangat kecil itu sudah memberikan efek yang luar biasa terhadap kemampuan kognitif mereka," tandas Messerli seperti dilansir dari MSN, Kamis (11/10/2012).

Messerli juga telah menghitung 'dosis' cokelat yang diperlukan untuk menghasilkan penerima-penerima Nobel baru dari suatu negara yaitu 14 ons per orang per tahunnya atau sekitar 9 batang cokelat. Ia sendiri mengaku makan cokelat setiap hari.

Studi ini telah dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine.



(ir/ir)

Berita Terkait