Sharon Watt mengeluh sakit perut dan setelah berkonsultasi ke dokter, ternyata ada kista seberat 35 kg di ovariumnya. Sharon mengira perutnya terus membuncit akibat makan terlalu banyak.
Untungnya, dokter di Timaru Hospital telah berhasil mengeluarkan kista raksasa tersebut dari ovariumnya. Sharon pun sudah diperbolehkan pulang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ginekolog Albert Makary mengatakan kepada Fairfax, kista yang dialami Sharon beratnya hampir sama dengan total berat badan 10 bayi, dan ini adalah kista terbesar yang pernah dilihat selama karirnya. Kista ini diduga merupakan kista terbesar di Selandia Baru.
"Saya pikir (kista) rekor dunia beratnya sekitar 50 kg," jelas Albert Makary.
Terbentuknya kista terjadi setiap bulan saat seorang perempuan mengalami menstruasi. Kista biasanya akan menghilang. Namun, kadang kala justru terus berkembang dan semakin membesar. Bahkan, muncul kista-kista lain yang tidak ada kaitannya dengan proses ovulasi.
Jenis kista seperti ini yang perlu diwaspadai sehingga dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut guna mengetahui apakah berbahaya atau tidak untuk menentukan penanganan yang yang lebih serius.
Kista disebut normal dilihat dari besar kecilnya diameter melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Jika masih normal biasanya menghilang dengan sendirinya meski tetap harus diamati apakah akan mengalami pembesaran atau tidak.
Pembesaran kista dapat terjadi dengan cepat yang kadang tidak disadari si penderita. Karena kista tersebut sering muncul tanpa gejala. Itu sebabnya diagnosa awal agak sulit dilakukan.
Gejala-gejala seperti perut yang agak buncit serta bagian bawah perut terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukurannya sudah cukup besar. Kista yang sudah mengalami pembesaran perlu tindakan pengangkatan melalui proses laparoskopi.
Setelah diangkat, pemeriksaan rutin tetap perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kista itu akan muncul kembali atau tidak.
(mer/vit)











































