Di Australia contohnya, klinik-klinik utama di Sydney sudah tidak pernah menemukan pasien yang terinfeksi kutu di rambut kemaluannya sejak tahun 2008. Pada laki-laki masih ada, namun jumlah kasusnya sudah berkurang 80 persen dalam 10 tahun terakhir.
"Dulu ini (infeksi kutu di rambuh kemaluan) sering dijumpai, sekarang jarang terlihat," kata Basil Donovan, pakar kesehatan seksual di University of New South Wales dan Sydney Sexual Health Centre seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (14/1/2013).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah salon kecantikan di Manhattan, J Sister Salon menangani 200 klien yang menginginkan rambut kemaluannya digunduli dengan bikini waxing. Tidak hanya perempuan yang meminatinya, laki-laki juga banyak yang berdatangan ke salon tersebut untuk minta digunduli.
Diperkirakan lebih dari 80 persen pelajar dan mahasiswa di Amerika Serikat sudah tidak memiliki rambut kemaluan karena selalu dicukur atau dicabut dengan bikini waxing. Kalaupun tidak semua dihilangkan, biasanya tinggal disisakan sedikit karena di bagian tertentu memang lebih nyaman kalau ada rambutnya.
Bisa ditebak, kutu-kutu tidak akan nyaman tinggal di kemaluan yang 'gundul' alias tidak ada rambutnya. Lama-kelamaan, kutu tersebut makin langka dan kini telah masuk ke daftar spesies langka meski tidak disebutkan apakah juga perlu dilindungi seperti halnya badak bercula satu.
Padahal seandainya punya tempat untuk tinggal, kutu di rambut kemaluan mudah sekali berkembang biak. Kutu ini hanya perlu kawin sekali untuk bertelur seumur hidup. Kutu muda dan tidak sulit baginya untuk mencari makan karena bisa mengambil makanan langsung dari pembuluh darah manusia.
(up/vit)











































