Pinta Manullang, Kehilangan Anak Makin Mendekatkan Pada Penyandang Kanker

Pinta Manullang, Kehilangan Anak Makin Mendekatkan Pada Penyandang Kanker

- detikHealth
Jumat, 25 Jan 2013 12:33 WIB
Pinta Manullang, Kehilangan Anak Makin Mendekatkan Pada Penyandang Kanker
Pinta Manullang dan Seorang Pengidap Kanker (Foto: Nurvita / detikHealth)
Jakarta - 2008 Lalu Pinta Manullang kehilangan putra sulungnya, Andrew David Maruli Manullang (Anyo). Di usia 19 tahun, Anyo menghadap Sang Khalik karena leukemia yang menyerangnya sejak tahun 2000. Namun kehilangan Anak justru semakin mendekatkan Pinta pada anak-anak penyandang kanker.

Saat Anyo sakit, Pinta bersama rekan-rekannya mendirikan Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI). Yayasan itu tidak hanya memberikan informasi bagi masyarakat awam dan berbagai pengalaman dalam menangani penyakit kanker tetapi juga menyediakan fasilitas pendidikan, akomodasi serta transportasi bagi anak-anak yang sedang dalam pengobatan dan perawatan di rumah sakit.

Kemudian pada Juni 2012, Pinta mendirikan Yayasan Anyo Indonesia (YOI). Nama Anyo digunakan sebagai nama yayasan agar semakin menginspirasi dan memberikan semangat kepada Pinta, para pengurus, dan orang tua penyandang kanker lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anyo kena leukemia di umur 11 tahun. 8 Tahun dia bertahan, melakukan berobat jalan juga. Tapi di usia 19,5 tahun berpulang," terang Pinta yang ditemui detikHealth di Rumah Anyo, Jalan Anggrek Nelli Murni A110, Slipi, Jakarta Barat, dan ditulis pada JUmat (25/1/2013).

Sebelum meninggal, Anyo sempat kuliah di The Hague University, Belanda, mengambil jurusan Komunikasi Internasional. Kepada detikHealth, Pinta memperlihatkan foto si sulung kebanggaannya sebelum meninggal. Dalam foto, Anyo terlihat sehat dan ceria.

Setelah kepergian Anyo, Pinta semakin aktif berkecimpung di yayasan kanker. Bahkan rumah orang tuanya kemudian dijadikan sebagai rumah tinggal sementara anak penyandang kanker, yang kemudian disebut Rumah Anyo.

"Kita seperti dikasih amanah untuk peduli pada anak-anak itu. Ini mungkin sudah menjadi tigas kita," sambung Pinta.

Keberadaan rumah tinggal sementara bagi anak penyandang kanker terinspirasi shelter khusus untuk anak penyandang kanker di Belanda Ronald McDonald Huis. Shelter itu merupakan rumah yang nyaman bagi anak penyandang kanker yang sedang menjalani pengobatan dan orang tuanya. Mereka dibolehkan tinggal hingga waktu yang tidak terbatas.

Menurut ibu dari 3 anak ini, yang diperlukan bagi anak dengan kanker dan keluarganya adalah kepedulian. Salah satu bentuk kepedulian adalah dengan menyediakan telinga bagi mereka. Sebab mereka terkadang butuh untuk didengar.

"Kanker itu tak bisa menunggu. Kalau kita diemin apa kita tega," ucap Pinta.


(vit/up)

Berita Terkait