Sering Ganti Pasangan, Turis Berisiko Sebar Penyakit Menular Seksual

Sering Ganti Pasangan, Turis Berisiko Sebar Penyakit Menular Seksual

- detikHealth
Selasa, 16 Apr 2013 07:03 WIB
Sering Ganti Pasangan, Turis Berisiko Sebar Penyakit Menular Seksual
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Perilaku seks berisiko dapat memicu infeksi penyakit menular seksual. Tindakan sembrono ini bisa dilakukan dalam berbagai kesempatan, salah satunya saat sedang traveling. Penelitian menemukan bahwa penyebaran penyakit menular seksual di Australia salah satunya dilakukan oleh para bacpacker.

Para peneliti di Kementerian Kesehatan Queensland mengukur risiko kesehatan akibat kedatangan para backpacker internasional ke Brisbane, kota yang merupakan kota tujuan wisata terpopuler nomer 3 di Australia. Penelitian ini melibatkan 168 orang backpacker. Kebanyakan berasal dari Eropa.

Perbandingan pria dan wanita dalam survei hampir sama, yaitu 57 persen pria dan 43 persen wanita. Kesemua peserta ditanya mengenai kebiasaan minum alkohol dan aktivitas seksualnya. Para peserta juga diminta menjalani tes urine untuk mengetahui adanya infeksi 2 penyakit menular seksual, yaitu klamidia dan gonore.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasilnya menemukan bahwa perilaku minum alkohol dan aktivitas seksual yang dilakukan para backpacker terhitung tinggi. Hampir sepertiga backpacker yang diteliti mengaku berhubungan seks dengan warga Australia. Sekitar tiga perempat peserta sempat mabuk berat selama perjalanan akibat alkohol.

Hampir 20 persen peserta mengaku lebih banyak berhubungan seks saat berlibur dibandingkan saat di rumah. Tingkat konsumsi alkohol saat berlibur berkorelasi dengan berapa banyak pasangan seksual yang dimiliki. Dengan kata lain, makin banyak minum alkohol maka akan memicu makin sering berganti pasangan seksual.

"Ini menunjukkan bahwa kedatangan para backpacker di Australia saat hari libur kerja dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat yang lebih serius melihat kecenderungannya untuk memiliki pasangan seksual lebih banyak, termasuk pasangan seksual asal Australia," kata peneliti seperti dilansir Medical Daily, Selasa (16/4/2013).

Para peneliti menyoroti kemungkinan para backpacker menyebarkan infeksi mengingat banyak wisatawan melewati daerah tropis yang merupakan sarang penyakit menular seperti Thailand, Singapura, Kamboja, Laos dan Malaysia. Nyatanya, sepertiga wisatawan dalam penelitian sempat berhenti di negara-negara tersebut sebelum meneruskan perjalanan ke Australia.

Penelitian menemukan bahwa hanya 4,3 persen backpacker yang mengidap clamidia. Sedangkan warga lokal yang mengidap penyakit serupa sebanyak 4,6 persen. Peneliti tidak menemukan adanya gonore dalam kelompok sampel, namun mewanti-wanti untuk tidak meremehkan risikonya.

Para peserta hanya diperiksa untuk mengetahui keberadaan 2 penyakit menular seksual. Walau demikian, ternyata sekitar 16 persen peserta mengaku mengalami setidaknya 1 gejala penyakit menular seksual berupa nyeri saat kencing dan munculnya lesi atau benjolan 12 bulan sebelumnya.

"Upaya menjaga kesehatan masyarakat harus diperkuat dengan cara memeriksa dan mengedukasi para backpacker internasional yang menghabiskan waktu lebih lama di negara tuan rumah, mengingat kemungkinannya yang besar untuk melakukan hubungan seks dengan anggota masyarakat setempat," kata peneliti.

(pah/vit)

Berita Terkait