Jangan Ditiru! Orang-orang Ini Sampai Cari Alat Bantu untuk Ngupil

Kebiasaan Ngupil di Mata Dokter

Jangan Ditiru! Orang-orang Ini Sampai Cari Alat Bantu untuk Ngupil

- detikHealth
Jumat, 03 Mei 2013 15:11 WIB
Jangan Ditiru! Orang-orang Ini Sampai Cari Alat Bantu untuk Ngupil
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta - Para dokter tidak pernah menyarankan ngupil sebagai pilihan untuk membersihkan rongga hidung dari kotoran. Namun karena dirasa asyik, banyak juga yang tetap nekat melakukannya bahkan sampai menggunakan alat bantu untuk memudahkannya.

"Saat ngupil itu, mukosa (lapisan tipis di dinding rongga hidung) bisa lecet. Itu potensi kuman masuk ke bawah mukosa ada," terang Dr Agus Subagio, SpTHT dari RS Puri Indah saat dihubungi detikHealth, Jumat (3/5/2013).

Risiko lecet dan infeksi tentu bisa lebih besar dengan adanya alat bantu seperti yang dipakai orang-orang berikut ini, apalagi jika alatnya tidak steril.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


1. Pinset

Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Umumnya, pinset digunakan mencabut alis, rambut ketiak, atau rambut-rambut halus lainnya. Demikian pula dengan Andi, mahasiswa semester akhir di Yogyakarta juga memakai pinset untuk mencabut rambut di hidung. Namun saat melakukannya, ia bisa sekalian mencari upil dengan alat tersebut.

"Jarang-jarang juga sih (pakai pinset) karena ribet. Lebih banyak pinset buat nyabut bulu hidung, lalu upilnya kebawa," kata Andi.

2. Ujung Handuk yang Dipilin-pilin

Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Sebenarnya tidak ada masalah menggunakan handuk untuk menyeka air yang membasahi muka dan rongga hidung sehabis mandi. Namun beberapa orang merasa tidak cukup hanya menyeka, lalu menggunakan ujung handuk yang dipilin-pilin untuk mengorek upil di hidungnya.

"Handuk kan lembut, jadi menurut saya lebih aman daripada pakai jari," kata Rina, seorang karyawati di Jakarta yang sepertinya tidak memperhitungkan bahwa handuk juga belum tentu steril.

3. Tissue

Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Selain handuk, benda yang dianggap cukup lembut untuk mengorek upil adalah tisue. Dibanding handuk, tissue yang cuma sekali pakai relatif lebih bersih. Tetapi perlu diperhitungkan juga, karena terlalu lembut maka tissue mudah sobek dan meninggalkan serpihan yang bisa terhirup oleh saluran napas.

"Biasanya pakai tissue karena alasan lain Mas, kayak gatal hidung misalnya. Jadi butuh sesuatu yang sedikit lebih kasar dari jari untuk menggaruk. Awalnya menggaruk, tapi terus sekalian bersihin upil," kata Andi.

4. Cotton Bud

Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Sama seperti handuk dan tissue, tekstur cotton bud yang lembut tetapi berserat juga dianggap bisa memudahkan aktivitas ngupil sebab dengan alat tersebut kotoran hidung jadi lebih mudah terjerat. Apalagi cotton bud dilengkapi tangkai yang kaku, sehingga lebih mudah dikendalikan dibanding handuk atau tissue yang dipilin-pilin.

"Apa ya, kalau nggak pakai tissue ya cotton bud mungkin," kata Nisa, seorang pegawai swasta saat ditanya tentang alat bantu yang digunakannya untuk ngupil.

5. Pensil

Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Sangat jarang orang menggunakan alat tulis untuk membersihkan rongga hidung. Selain karena memang bukan peruntukannya, pensil atau pulpen juga terlalu besar dan tidak memiliki permukaan kasar yang bisa menjerat upil. Namun demikian, beberapa orang mengaku punya bayangan bagaimana cara menyiasatinya.

"Pakai pensil yang ada setip (penghapus) di ujungnya, itu yang paling feasible. Ada karetnya, jadi biar bisa lengket upilnya," kata Tiwi, seorang pekerja LSM di Jakarta yang mengaku belum pernah mempraktikkannya sendiri.
Halaman 2 dari 6
Umumnya, pinset digunakan mencabut alis, rambut ketiak, atau rambut-rambut halus lainnya. Demikian pula dengan Andi, mahasiswa semester akhir di Yogyakarta juga memakai pinset untuk mencabut rambut di hidung. Namun saat melakukannya, ia bisa sekalian mencari upil dengan alat tersebut.

"Jarang-jarang juga sih (pakai pinset) karena ribet. Lebih banyak pinset buat nyabut bulu hidung, lalu upilnya kebawa," kata Andi.

Sebenarnya tidak ada masalah menggunakan handuk untuk menyeka air yang membasahi muka dan rongga hidung sehabis mandi. Namun beberapa orang merasa tidak cukup hanya menyeka, lalu menggunakan ujung handuk yang dipilin-pilin untuk mengorek upil di hidungnya.

"Handuk kan lembut, jadi menurut saya lebih aman daripada pakai jari," kata Rina, seorang karyawati di Jakarta yang sepertinya tidak memperhitungkan bahwa handuk juga belum tentu steril.

Selain handuk, benda yang dianggap cukup lembut untuk mengorek upil adalah tisue. Dibanding handuk, tissue yang cuma sekali pakai relatif lebih bersih. Tetapi perlu diperhitungkan juga, karena terlalu lembut maka tissue mudah sobek dan meninggalkan serpihan yang bisa terhirup oleh saluran napas.

"Biasanya pakai tissue karena alasan lain Mas, kayak gatal hidung misalnya. Jadi butuh sesuatu yang sedikit lebih kasar dari jari untuk menggaruk. Awalnya menggaruk, tapi terus sekalian bersihin upil," kata Andi.

Sama seperti handuk dan tissue, tekstur cotton bud yang lembut tetapi berserat juga dianggap bisa memudahkan aktivitas ngupil sebab dengan alat tersebut kotoran hidung jadi lebih mudah terjerat. Apalagi cotton bud dilengkapi tangkai yang kaku, sehingga lebih mudah dikendalikan dibanding handuk atau tissue yang dipilin-pilin.

"Apa ya, kalau nggak pakai tissue ya cotton bud mungkin," kata Nisa, seorang pegawai swasta saat ditanya tentang alat bantu yang digunakannya untuk ngupil.

Sangat jarang orang menggunakan alat tulis untuk membersihkan rongga hidung. Selain karena memang bukan peruntukannya, pensil atau pulpen juga terlalu besar dan tidak memiliki permukaan kasar yang bisa menjerat upil. Namun demikian, beberapa orang mengaku punya bayangan bagaimana cara menyiasatinya.

"Pakai pensil yang ada setip (penghapus) di ujungnya, itu yang paling feasible. Ada karetnya, jadi biar bisa lengket upilnya," kata Tiwi, seorang pekerja LSM di Jakarta yang mengaku belum pernah mempraktikkannya sendiri.

(up/up)

Berita Terkait