Benjolan dan luka melepuh yang ia alami membuatnya menangis sepanjang hari. Sebab ruam tersebut mengakibatkan rasa gatal namun setiap kulitnya disentuh ia akan merasa kesakitan, seperti dilansir The Sun, Senin (3/6/2013).
Sebelumnya kakak Frankie, Kayne, baru sembuh dari gejala ringan flu dan cacar air, ia sembuh hanya dengan diberikan antibiotik. Saat Frankie mengalami ruam, keluarganya mengira ia mungkin telah terjangkit virus yang sama. Namun keesokan harinya, ruam di tubuh Frankie semakin banyak dan suhu tubuhnya meningkat menjadi 39,9 derajat Celcius.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Frankie pun akhirnya dibawa ke Royal Victoria Infirmary (RVI), Newcastle, di mana lebih dari 30 spesialis berkata kepada Lucy dan suaminya, Wayne Mould, bahwa kondisi anak mereka cukup parah dan keselamatan jiwanya terancam.
Frankie telah terjangkit infeksi Necrotising fasciitis, yang disebut juga sebagai 'kematian jaringan', seperti dilansir Metro Radio, Senin (3/6/2013).
Keesokan harinya, orang tua Frankie diberitahu bahwa bakteri Strep A ini adalah penyebab infeksi tersebut. Diperkirakan bakteri tersebut menyerang saat sistem imun Frankie sedang menurun. Apalagi sekitar 3 minggu sebelumnya Frankie menderita luka di kepala.
Kondisi ini semakin parah hingga akhirnya Frankie terserang flu dan mengalami koma selama 9 hari. Untuk menyelamatkan nyawanya, tim medis melakukan operasi pemotongan otot dan membuang sebagian kulit di tubuhnya, terutama di daerah yang terinfeksi, yaitu di bagian paha dan bahunya.
Proses operasi tersebut memakan waktu kurang lebih 14 jam. Proses ini termasuk pencangkokan kulit. Sebelum operasi, tim medis memberi tahu orang tua Frankie untuk mempersiapkan diri atas kemungkinan terburuk yang terjadi.
Kini, Frankie sekarang sudah mulai pulih dan kembali ke rumahnya setelah hampir 6 minggu dirawat di Great North Children’s Hospital, Newcastle.
(vit/vit)











































