Ketika itu Lynette dan temannya, Jim Gerber, sedang menuju rumah sakit di pedesaan Utah bagian Barat. Sejak awal, dia sudah menyadari bahwa bayi kembarnya akan dilahirkan prematur, namun dia tidak menyangka persalinannya akan secepat itu.
Ketika air ketuban sudah pecah, mereka memutuskan untuk parkir di pinggir jalan. Gerber menelpon 911 dan mendapat instruksi selama 20 menit untuk membantu persalinan si kembar. Dengan berat yang hanya 1,3 kg, salah seorang bayi tersebut dilahirkan tanpa napas dan pucat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka mukjizat. Dan mereka pejuang. Mereka kuat. Mereka akan menjadi anak laki-laki yang luar biasa. Berbicara dengannya seperti sedang terhubung di sana. Dia akan menatap kami, dia akan melihat ke arahku dan saya seperti, 'Saya tidak akan membiarkan Anda pergi. Kau akan berada di sini," kata Hales seperti dilansir New York Daily News, Rabu (5/6/2013).
Setelah bayi pertama dilahirkan, bayi kembar lainnya masih berdiam di perut Hales dan siap untuk keluar. Tapi bayi kedua ini punya masalah sendiri. Dia terlahir sungsang, walau kondisinya tidak separah kakaknya. Tangisannya keras membahana dan lebih mudah bernapas ketimbang si kakak.
Tak berapa lama, helikopter medis tiba untuk menerbangkan 2 bayi dan ibunya ke rumah sakit. Kedua saudara kembar itu akan menghabiskan waktu berminggu-minggu dalam perawatan intensif sampai berat badan dan kekuatan tubuhnya bertambah.
"Itu sulit, itu menakutkan. Saat seperti ini tak ada duanya," ungkap Hales.











































