1. Tunjukkan risiko yang dihadapi
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
|
Bagi anak kecil, tutup toilet bisa menjadi ancaman serius. Sedikitnya 1.000 kasus kecelakaan penis terjadi saat anak-anak belajar pipis sendiri di toilet duduk. Tunjukkan bahwa tutup toilet bisa jatuh dan menjepit penis anak, ingatkan untuk waspada tanpa harus menakut-nakutinya.
2. Ajarkan pegang penis dengan satu tangan
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
|
Sedini mungkin, biasakan anak untuk memegang penis saat pipis hanya dengan satu tangan saja. Dengan demikian, tangan yang lain bisa digunakan untuk menahan tutup toilet jika sewaktu-waktu jatuh atau jika perlu untuk memeganginya selama pipis.
3. Ajarkan cara aman menurunkan tutup toilet
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
|
Ingatkan anak untuk tidak usah buru-buru saat menurunkan dudukan toilet. Pastikan si anak sudah benar-benar selesai hingga bersih tetesan terakhirnya, lalu amankan penis dengan menariknya menjauh dari mulut toilet sebelum menurunkan tutup.
4. Pilihkan jenis tutup toilet yang aman
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
|
Ada beberapa jenis tutup toilet yang lebih aman untuk digunakan saat anak laki-laki sedang belajar pipis sendiri. Tutup toilet jenis 'slow close' akan mengurangi risiko cedera saat mendadak jatuh, atau gunakan tutup jenis 'U' yang berlubang di bagian depannya. Bisa juga menggunakan tutup toilet khusus anak.
5. Ingatkan untuk hati-hati saat menutup celana
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
|
Setelah menutup toilet dengan aman lalu mem-flush, anak laki-laki belum 100 persen aman dari cedera penis. Jika si anak tidak mengenakan celana dalam, risiko penis terjepit resleting juga perlu diwaspadai.
British Journal of Urology mencatat, jumlah kasusnya cukup mencengangkan. Tercatat sebanyak 17.616 pria masuk UGD (Unit Gawat Darurat) antara tahun 2002 hingga 2010 karena cedera genital yang terkait resleting.
Bagi anak kecil, tutup toilet bisa
menjadi ancaman serius. Sedikitnya 1.000 kasus kecelakaan penis terjadi saat anak-anak belajar pipis sendiri di toilet duduk. Tunjukkan bahwa tutup toilet bisa jatuh dan menjepit penis anak, ingatkan untuk waspada tanpa harus menakut-nakutinya.
Sedini mungkin, biasakan anak untuk memegang penis saat pipis hanya dengan satu tangan saja. Dengan demikian, tangan yang lain bisa digunakan untuk menahan tutup toilet jika sewaktu-waktu jatuh atau jika perlu untuk memeganginya selama pipis.
Ingatkan anak untuk tidak usah buru-buru saat menurunkan dudukan toilet. Pastikan si anak sudah benar-benar selesai hingga bersih tetesan terakhirnya, lalu amankan penis dengan menariknya menjauh dari mulut toilet sebelum menurunkan tutup.
Ada beberapa jenis tutup toilet yang lebih aman untuk digunakan saat anak laki-laki sedang belajar pipis sendiri. Tutup toilet jenis 'slow close' akan mengurangi risiko cedera saat mendadak jatuh, atau gunakan tutup jenis 'U' yang berlubang di bagian depannya. Bisa juga menggunakan tutup toilet khusus anak.
Setelah menutup toilet dengan aman lalu mem-flush, anak laki-laki belum 100 persen aman dari cedera penis. Jika si anak tidak mengenakan celana dalam, risiko penis terjepit resleting juga perlu diwaspadai.
British Journal of Urology mencatat, jumlah kasusnya cukup mencengangkan. Tercatat sebanyak 17.616 pria masuk UGD (Unit Gawat Darurat) antara tahun 2002 hingga 2010 karena cedera genital yang terkait resleting.
(up/vit)