Untuk studi ini, tim peneliti dari Finlandia mengamati 9.000 keluarga di UK selama dua tahun. Yang diamati adalah keluarga dengan minimal satu orang anak berusia antara 9 bulan hingga tiga tahun. Secara khusus peneliti membandingkan berat badan anak, pola pengasuhan anak serta latar belakang dari keluarga yang diamati studi ini.
Hasilnya, anak-anak yang sering diasuh oleh kakek-neneknya berpeluang 22 persen lebih besar untuk mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dibandingkan anak-anak yang tinggal dengan orang tuanya atau diasuh oleh teman-teman dari orang tuanya maupun tetangganya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Temuan ini menunjukkan bahwa anak-anak yang banyak menghabiskan waktunya dengan nenek mereka antara usia 9 bulan hingga tiga tahun lebih cenderung mengalami kelebihan berat badan ketika usianya menginjak tiga tahun dibandingkan anak-anak yang diasuh sendiri oleh orangtuanya," terang peneliti Dr. Antti Tanskanen dari University of Helsinki,
"Dan ternyata kami menyimpulkan bahwa orangtua kedua ini, terutama para nenek mempunyai alasan yang signifikan untuk melakukan hal ini yaitu meningkatkan keberlangsungan hidup cucu-cucunya dengan cara menaikkan status gizi mereka," tambahnya.
Menurut Tanskanen, keinginan kakek-nenek untuk meningkatkan status gizi cucu mereka ini memang dapat menurunkan tingkat kematian anak. Hanya saja di masyarakat modern, kondisi semacam ini juga berdampak negatif terhadap si anak karena si anak jadi obesitas.
Terbukti, hanya 22,9 persen anak yang diasuh orang tuanya dan mengalami obesitas, sedangkan anak yang diasuh kakek-neneknya dan mengalami kelebihan berat badan mencapai 26 persen. Demikian dikutip dari Daily Mail, Senin (1/7/2013).
Sepakat dengan temuan ini, Dr. Aric Sigman, seorang psikolog serta pengajar bidang kesehatan dan pendidikan dari kampus yang sama mengatakan bahwa kakek-nenek kerapkali tak memiliki pengetahuan yang memadai tentang kandungan gizi makanan. Belum lagi tren penundaan pembentukan keluarga yang banyak terjadi pada masyarakat modern menyebabkan kakek-nenek jaman sekarang cenderung lebih tua dan rapuh dibandingkan generasi sebelumnya.
"Orang yang lebih tua juga tak memiliki begitu banyak energi dan kurang bergerak sehingga mereka tak bisa seaktif cucu-cucunya seperti halnya kakek-nenek dari generasi sebelumnya," pungkasnya.
Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Evolutionary Psychology.











































