Diabetes terjadi ketika tubuh kehilangan kemampuannya untuk mengolah glukosa. Seharusnya, glukosa yang didapatkan dari makanan diubah menjadi sumber energi untuk digunakan oleh otot. Dengan ketidaknormalan pengolahan glukosa dalam tubuh, sistem sirkulasi mulai menderita dan pembuluh darah di daerah tertentu seperti jantung, kaki, dan mata, bisa menjadi rusak, seperti dilansir Daily Mail, Kamis (4/7/2013).
Gejala awal diabetes seperti munculnya rasa haus yang berlebihan dan peningkatan frekuensi buang air kecil juga disebabkan oleh akumulasi glukosa dalam darah. Jika tidak segera diatasi, diabetes tipe 2 dapat meningkatkan risiko serangan jantung, kebutaan, dan bahkan amputasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam penelitian ini, tim merekrut 70 orang dewasa sehat. Pada tahap awal percobaan, mereka diminta untuk duduk selama 9 jam penuh. Gula darah dan insulin responden diukur setiap kali mereka diberikan minuman pengganti makan, yaitu setelah jam ke-1, jam ke-4, dan jam ke-7. Tes ini disebut sebagai tes postprandial. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi seberapa baik tubuh dapat menyerap gula dari makanan.
Kemudian responden diminta untuk berjalan cepat selama setengah jam sebelum duduk 9 jam. Sedangkan pada tahap ketiga, responden diminta duduk selama 9 jam juga, namun kali ini mereka juga diminta untuk berjalan selama tepat 1 menit 40 detik setiap setengah jam. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar gula darah responden lebih rendah setelah mereka berjalan-jalan singkat secara rutin sambil duduk.
Temuan ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya di tahun 2011, di mana saat itu ditunjukkan bahwa pekerja kantoran yang sesekali melakukan istirahat singkat memiliki kadar kolesterol yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tetap di meja sepanjang waktu.
Hasil penelitian ini telagh dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition.
(vit/vit)











































