"Sebenarnya tidak ada bahayanya, kecuali tubuh saat itu memang sedang sakit dan tidak bugar. Kalau kondisinya seperti itu sebaiknya memang tetap makan sahur atau tidak berpuasa," papar Dr. Tirta Prawita Sari, MSc, SpGK, spesialis gizi, kepada detikHealth dan ditulis pada Rabu (24/7/2013).
Menurut Dr Tirta, tubuh manusia sangat mampu bertoleransi terhadap kondisi tertentu. Sebab, tubuh manusia bisa bertahan seharian tanpa makanan. Yang menjadi masalah justru efek yang diakibatkan karena tubuh kekurangan asupan cairan. Seperti sudah diketahui, tubuh manusia lebih sulit bertahan tanpa air dibandingkan tanpa makanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan tersebut diamini oleh dr Phaidon L Toruan, seorang praktisi kesehatan, saat dihubungi oleh detikHealth. Menurutnya, jika kurang cairan selama seharian penuh maka tubuh akan mengalami dehidrasi. Pada akhirnya dehidrasi ini dapat memberi dampak terhadap aktivitas sehari-hari.
"Salah satunya adalah menjadi lemas dan sulit fokus. Kadang kondisi tersebut dirasa hanya karena seharian tidak makan saja, padahal ada beberapa faktor lain termasuk kurang asupan cairan atau dehidrasi," terang dr Phaidon.
Dr Tirta menyarankan sebaiknya memang disempatkan untuk bangun untuk makan sahur, meskipun tubuh dirasa sedang lelah. Selain membantu agar aktivitas sehari-hari tak terganggu, sahur juga memastikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh tetap seimbang dan mencegah penurunan daya tahan tubuh.
Jika memang tidak sempat sahur, pastikan saat sahur dan berbuka dapat memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh yang hilang. Dengan begitu maka cairan tubuh akan tetap seimbang. Hitung kebutuhan cairan tubuh dengan menggunakan rumus 0,03 x berat badan (dalam kg). Misalnya seseorang memiliki berat badan 55 kg, maka kebutuhan cairannya adalah 0,03 x 55 = 1,65 liter air.
"Tidak selalu kebutuhan cairan per hari itu 2 liter untuk semua orang. Dengan menggunakan rumus ini, maka orang-orang bisa tahu seberapa banyak sebenarnya cairan yang dibutuhkan. Kebanyakan setelah berbuka cepat merasa cukup minum, padahal sebenarnya tubuh masih butuh," tutur dr Phaidon.
(vit/vit)











































