Ini Penyakit yang Sering Bersarang di Kelamin Wanita

Ini Penyakit yang Sering Bersarang di Kelamin Wanita

- detikHealth
Selasa, 03 Sep 2013 12:00 WIB
Ini Penyakit yang Sering Bersarang di Kelamin Wanita
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Jakarta - Dibanding kelamin pria, bentuk kelamin wanita yang tersembuyi lebih memungkinnya menjadi lembab dan diserang infeksi. Kondisi ini pun membuat beberapa penyakit doyan bersarang.

Berikut penyakit-penyakit yang kerap bersarang di kelamin wanita atau vagina, seperti dirangkum detikHealth, Selasa (3/9/2013):

1. Keputihan

Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Keputihan dibagi menjadi dua, yaitu keputihan yang fisiologis (normal) dan keputihan yang patologis (kelainan). Keputihan yang fisiologis terdapat pada keadaan yang berhubungan dengan faktor hormonal (misalnya saat hamil), sebelum dan sesudah menstruasi, faktor stres, maupun saat mendapat rangsang seksual.

Sedangkan keputihan patologis dapat terjadi pada beberapa keadaan seperti kelembaban daerah genital, infeksi bakteri, infeksi jamur, infeksi parasit, pemakaian pembersih vagina berlebihan, pemakaian pantyliners maupun akibat pemakaian obat-obatan tertentu.

2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Ilustrasi (Foto: thinkstock)
ISK atau sering disebut juga dengan singkatan UTI (Urinary Tract Infection) merupakan salah satu keluhan paling umum di sekitar organ reproduksi, baik pada laki-laki maupun perempuan. Pada perempuan, umumnya lebih terkait dengan kebersihan misalnya karena sering lupa cebok setelah pipis atau berhubungan seks.

Kurang banyak minum air putih juga bisa menjadi penyebab ISK, karena daya tahan tubuh terhadap infeksi cenderung melemah saat kruang cairan. Selain itu, banyak minum bikin banyak kencing dan sekaligus bisa membilas kuman-kuman yang hinggap di sepanjang saluran kemih.

3. Peradangan vagina

Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Vaginistis atau radang vagina bisa dipicu oleh infeksi kuman, atau reaksi alergi terhadap bahan-bahan tertentu. Infeksi yang paling sering menyebabkan radang di bagian ini antara lain Tricomoniasis, Vaginosis Bakterial dan infeksi jamur Candidiasis.

Yang jelas, vaginistis sangat mengganggu karena bisa menyebabkan gatal-gatal hingga iritasi. Pengobatannya tentu disesuaikan dengan penyebabnya, kalau infeksi maka butuh antibiotik sedangkan kalau alergi maka harus dijauhkan dari pemicunya.

4. Herpes kelamin

Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Infeksi herpes kelamin termasuk salah satu infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak aman. Penyebabnya adalah herpes simplex virus (HSV), khususnya HSV-2 yang bisa juga menular melalui sekret atau lendir yang dikeluarkan dari mulut.

Ciri yang mudah dikenali adalah kulit melepuh di sekitar mulut kemaluan dan sekitarnya, termasuk di sekitar anus dan disertai panas atau demam. Pada tahap awal kadang tidak menimbulkan gejala tetapi sudah bisa menularkan ke pasangan seksualnya.

6. Kanker serviks

Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Sama seperti kutil kelamin, kanker serviks atau kanker leher rahim juga dipicu oleh HPV meski jenisnya agak berbeda. Jika kutil cuma menyebabkan rasa tidak nyaman, kanker serviks bisa sangat fatal karena termasuk jenis kanker paling mematikan bagi perempuan.

Pencegahan kanker serviks bisa dilakukan dengan vaksin maupun skrining secara teratur. Perempuan berisiko tinggi perlu lebih sering melakukan skrining, antara lain kalau aktif secara seksual sejak usia terlalu dini atau sering gonta-ganti pasangan seksual.

7. Infeksi menular seksual lainnya

Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Sebagai organ terluar dari sistem reproduksi perempuan, vagina juga menjadi pintu gerbang masuknya berbagai infeksi menular seksual (ISK). Sifilis atau raja singa, gonnorhea atau kencing nanah hingga infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) bisa menular lewat hubungan seks yang tidak aman misalnya gonta-ganti pasangan dan tidak memakai kondom.

8. Vaginismus

Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Gangguan yang dicirikan dengan kejang spontan pada otot-otot vagina ini tidak menular dan bukan disebabkan oleh kurangnya kebersihan organ intim kewanitaan. Kadang lebih banyak dikaitkan dengan faktor kejiwaan, karena sering terjadi ketika terlalu gugup dalam bercinta.

Meski tidak menular, gangguan ini sangat mempengaruhi kualitas kehidupan seksual. Hubungan seksual akan terasa menyakitkan, sulit dinikmati dan bahkan pada kasus ekstrem, vagina saking tegangnya tidak bisa dimasuki oleh pasangannya, yakni penis.
Halaman 5 dari 8
(mer/vta)

Berita Terkait