Ini Gangguan Saluran Kemih yang Sering Terjadi Pada Wanita

Ini Gangguan Saluran Kemih yang Sering Terjadi Pada Wanita

- detikHealth
Jumat, 06 Sep 2013 10:49 WIB
Ini Gangguan Saluran Kemih yang Sering Terjadi Pada Wanita
Foto: Ilustrasi/ Thinkstock
Jakarta - Gangguan saluran kemih memang sering terjadi pada pria yakni terganggunya prostat pada pria atau bahkan kanker prostat. Namun, wanita juga bisa saja mengalami gangguan saluran kemih, terutama bagi yang sudah berusia lanjut.

"Paling sering adalah infeksi saluran kencing dan sulit menahan buang air kecil. Gangguan ini biasanya bisa dideteksi dengan mudah melalui tes urine atau USG," kata Dr Tan Hun Hoe, spesialis urologi di Mount Alvernia Hospital, Singapura, dalam Talkshow 'Kenali Masalah Saluran Kemih dan Bagaimana Meningkatkan Kesehatan Seksual Anda' di Belezza Shopping Arcade, Jl Letjen Soepono, Permata Hijau, Jakarta, Jumat (6/9/2013).

Biasanya, nanti dokter akan melihat apakah ada abnormalitas pada saluran kemih si pasien, atau adanya sumbatan di saluran kencing, dan bahkan indikasi batu ginjal atau kanker.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Dr Tan, khusus masalah sulit menahan buang air kecil biasanya disebabkan karena wanita melahirkan banyak anak. Untuk menanganinya, maka bisa dilakukan salah satu terapi yakni memperbanyak latihan untuk memperkuat otot-otot di bagian vitalnya misalnya senam kegel.

"Penyebab lainnya bisa karena kondisi kandung kemihnya yang tidak stabil. Penanganannya bisa dengan obat. Tapi, bisa saja ditangani dengan operasi," imbuh Dr Tan yang saat itu mengenakan setelan jas berwarana hitam.

Operasi akan dilakukan jika memang wanita yang mengalami gangguan tersebut sudah melahirkan banyak anak dan merasa sangat kesulitan mengontrol frekuensi buang airnya. Operasi bisa dilakukan melalui memberi suntikan tertentu, membuka saluran kemih, atau bahkan sampai melakukan operasi besar.

Diakui Dr Tan, masalah saluran kemih pada wanita memang kerap terjadi ketika menginjak umur 50 tahun atau lebih. Hal ini diakibatkan karena ketidakstabilan kandung kemihnya.

"Umur memang mempengaruhi, dan untuk itu harus dilakukan urodynamic testing," kata dokter berkacamata ini.

Menurut Dr Tan, tubuh manusia bisa dibilang unik. Saat usia muda, produksi urine oleh ginjal banyak saat pagi sampai sore dan ketika malam produksi urine berkurang hingga 50 persen. Sebaliknya, saat tua, produksi urine sepanjang hari sama atau bahkan ketika malam hari jumlah urine makin banyak. "Untuk itu, solusinya bisa dengan mengurangi jumlah minum," ujar Dr Tan.

Dalam sehari, rata-rata tubuh manusia memproduksi 1,5 sampai 2 liter urine. Sebagai penggantinya, maka harus minum air dua hingga tiga liter sehari. Namun, Dr Tan menegaskan untuk minum air putih.

"Jangan minum teh atau kopi karena itu justru membuat kita merasa haus dan dehidrasi. Lebih baik minum air putih, karena air putih sudah pasti sehat," tandas Dr Tan.


(vit/vit)

Berita Terkait