Jangan Remehkan Nyeri Perut Saat Haid, Bisa Jadi Endometriosis

Jangan Remehkan Nyeri Perut Saat Haid, Bisa Jadi Endometriosis

- detikHealth
Kamis, 19 Sep 2013 16:28 WIB
Jangan Remehkan Nyeri Perut Saat Haid, Bisa Jadi Endometriosis
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Jakarta - Nyeri perut saat hari pertama datang bulan dirasakan oleh banyak wanita, sampai-sampai kondisi tersebut dianggap wajar. Padahal, tidak semua nyeri perut saat haid adalah normal, bisa jadi merupakan gejala penyakit endometriosis.

"Kalau haidnya sakit (perut), jangan tunggu-tunggu. Jangan anggap enteng (sakit perut saat haid), itu bisa jadi endometriosis," jelas Prof. Dr. dr. Ali Baziad, SpOG(K), Kepala Divisi Endokrinologi Reproduksi, Departemen Ilmu Kebidanan dan Kandungan FKUI/RSCM.

Hal ini disampaikannya dalam acara Konferensi Pers 'Terobosan Terbaru: Bebas Nyeri Endometriosis!' di Hotel Le Meridien, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (19/9/2013).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Endometriosis merupakan penyakit kronik di mana jaringan endometrium yang terdapat di dalam rahim (uterus) ditemukan tumbuh di tempat lain dalam tubuh. Jaringan ini membentuk lesi endometrium yang sangat sering ditemukan pada indung telur dan semua organ di dalam panggul wanita.

Gejala umumnya adalah nyeri panggul kronis, nyeri menstruasi, nyeri saat bersanggama atau nyeri saat buang air besar. Yang paling khas adalah rasa sakit hebat di perut bagian bawah pada masa menstruasi. Maka itu, jangan pernah sepelekan nyeri perut saat sedang haid.

"Paling banyak terjadi pada remaja. Apa tandanya? Saat menstruasi hari pertama sakit perut parah, guling-guling, mual muntah, sakit kepala. Tapi pada hari kedua ketiga dan keempat sudah hilang," ujar Prof Ali, yang juga merupakan Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI).

Gejala endometriosis biasanya sudah bisa terjadi pada saat remaja putri pertama kali mendapatkan menstruasi. Bila tidak segera diobati, nyeri haid endometriosis akan semakin parah dan ukurannya terus membesar hingga si penderitanya kesulitan mendapatkan keturunan.

Bagaimana membedakan nyeri haid biasa dengan nyeri haid endometriosis?

"Kalau karena endometriosis, rasa nyerinya mendalam. Nyeri terasa sehari sebelum mens dan puncaknya pada hari pertama menstruasi. Pada akhir mens juga terasa sakit lagi. Nah, ini patut dicurigai endometriosis," jelas Dr. Andon Hestiantoro, SpOG(K), Kepala Divisi Imunoendokrinologi Reproduksi, Departemen Ilmu Kebidanan dan Kandungan FKUI/RSCM.

Memang tidak semua rasa nyeri saat haid merupakan gejala endometriosis. Pada penderita endometriosis, nyeri haid biasanya terasa sangat menyakitkan, sampai-sampai tidak bisa hilang sebelum mengonsumsi obat pereda nyeri. Perlu diwaspadai juga ketika darah haid yang keluar sangat banyak dengan masa haid lebih panjang.

Namun anehnya, tidak setiap kasus endometriosis selalu ditandai dengan gejala nyeri haid hebat. Bisa saja wanita yang tidak pernah mengalami nyeri saat haid, secara tidak sengaja didiagnosis endometriosis pada saat menjalani terapi kesuburan.

"Kalau anak umur 15 atau 16 tahun mengeluh sakit perut saat haid, orang tua perlu waspada. Sayangnya, orang di Indonesia masih banyak percaya mitos. Nyeri haid sering disepelekan karena dianggap akan hilang dengan sendirinya saat sudah menikah atau memiliki anak. Bayangkan kalau tidak diobati, yang tadinya (endometriosis) masih kecil malah dibiarkan hingga akhirnya terjadi perlengketan, kista dan sulit mendapat keturunan," tutur Prof Ali.




(mer/vta)

Berita Terkait