"Larva cacing bisa bermigrasi ke jaringan. Ada yang ke limfa atau ada juga yang di bawah kulit, sehingga membentuk nodul dan jadilah benjolan di mata atau jantung," papar Prof. dr. Supargiyono, DTM&H., SU., Sp.Par(K), Kepala Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, saat dihubungi detikHealth dan ditulis pada Rabu (25/9/2013).
Dilanjutkan oleh Prof Supargiyono, itulah sebabnya ada kasus pasien yang merasa ada sesuatu bergerak di bola matanya. Itu karena ada cacing filaria di cairan bola matanya. Kondisi ini bisa mengkhawatirkan jika ia sudah menimbulkan kista atau mengganggu organ tersebut. Bisa karena jumlah cacing atau jumlah telurnya yang banyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau masih baru bengkaknya masih bisa kembali, tapi kalau sudah lama kakinya keras," lanjut Prof Supargiyono.
Selain cacing filaria, cacing lain yang bisa berpindah-pindah di dalam tubuh adalah cacing pita. Menurut Prof Supargiyono, cacing pita bisa membentuk kista di otak dan orang yang mengalaminya bahkan bisa meninggal. Namun bergantung pada bagian otak mana yang diserang.
"Misalnya di bagian pusat pergerakan, ya bisa lumpuh atau bisa saja kejang-kejang. Mengatasinya bisa dengan diberi obat cacing. Tapi yang sulit adalah mendiagnosis adanya infeksi cacing. Sebab gejalanya kadang suka tidak terlihat, misalnya batuk-batuk, dikira hal biasa padahal dia cacingan," terang Prof Supargiyono.
Oleh sebab itu, jika anak atau Anda dicurigai mengalami cacingan, sebaiknya segera dikonsultasi ke dokter untuk memastikan apakah benar terkena penyakit cacingan agar tidak berkembang menjadi semakin parah.
(ajg/vit)











































