Pil dan Suntik, Kontrasepsi 'Terfavorit' di Indonesia

Pil dan Suntik, Kontrasepsi 'Terfavorit' di Indonesia

- detikHealth
Rabu, 25 Sep 2013 16:36 WIB
Pil dan Suntik, Kontrasepsi Terfavorit di Indonesia
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Berbicara mengenai reproduksi dan tingkat fertilitas wanita dalam kehidupan rumah tangga, program Keluarga Berencana (KB) dengan menggunakan alat kontrasepsi turut andil dalam menentukan jumlah anak yang dilahirkan tiap pasangan. Pada pasangan suami istri di Indonesia, kontrasepsi berupa suntik dan pil adalah yang paling sering digunakan.

"Metode yang paling banyak digunakan yaitu suntikan 32 persen, pil 14 persen, dan IUD atau spiral lima persen. Angka ini hampir sama dengan angka tahun 2007 dan 2002 sampai 2003. Berarti dalam satu dekade terakhir metode yang paling banyak dipakai adalah suntik dan pil," jelas Deputi Litbang BKKBN Dr Wendy Hartanto MA.

Pemaparan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 itu dipaparkan Dr Wendy dalam Temu Nasional Keluarga Berencana dalam Rangka Hari Kontrasepsi Sedunia 2013 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (25/9/2013).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengetahuan masyarakat Indonesia tentang kontrasepsi sudah tinggi. 98 Persen wanita umur 15-49 berstatus kawin dan 94 persen pria umur 15-54 berstatus kawin mengetahui paling sedikit satu alat kontrasepsi," kata Dr Wendy.

Pemakaian kontrasepsi juga meningkat sejalan dengan tingkat pendidikan wanita, meskipun ada juga wanita yang menolak menggunakan alat kontrasepsi. Empat puluh persen wanita tidak menggunakan alat kontrasepsi dengan alasan fertilitas (seperti tidak subur dan menopause).

Sedangkan alasan 23 persen wanita yang menolak kontrasepsi karena efek samping, kesehatan, kurang akses, dan biaya mahal.

Secara umum wanita Indonesia memiliki tingkat fertilitas 2,6 yang berarti mereka rata-rata melahirkan 2,6 anak selama hidupnya. Di daerah pedesaan tingkat fertilitasnya lebih tinggi dibanding wanita di perkotaan. Tingkat fertilitas wanita di pedesaan 2,8 sedangkan di perkotaan 2,4.

"Tingkat fertilitas juga dipengaruhi oleh kuintil kekayaan. Wanita dengan kuintil kekayaan terendah memiliki tingkat fertilitas lebih tinggi dibanding kuintil kekayaan tertinggi yakni 3 dan 2,7 anak per wanita," kata Dr Wendy.

Di Indonesia, wanita di Papua Barat dan Sulawesi Barat memiliki jumlah anak tertinggi dengan rata-rata 3,7 anak dan 3,6 anak dibanding daerah lainnya. Sedangkan daerah yang sudah mencapai tingkat fertility replacement adalah DIY dengan jumlah 2,1 anak per wanita.

(vit/mer)

Berita Terkait