Tren ini sedang ramai dilakukan remaja di Amerika. Menanggapi hal ini, para ahli mengatakan apa yang remaja lihat sebagai bentuk tubuh ideal yang sebenarnya sulit diwujudkan, sebenarnya adalah masalah harga diri yang bisa menyebabkan gangguan makan, depresi, dan bahkan bunuh diri.
Di sosial media seperti Tumblr, Facebook, dan Pinterest, banyak foto thigh gap yang diunggah. Foto tersebut berupa close-up kaki mereka yang sangat kurus dan dikatakan oleh para gadis muda itu sebagai bentuk keberhasilan mereka. Atau ada pula yang justru meratapi kegagalannya membuat thigh gap tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bersama kita bisa mencapai ukuran nol dengan celah paha yang indah dan perut rata. Bersama kita bahagia dan akhirnya mengatakan bahwa kita mencintai tubuh kita," tulis pengguna Tumblr yang lainnya. Sementara itu, Elleskyyy mengatakan bahwa ia merasa lebih baik ketika menyadari sudah memiliki celah di pahanya.
Pengguna lain yang memakai nama 'starving for perfection' mengeluhkan kondisi tubuhnya yang biasa-biasa saja dan tidak mempunya celah di paha, dengan menulis, "Fatfatfatfat".
Diakui para ahli, obsesi dengan bentuk kaki bukanlah hal baru. Tapi, obsesi ini secara dramatis sudah diperkuat situs media sosial yang mempengaruhi 24/7 kehidupan remaja. Psikolog klinis, Barbara Greenberg, mengingatkan bahwa celah paha bagi wanita adalah angan-angan, bahkan melalui diet dan olahraga.
"Kebanyakan wanita tidak dibangun untuk mempunyai ruang di antara paha mereka. Ini adalah masalah struktur tulang di mana mayoritas perempuan tidak mempunyai itu," jelas Barbara, seperti ditulis Asia One, Kamis (2/10/2013).
Bagi remaja, melakukan yang disebut Barbara 'obsesi realitas' bisa berbahaya karena tekanan pada diri mereka meningkat. Akibatnya, mereka bisa depresi, mengalami gangguan makan yang parah, bisa menyebabkan kerusakan otak serta tulang yang berkepanjangan, bahkan bunuh diri.
Barbara mengatakan bahwa kelaparan akibat diet dan membenci diri sendiri merupakan topik umum terkait celah paha yang dibahas remaja putri di sosial media. "Kemarin aku makan 380 kalori, tapi permen membuat kaloriku beralih ke 650. Gemuk. Ya Tuhan biarkan aku kurus," tulis remaja Jerman, Anastasia, di Tumblr.
Dilaporkan AFP, WHO merekomendasikan asupan harian sekitar 2.500 kalori untuk mendukung kebutuhan energi seorang gadis remaja yang sedang memasuki masa pertumbuhan.
(vit/up)











































