Bahkan Stephanie Walker mengaku kerap terbangun dalam keadaan bersimbah darah layaknya berada di film horor atau thriller. Ternyata wanita berusia 22 tahun ini seringkali melukai dirinya sendiri saat tidur dan terbangun penuh luka, mulai dari goresan kecil hingga luka yang cukup besar dan meninggalkan genangan darah di kasurnya.
Malam-malam horor ini dimulai ketika Stephanie berusia 19 tahun, saat ia tengah berjuang keras untuk bisa menghadapi patah hati yang baru saja dialaminya. Luka serius hampir dapat ditemukan di tubuh Stephanie setiap minggunya dan ia sempat berpikir tak ada yang bisa ia lakukan untuk menghentikan kebiasaan anehnya itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sang ibu, Lynn pun mengajak putrinya untuk menemui dokter. Awalnya dokter mengira Stephanie suka melukai dirinya sendiri saat ia terbangun. Kemudian dokter meminta Stephanie menjalani konseling dan dianalisis hingga memberinya obat tidur khusus yang mampu mencegah Stephanie bergerak meski sedang tertidur.
Tapi itu tak efektif dan justru membuat Stephanie makin tertekan. Hingga akhirnya tim dokter mengirimnya untuk menjalani salah satu bentuk hypnotherapy yang disebut dengan terapi tidur (sleep therapy), dan itu membuat Stephanie mulai merasakan perbedaan
"Saya memiliki sesi khusus dengan seorang terapis tidur dan konselor. Dalam keadaan terbangun, terapis itu mencoba fokus pada tingkat stres saya dan membuka-buka kembali memori saya tentang kebiasaan mencederai diri sendiri dalam tidur tersebut. Menakutkan ketika mengetahui tubuh saya bereaksi seperti itu karena saya tak menyadari tekanan yang saya rasakan saat itu," tutur Stephanie seperti dilansir Daily Mail, Kamis (31/10/2013).
Setelah menjalani beberapa sesi, Stephanie akhirnya merasa lebih rileks. Meskipun ia masih melukai dirinya sendiri dalam tidur, tapi cederanya tak terlalu parah.
"Ini benar-benar berhenti setelah saya dan kekasih saya sekarang, Matt Daniels menjadi dekat kembali. Kami telah bersahabat sejak usia saya 16 tahun tapi saya sempat kehilangan kontak dengannya ketika berusia 19-21 tahun," imbuhnya.
Stephanie juga merasakan kondisinya membaik karena pekerjaan tetap yang dimilikinya sekarang dan hubungan yang stabil dengan Matt.
Sebelum diterapi, Stephanie mengaku kerap menggunakan pisau untuk melukai kedua kakinya dalam tidur. "Awalnya saya tak tahu apa yang terjadi. Saya tahu tak mungkin ada orang masuk ke kamar saya malam-malam. Jadi satu-satunya penjelasan rasional adalah saya melukai diri sendiri. Ini benar-benar mengerikan," katanya.
Tapi yang paling dikhawatirkan oleh Stephanie adalah aktivitasnya di malam hari itu bisa saja mendorongnya untuk menyakiti ibunya Lynn (52), ayahnya Peter (54) ataupun adiknya Michael (23).
"Mungkin saya terbangun dari tidur dan berkeliaran di dalam rumah untuk mencari benda-benda tajam seperti pisau lalu menyakiti diri saya sendiri. Tapi saya tak tahu kapan saya melakukannya," ujar Stephanie.
Namun Stephanie yang berasal dari Leeds, UK ini kini mengaku tak pernah cedera lagi dalam setahun belakangan. Minggu ini ia akan pindah ke apartemennya sendiri dan ia yakin kebiasaan melukai diri sendiri saat tidur yang dimilikinya dulu sudah benar-benar hilang. Tak lupa proses pemulihan ini mungkin takkan berhasil jika tanpa dukungan dari kekasihnya, Matt (23).
Stephanie bahkan menutupi bekas luka di kaki kanannya dengan tato karakter Jack dan Sally dari film The Nightmare Before Christmas yang berwarna-warni.











































