Ingin Berhenti dari Ketergantungan Obat. Bagaimana Caranya?

Ingin Berhenti dari Ketergantungan Obat. Bagaimana Caranya?

Suherni Sulaeman - detikHealth
Selasa, 12 Nov 2013 15:16 WIB
Ingin Berhenti dari Ketergantungan Obat. Bagaimana Caranya?
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Jakarta - Bagaimana cara mengatasi ketergantungan obat-obatan soalnya kalau dalam jangka tiga hari saya tidak mengkonsumsi saya merasa mual, sakit kepala, pusing dan lemas. Tolong sarannya soalnya saya sudah mau berhenti untuk mengkonsumsi obat-obatan. Terimakasih.

Akbar (Pria lajang, 22 tahun)
akbarXXXXX@gmail.com
Tinggi badan 166 cm, berat badan 75 kg

Jawaban

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dear Akbar, terimakasih atas kepercayaannya kepada kami.

Sebelum menjawab, saya mau konfirmasi terlebih dahulu, apakah yang dimaksudkan dengan frase atau pernyataan 'ketergantungan obat-obatan' itu? Boleh tahu detail nama dari obat-obatan yang Akbar konsumsi? Adakah obat, jamu, atau (multi)vitamin lain yang juga Akbar konsumsi, mengiringi (sebelum atau setelah) konsumsi obat-obatan tersebut?

Kalaulah benar yang dimaksudkan adalah obat-obatan yang diresepkan oleh dokter maka, rekomendasinya sebagai berikut:

1. Berkonsultasi dan berkomunikasilah ke dokter yang telah memberikan obat tersebut. Boleh jadi apa yang sedang Akbar rasakan sekarang adalah efek samping dari obat itu.

2. Hindari untuk langsung tidak minum obat sama sekali.

3. Sebelum langsung memutuskan untuk berhenti minum obat, sebaiknya Akbar menurunkan dosisnya secara bertahap, selama beberapa hari, barulah berhenti. Tentunya sesuai rekomendasi dokter.

4. Bila Akbar mencari sumber informasi tentang obat (meliputi: efek samping, dosis, kegunaan/khasiat, dsb) itu di internet, maka perhatikanlah kredibilitas situs dan penulisnya. Oh iya, hindari pula meminta informasi dari sumber-sumber yang tidak berkompeten, terlebih dari hanya bersumber 'katanya'.

5. Tingkatkan dan tanamkan di dalam diri kebiasaan pola hidup sehat dan seimbang, jasmani dan ruhani, dunia dan akhirat.

Kalaulah yang dimaksudkan Akbar itu adalah drug(s) addiction, maka berikut ini solusinya:

1. Secepatnya bertaubat dan segera berhenti konsumsi 'obat-obatan' itu. Ingatlah bahwa masa depan Akbar masih panjang dan kehidupanmu ada di tanganmu sendiri. Apa yang Akbar lakukan atau putuskan sekarang akan berpengaruh terhadap hidupmu di masa mendatang.

2. Tiada kata terlambat. Biarlah yang berlalu itu berlalu. Ambillah hikmah. Bersikaplah amanah. Janganlah menyerah. Segeralah melangkah. Sambutlah masa depan nan cerah.

3. Bila masih memerlukan sahabat untuk curhat, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada Allah melalui ibadah, atau ahlinya, dalam hal ini boleh ke dokter, psikiater, psikolog, dan ke pemuka agama.

4. Bila berkonsultasi ke dokter, maka untuk mengatasi 'ketergantungan obat' ini, dokter akan memberikan benzodiazepin untuk mengatasi cemas dan insomnia (tidak bisa tidur), atau barbiturat sebagai solusi mengatasi gelisah, jengkel, dan gejolak emosi, atau memberikan golongan narkotik bila ada nyeri. Tentu semua diberikan dokter sesuai indikasinya.

5. Milikilah motivasi yang kuat di dalam diri sendiri untuk berhenti dan segera berubah menjadi lebih baik. Sibukkanlah diri dengan berbagai hobi atau kegiatan yang edukatif, positif, dan produktif. Bergaullah dengan sahabat serta komunitas yang bisa lebih mendekatkan Akbar ke kehidupan akhirat dan Allah. Bacalah beragam buku sejarah, hikmah, dan motivasi. Sempatkanlah pula minimal 15 menit setiap harinya untuk memelajari, merenungi ayat-ayat di dalam kitab suci, untuk menjadi pegangan dan pedoman di kehidupan sehari-hari.

Demikian penjelasan kami, semoga memberikan solusi.

Salam sehat dan sukses selalu.

Dokter Dito Anurogo
Dokter online (dokter digital), konsultan detik.com, pemerhati hematopsikiatri, penulis 13 buku. Saat ini mengabdi dan berkarya di Neuroscience Department, Brain Circulation Institute of Indonesia, Surya University (BCII SU), Indonesia.

(hrn/vta)

Berita Terkait