Dulu Kematian Ibu Melahirkan Didominasi Pendarahan, Sekarang Hipertensi

Dulu Kematian Ibu Melahirkan Didominasi Pendarahan, Sekarang Hipertensi

- detikHealth
Kamis, 14 Nov 2013 17:34 WIB
Dulu Kematian Ibu Melahirkan Didominasi Pendarahan, Sekarang Hipertensi
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Jumlah ibu yang meninggal dunia saat berjuang melahirkan buah hatinya di Indonesia, ternyata dari tahun ke tahun masih jauh dari target yang ingin dicapai. Sementara target pemerintah sekaligus target MDGs adalah 102 kasus dari 100.000 kelahiran, di Indonesia masih ada sekitar 359 ibu yang meninggal dari 100.000 persalinan.

Demikian data yang dirilis SDKI pada tahun 2012. Begitu pula angka kematian bayi. Sementara target pemerintah dan tuntutan MDGs adalah 23 kematian per 100.000 kelahiran, yang terjadi di Indonesia adalah 32 kasus per 100.000 kelahiran.

"Kalau dulu kematian ibu mayoritas disebabkan oleh pendarahan saat melahirkan. Sekarang sudah bergeser, yaitu disebabkan kehamilan dengan hipertensi. Oleh karena itu, selalu kontrol tensi dan jantung selama hamil," sebut Dr. dr Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H., MARS., Penasehat Ditjen Bina Gizi dan KIA Koordinator Pleaksana MDGs Bidang Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dalam Kongres XV Ikatan Bidan Indonesia, di Puri Agung Hotel Grand Sahid Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Kamis (14/11/2013).

Menurut Slamet, sebenarnya banyak hal lain yang mempengaruhi masih tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia, khususnya dari pihak pemberi layanan kesehatan. Salah satu di antaranya adalah akses pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi yang belum dapat dikatakan baik untuk beberapa daerah. Selain itu, menurut Slamet, upaya preventif dan promotif untuk menekan angka kematian ibu dan bayi dinilai belum optimal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rendahnya pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang juga menjadi penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi. Kemudian pelayanan KB (keluarga berencana) berlum terjangkau secara merata di seluruh Indonesia. Ditambah lagi dengan masih tingginya angka kasus melahirkan usia remaja, usia 15-19 tahun," tutur Slamet.

Menyikapi hal tersebut, imbuh Slamet, pihak pemerintah memiliki beberapa rencana strategis untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. Upaya ini akan diterapkan pada beberapa provinsi yang diprioritaskan, antara lain: Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Pertimbangan pemilihan tersebut didasarkan pada angka kematian ibu dan bayi, jumlah penduduk yang tinggi, ketersediaan tenaga kesehatan yang cukup, dan lainnya.

(vit/up)

Berita Terkait