"Bu, masak tadi di sekolah aku nggak bisa ikat rambut. Tangan kiriku mati rasa," ungkap Avi seperti ditirukan Yati.
Ternyata itu pula yang membuat Avi terpaksa meninggalkan sepeda motornya di tengah perjalanan pulang. Tangannya mendadak kebas dan mati rasa. Di hari itu juga, rasa kebas yang Avi rasakan menjalar ke bagian tubuhnya yang lain, bahkan hingga membuat napasnya sesak. Ia pun segera dilarikan ke Rumah Sakit Bintaro oleh Yati. Malam itu dokter menyatakan Avi kritis dan harus bermalam di ICU.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak hari itu selama dua bulan, Avi dirawat di RS Bintaro. Hingga hari ini tak sedikit biaya yang Yati habiskan untuk pengobatan Avi. Beruntung perusahaan BUMN tempat ayah Avi bekerja, bersedia menanggung sebagian biayanya sehingga meringankan beban keluarga Yati.
"Sembilan hari pertama di rumah sakit, Avi sudah menghabiskan sekitar Rp 300-an juta. Karena ada obat yang kemasannya botolan, per botol harganya Rp 3 juta. Nah, sehari Avi habis 15 botol selama 5 hari," kisah Yati saat dihubungi detikHealth pada Selasa (19/11/2013).
Kini Avi dirawat di rumah. Menurut penuturan Yati, Avi mengikuti program homecare, yaitu perawatan di rumah dengan peralatan medis yang dipinjamkan. Setiap hari, Yati merawat Avi dengan bantuan seorang suster dari rumah sakit. Dokter pun selalu rutin mengunjungi Avi, tiga kali dalam sepekan.
"Di kamarnya ada ventilator, oksigen konsentrat, tabung oksigen, alat suction, alat deteksi denyut jantung, dan banyak lagi. Kamarnya sudah seperti ICU, dipasangi alat-alat begitu," kisah Yati.
Setiap kali dokter berkunjung, Avi menjalani berbagai rangkaian terapi untuk melatih kembali otot dan sendi tubuhnya. Yati bersyukur, saat ini Avi memang belum bisa mengangkat kedua tangannya, juga sudah bisa berjalan meski masih tertatih dan sesekali berpegangan.
"Kata dokter, Avi memang bisa sembuh dan sehat seperti semula. Tapi tidak akan total, akan bersisa. Tulang belakangnya akan sedikit bungkuk," tutur Yati.
Pihak kantor ayah Avi dan rumah sakit sepakat untuk mengakhiri program homecare yang Avi jalani pada 25 November mendatang dan akan menarik alat-alat medis serta suster dari rumah Avi. Apabila kondisi Avi masih membutuhkan bantuan peralatan medis, maka Yati harus membayar sendiri biaya peminjaman alat-alat tersebut. Selain itu, Yati juga harus mencari suster baru atau belajar mengurus sendiri kebutuhan Avi.
"Kalau memandikan Avi sudah biasa. Tapi saya juga harus bisa merawat peralatan yang menempel di tubuh Avi, suction atau menyedot lendir di pernapasan Avi, dan lain-lain lagi," sebut Yati.
Yati selalu berharap anak gadisnya yang tahun depan akan masuk bangku kuliah itu, dapat segera sehat seperti sedia kala. Nah, bagi Anda yang ingin membantu secara finansial, memberi saran, atau sekadar mengunjungi Avi, silakan menuju alamat berikut: Jl Otista Raya no. 137, RT 01 RW 011, Pasak Tinggi, Ciputat. Sekecil apapun bantuan Anda, akan sangat berarti bagi Avi.
(vit/up)











































