Mainan untuk Bikin Anak Kreatif Tidak Harus Mahal

Asah Kreativitas dengan Mainan

Mainan untuk Bikin Anak Kreatif Tidak Harus Mahal

- detikHealth
Rabu, 20 Nov 2013 13:02 WIB
Mainan untuk Bikin Anak Kreatif Tidak Harus Mahal
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta - Untuk membuat anak menjadi kreatif, orang tua harus pintar-pintar memberikan stimulasi, salah satunya melalui mainan yang dapat mendidik. Tak harus mahal, mainan terbuat dari kayu, kertas dan benda-benda di sekitar saja sudah bisa membuat anak Anda jadi lebih kreatif.

Agar anak menjadi kreatif dan pintar, otaknya perlu dirangsang sejak dini. Ada banyak cara yang dapat dilakukan, mulai dari memperdengarkan musik, membacakan dongeng, hingga memberikan berbagai mainan yang mengasah kemampuan otaknya.

"Nggak perlu mahal, cuma dari kayu aja bisa kok kita jadikan mainan atau alat untuk menulis di tanah seperti itu bisa," tutur Roslina Verauli, M.Psi, psikolog anak dan keluarga dari RS Pondok Indah, saat berbincang dengan detikHealth, seperti ditulis pada Rabu (20/11/2013).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mainan untuk stimulasi juga bisa dibuat sendiri dengan menyediakan kertas bekas yang nantinya dapat dibentuk menjadi sesuatu yang baru oleh si anak, atau melipat-lipat kertas origami.

Vera juga mengatakan bahwa kreativitas tak melulu harus dirangsang melalui mainan. Stimulasi di lingkungan tempat ia tumbuh juga berperan dalam merangsang otaknya.

"Apakah lingkungan si anak kaya stimulasi, dalam artian dia diberi macam-macam permainan atau sesuatu yang bisa dia eksplor, dia gali dan dia kembangkan, misalnya itu tadi kertas warna-warni dan berbagai bentuk bangun ruang," tambah Vera.

Selain dari kertas dan kayu, stimulasi juga bisa diberikan melalui hand puppet yang dibuat dengan kaus kaki yang kemudian ditempel dengan manik-manik, pita, atau ditempel kertas untuk jadi kumis atau jenggot. Bisa juga dengan menghias bando dengan pita atau gambar yang bagus untuk mempercantik penampilan anak perempuan.

"Atau memasukkan manik-manik yang dirangkai jadi kalung. Tapi harus dalam pengawasan orang tua, sebaiknya usia tiga tahun ke atas, karena takut tertelan sebab mengandung partikel yang sangat kecil," jelas Tika Bisono, MPsi, T.,Psi, psikolog dan dosen Universitas Mercubuana.


(mer/vit)

Berita Terkait