Setelah keluar dari RS, keadaan Jo memang membaik. Meskipun pada saat dirawat, dikhawatirkan dia akan meninggal dalam kurun 48 jam. Beruntung, kondisinya membaik meski sangat perlahan. Semenjak itu selama enam tahun, dia hanya bertahan hidup dengan air dan kacang polong.
Dikutip dari Mirror, Jumat (22/11/2013), di usia 17 tahun Jo memutuskan untuk bekerja di restoran cepat saji. Jo berpikir dengan bekerja di restoran, maka dia akan banyak melihat orang yang makan dengan lahap. Dia berharap hal itu bisa meningkatkan keinginannya untuk makan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia membantu saya melawan gangguan yang saya derita dan saya merasa bahagia lagi. Orang-orang sangat terkejut saat tahu saya dapat pekerjaan dan saya harus membuktikan bahwa saya bisa melawan gangguan itu," ucap Jo.
Tujuh bulan sejak itu, Jo dan Zoheb kemudian tinggal bersama di Solihull, West Mids. Para dokter mengatakan sangat mungkin terjadi kerusakan dalam tubuhnya akibat anoreksia, yang mana akibatnya menyulitkan Jo untuk menjadi seorang ibu.
Tapi perkiraan dokter salah. Suatu hari Jo merasakan ada sesuatu dalam perutnya, dan kemudian menyadari bahwa dirinya hamil. "Saya sangat senang. Untuk pertama kalinya saya merasa menerima alasan yang bisa diterima untuk menambah berat badan. Anoreksi tidak mengendalikan saya lagi," kata Jo.
Saat ini Jo sudah menjadi ibu dari dua anak yang cantik. Keberadaan buah hatinya itu semakin menguatkan tekad Jo untuk tidak membiarkan dirinya sakit lagi. Jo bahkan bergabung dengan kursus di perguruan tinggi, sementara sang suami masih bekerja di McDonald.
"Siapapun bisa menjadi anoreksia, dan itu bukan pilihan yang dibuat para gadis. Tapi cerita saya menunjukkan bahwa bisa ada akhir yang bahagia," ucap Jo.
(vit/up)











































