"Car seat menghadap ke belakang (rear-facing) 5 kali lebih aman daripada menghadap ke depan (forward-facing)," papar Febria Indra Hastati, S.Psi., M.Psi., Psikolog, CH., CHt, psikolog dari Brawijaya Woman and Children Hospital, dalam acara Talkshow 'Aman dan Nyaman Berkendara bersama si Kecil' di Brawijaya Woman and Children Hospital, Jl Taman Brawijaya, Kemang, Jakarta, dan ditulis pada Senin (2/12/2013).
Febri menjelaskan kepala bayi besarnya 25 persen dari keseluruhan tubuhnya. Dibandingkan orang dewasa yang hanya 6 persen, tubuh bayi harus menopang kepala yang 4 kali lebih berat dan lebih besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Punggung car seat yang menghadap ke belakang juga akan membuat kepala, leher dan torso bergerak bersamaan secara garis lurus, saat terjadi guncangan atau kecelakaan. Artinya, whiplash motion dapat dicegah secara total.
Selain menghadap ke belakang, car seat yang diperuntukkan bagi bayi dan anak di bawah usia 2 tahun sebaiknya juga diletakkan di bangku bagian tengah, bukan di dekat pintu mobil.
"Ini 43 persen lebih aman daripada car seat yang diletakkan di pinggir (pintu atau jendela mobil), saat terjadi kecelakaan dari samping," tutup Febri.
(mer/vta)











































